Senin, 11 September 2017

Taktik Mendikbud Meredam Para Sastrawan

Yohanes Sehandi *
Pos Kupang, 1 Agu 2017
         
MENTERI Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI, Muhadjir Effendy, mempunyai taktik tersendiri meredam sorotan dan kritikan para sastrawan Indonesia terhadap berbagai kebijakan kementeriannya di bidang pendidikan dan kebudayaan. Hal itu terjadi pada waktu Musyawarah Nasional Sastrawan Indonesia (Munsi) ke-2 yang berlangsung di Hotel Mercure Ancol, Jakarta, pada 18-20 Juli 2017.

Mendikbud Muhadjir yang seharusnya memberikan sambutan sekaligus membuka Munsi ke-2 pada Selasa, 18 Juli 2017, pukul 13.00, tidak hadir karena masih mengikuti acara penting di tempat lain. Akhirnya sambutannya dibawakan Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud, Dadang Sunendar. Diinformasikan bahwa Mendikbud akan memberikan pengarahan pada pukul 17.00.

Begitu Mendikbud mendapat giliran memberikan pengarahan, yang dilakukannya tidak seperti biasanya. Pertama, dia tidak menyapa sejumlah pejabat Kemendikbud yang hadir, tetapi langsung menyapa sejumlah peserta Munsi. Yang disapa, antara lain narasumber, seperti Ignas Kleden dan Radhar Panca Dahana, sejumlah sastrawan yang sudah berumur di atas 80 tahun, seperti L. K. Ara (sastrawan tua dari Aceh) dan Rusli Marzuki Saria (sastrawan yang juga purnawirawan TNI dari Sumatera Barat), sejumlah sastrawan bergelar profesor, seperti Abdul Hadi WM dan Suminto A. Sayuti, dan sastrawan nyentrik, seperti Sutardji Calzoum Bakhri, dan lain-lain.

Kedua, Mendikbud langsung membuka diskusi dengan para sastrawan, tanpa memberi pengarahan yang sebetulnya ditunggu-tunggu para sastrawan. Dia langsung pindah dari podium ke kursi sofa, yang kemudian ditemani Kepala Badan Bahasa, Dadang Sunedar, dan Ketua Panitia Munsi, Gufran Ali Ibrahim.

Inilah taktik Mendikbud Muhadjir menciptakan suasana rileks guna meredam gejolak para sastrawan yang bakat dasarnya memang tukang kritik. Suasana resmi dan tegang berubah menjadi santai dan kekeluargaan.

Beliau sepertinya tahu bahwa sastrawan selalu melihat persoalan dari sisi lain yang sering berbeda dengan cara melihat orang lain. Sastrawan mengkritik tanpa menjaga perasaan orang lain. Juga suka menyalahkan orang lain, terutama birokrasi pemerintah dan politisi. Tidak hanya itu. Kadang-kadang sastrawan juga bersikap cuek terhadap lingkungan sekitar, juga aneh dan nyentrik. Ada yang berpenampilan rapi, necis dan modis, ada yang biasa-biasa saja, ada yang awut-awutan. Ada yang rambut gondrong tak terurus, ada yang pakai sandal jepit, ada yang celana pendek. Ada pula yang pakai sarung dan agak kumal. Tapi, jangan lihat penampilannya, isi karya sastra mereka menghentak langit kesadaran akan manusia dan kemanusiaan. Karya sastra mereka dikenal luas dan dihapal para siswa dan mahasiswa.

Taktik Mendikbud Muhadjir yang tidak formal itu mengundang respon para sastrawan untuk mengajukan pertanyaan dan pernyataan, mengkritik dan menasihati, mengusulkan dan menyarankan. Yang bisa saya kemukakan di sini yang bersifat mengusulkan dan menyarankan kepada Mendikbud demi perkembangan sastra nasional Indonesia yang lebih baik, baik di tingkat nasional maupun di tingkat daerah.

Pertama, para sastrawan minta Mendikbud agar jangan hanya mengurus bidang pendidikan saja sampai lupa mengurus kebudayaan, padahal kebudayan jauh lebih luas cakupannya. Sejumlah sastrawan menilai pemerintah belum cukup cerdas menangkap esensi kebudayaan yang seharusya mendapat perhatian yang serius.

Kedua, para sastrawan minta Mendikbud untuk memperhatikan perkembangan sastra dan budaya di daerah, jangan hanya di pusat saja. Caranya, Dinas PPO di tingkat provinsi dan kabupaten/kota sering mengadakan berbagai jenis perlombaan bidang sastra yang mengikutsertakan para siswa dari SD dan SMP/MTs sampai SMA/MA/SMK, seperti lomba penulisan puisi/cerpen/drama, lomba pembacaan dan musikalisasi puisi, lomba pementasan drama dan monolog. Perlombaan itu dilakukan antara sekolah, kecamatan, dan kabupaten.

Ketiga, para sastrawan minta Mendikbud untuk membantu para penulis atau sastrawan di daerah-daerah. Caranya, Dinas PPO di tingkat provinsi dan kabupaten/kota membeli buku-buku sastra karya sastrawan yang ada di daerah, seperti buku-buku puisi, kumpulan cerpen, novel, buku dongeng, cerita rakyat, dan buku hasil kajian sastra. Buku-buku yang dibeli Dinas PPO itu dibagikan ke sekolah-sekolah dan perpustakaan-perpustakan daerah. Dengan cara itu maka budaya literasi yang menjadi tujuan utama gerakan literasi sekolah (GLS) yang digagas Kemendikbud dapat tercapai. Gairah menulis dan membaca akan terbentuk dan berkembang.

Keempat,  para sastrawan minta Mendikbud untuk menggali sastra-sastra daerah yang sangat kaya dengan kearifan lokal (local genius) di Indonesia. Sastra-sastra daerah ini diungkapkan dalam bahasa daerah masing-masing etnis. Kalau kegeniusan lokal ini digali dan disebarluaskan maka akan muncul kebinekaan sastra Indonesia yang tentu tidak dimiliki oleh bangsa-bangsa lain selain bangsa Indonesia.

Kelima, meminta Mendikbud agar pendidikan karakter tidak hanya pada level wacana, tetapi benar-benar dilaksanakan. Untuk itu perlu keteladanan, mulai dari orang-orang besar, para birokrat pemerintah dan politisi dari tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota sampai tingkat kecamatan, kelurahan/desa, dan para guru di sekolah-sekolah.

Sekitar satu setengah jam Mendikbud Muhadjir mendengar dengan setia semua pertanyaan dan pernyataan, kritik dan nasihat, usul dan saran para sastrawan. Setengah jam kemudian Mendikbud memberi jawaban atas berbagai hal yang dikemukakan. Dia berjanji agar apa yang menjadi harapan para sastrawan akan ditidaklanjuti, baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah, dalam hal ini  Dinas PPO provnsi dan Dinas PPO kabupaten/kota di seluruh Indonesia. “Saya mencatat semua masukan dan usul saran para sastrawan ini dan berjanji untuk menindaklanjutinya,” janji Muhadjir. Dia meminta agar sastrawan-sastrawan yang berada di daerah menjalin kerja sama dengan Dinas PPO setempat.

Munsi yang berlangsung selama tiga hari ini, dihadiri oleh 180 sastrawan yang berasal dari semua provinsi di Indonesia. Adapun kriteria peserta yang diundang adalah orang yang buku karya sastranya lolos dalam seleksi tim kurator yang dibentuk Panitia Munsi dari Badan Bahasa Kemendikbud RI, berupa buku kumpulan puisi, kumpulan cerpen, buku novel, buku drama, dan buku esai/kritik sastra.

Munsi ke-2 ini menghasilkan sepuluh rekomnedasi yang perlu ditindaklanjuti bebagai pihak yang terkait. Rekomendasi yang dirumuskan tim perumus dengan Ketua Ahmadun Yosi Herfanda dan Sekretaris Maman S. Mahayana, antara lain agar Badan Bahasa Kemendikbud menyelenggaraan Kongres Kesusasteraan sekali dalam lima tahun dan Musyawarah Nasional Sastrawan Indonesia (Munsi) sekali dalam tiga tahun. Rekomendasi lain adalah agar Badan Bahasa Kemendikbud memberikan penghargaan sastra secara berjenjang di tingkat nasional dan tingkat provinsi dan kabupaten/kota.

Para narasumber yang tampil dalam Munsi ke-2 ini adalah Ignas Kleden, Janet de Neefe, dan Radhar Panca Dahana yang mengupas tema “Sastra dan Kebinekaan,” Abdul Hadi WM, Suminto A. Sayuti, Rusli Marzuki Saria membahas tema “Tradisi, Proyeksi, dan Dialektika Sastra,” dan Riris K. Toha Sarumpaet, Seno Gumira Adjidarma, dan Ahmad Sahal  membahas tema “Kultur Etnik dalam Sastra Indonesia.” Sedangkan diskusi-diskusi kelompok dipimipin Ahmadun Yosi Herfanda diskusi tentang Pemberdayaan Komunitas Sastra, Yoseph Yapi Taum tentang Sastra Siber dan Alih Media, Yudhistira Massardi tentang Internasionalisasi Sastra Indonesia, Maman S. Mahayana tentang Riset Sastra, Eka Budianta tentang Fasilitasi Sastra, dan Free Hearty tentang Pengajaran Sastra.

Pementasan sastra selama dua malam diisi oleh para sastrawan dari berbagai daerah di Indonesia, berupa monolog, pembacaan puisi dan cerita pendek, dan musikalisasi puisi. Acara ini menarik perhatian para peserta Munsi karena penampilan para sastrawan yang memakau dan unik. Mereka menampilkan karya terbaik dan terindahnya. Mereka menampilkan diri benar-benar sebagai sastrawan nasional Indonesia yang tidak kalah dengan sastrawan-sastrawan lain dari berbagai negara di dunia. *

*) Peserta Musyawarah Nasional Sastrawan Indonesia
http://yohanessehandi.blogspot.co.id/2017/07/taktik-mendikbud-meredam-para-sastrawan.html

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Ginandjar Wiludjeng A. Junianto A. Kurnia A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.S Laksana A’yat Khalili Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Razak Abdul Rosyid Abdul Wahab Abdurrahman Wahid Abu Salman Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adam Chiefni Ade P. Nasution Adhitia Armitriant Adi Prasetyo Adrizas AF. Tuasikal Afriza Hanifa Afrizal Malna Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunyoto Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Baso Ahmad Faishal Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Naufel Ahmad Rofiq Ahmad S. Zahari Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ainul Fiah Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akhudiat Akmal Nasery Basral Alam Terkembang Alang Khoiruddin Alex R. Nainggolan Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Almania Rohmah Ami Herman Amien Wangsitalaja Aminah Aminullah HA.Noor Amir Sutaarga Anam Rahus Anata Siregar Andari Karina Anom Andina Dwifatma Andong Buku #3 Andre Mediansyah Andri Awan Anett Tapai Anggie Melianna Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Bae Anton Kurnia Anton Wahyudi Anwar Nuris Ardi Bramantyo Ardus M Sawega Arie MP Tamba Arie Yani Arief Joko Wicaksono Arief Junianto Ariera Arif Bagus Prasetyo Aris Kurniawan Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Asmaul Fauziyah Asti Musman Atafras Awalludin GD Mualif Ayu Wulan Sari Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Bagus Takwin Bahrul Ulum A. Malik Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Beno Siang Pamungkas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Bernando J Sujibto Berthold Damshauser BI Purwantari Binhad Nurrohmat Bobby Gunawan Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Burhanuddin Bella Camelia Mafaza Catatan Cerbung Cerpen Chairul Akhmad Chamim Kohari Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Zaini Ahmad D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahta Gautama Daisuke Miyoshi Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Danusantoso Dareen Tatour Darju Prasetya David Kuncara Denny Mizhar Denza Perdana Desi Sommalia Gustina Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dewi Indah Sari Dewi Susme Dian Sukarno Didik Harianto Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur Dipo Handoko Diyah Errita Damayanti Djoko Pitono Djoko Saryono Doddy Wisnu Pribadi Dody Kristianto Dody Yan Masfa Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dr Junaidi SS MHum Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Wiyana Dyah Ratna Meta Novia Dyah Sulistyorini Ecep Heryadi Eddy Pranata PNP Edeng Syamsul Ma’arif Eep Saefulloh Fatah EH Kartanegara Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendrawan Sofyan Eko Hendri Saiful Eko Windarto Elnisya Mahendra Elva Lestary Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Sulwesi Endo Suanda Eppril Wulaningtyas R Esai Evan Ys F. Moses F. Rahardi Fadlillah Malin Sutan Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Kurnianto Fanani Rahman Fanny Chotimah Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Febby Fortinella Rusmoyo Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Gabriel Garcia Marquez Galang Ari P. Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Gandra Gupta Ganug Nugroho Adi Gerson Poyk Ghassan Kanafani Gita Nuari Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunoto Saparie H.B. Jassin Habibullah Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Han Gagas Hanibal W. Y. Wijayanta Hardi Haris del Hakim Haris Saputra Harri Ash Shiddiqie Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Aspahani Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana HE. Benyamine Hendra Junaedi Hendra Makmur Heri CS Heri Latief Heri Listianto Herman RN Herry Lamongan Heru CN Heru Nugroho Hikmat Gumelar HL Renjis Magalah Hudan Nur Hujuala Rika Ayu Huminca Sinaga IBM. Dharma Palguna Ibnu Wahyudi Ida Farida Idris Pasaribu Ignas Kleden Ignatius Haryanto Iksan Basoeky Ilham Khoiri Imam Cahyono Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Ira Puspitaningsih Irfan Budiman Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Zulkarnain Ismail Marzuki Iva Titin Shovia Iwan Kurniawan Jabbar Abdullah Jafar Fakhrurozi Jalan Raya Simo Sungelebak Jamal D. Rahman Jamal T. Suryanata Javed Paul Syatha Jayaning S.A JILFest 2008 Jody Setiawan Johan Edy Raharjo Johannes Sugianto Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Juan Kromen Julika Hasanah Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Ka’bati Karanggeneng Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Keith Foulcher Kemah Budaya Panturan (KBP) Khansa Arifah Adila Khoirul Inayah Khoirul Rosyadi Khudori Husnan Ki Ompong Sudarsono Kirana Kejora Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia Korrie Layun Rampan Kostela Kritik Sastra Kukuh S Wibowo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie L.N. Idayanie Laili Rahmawati Lamongan Lan Fang Langgeng Widodo Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lely Yuana Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Liestyo Ambarwati Khohar Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lucia Idayanie Lukman A Sya Lutfiah Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Ismail M Thobroni M. Afifuddin M. Arwan Hamidi M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Luthfi Aziz M. Nurdin M. Yoesoef M.D. Atmaja M.S. Nugroho Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahmud Syaltut Usfa Mahmudi Arif Dahlan Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Martin Aleida Maruli Tobing Mas Ruscita Mashuri Masuki M. Astro Matroni Matroni Muserang Media: Crayon on Paper Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mia Arista Mia El Zahra Mikael Johani Misbahus Surur Misran Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan Much. Khoiri Muh. Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Aris Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun Muhammadun AS Muhidin M Dahlan Mujtahid Mujtahidin Billah Mukti Sutarman Espe Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik Munawir Aziz Musfarayani Musfi Efrizal Nafisatul Husniah Nandang Darana Naskah Teater Nelson Alwi Ni Made Purnamasari Nikmatus Sholikhah Nina Herlina Lubis Nina Susilo Ning Elia Noor H. Dee Noval Jubbek Novel-novel berbahasa Jawa Novelet Nunuy Nurhayati Nur Azizah Nur Hamzah Nur Kholiq Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Aini Nurul Anam Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Okty Budiati Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Otto Sukatno CR Oyos Saroso H.N. Pagan Press Pagelaran Musim Tandur Palupi Panca Astuti Parimono V / 40 Plandi Jombang Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Petrus Nandi Politik Politik Sastra Pradana Boy ZTF Pramoedya Ananta Toer Pramono Pringadi AS Prof Dr Fabiola D. Kurnia Prosa Puisi Puji Santosa Puji Tyasari Puput Amiranti N Purnawan Andra Purnawan Kristanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pustaka Ilalang Group PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Ng. Ronggowarsito Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Rahmat Kemat Hidayatullah Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rasanrasan Boengaketji Raudal Tanjung Banua Redland Movie Reiny Dwinanda Resensi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Ririe Rengganis Risang Anom Pujayanto Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Roso Titi Sarkoro Rozi Kembara Rukardi Rumah Budaya Pantura (RBP) Rusmanadi S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saiful Amin Ghofur Saiful Anam Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman S. Yoga Samsudin Adlawi Samsul Anam Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang KSII Santi Puji Rahayu Sapardi Djoko Damono Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra dan Kuasa Simbolik Sastra Jawa Timur Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil SelaSastra Boenga Ketjil #33 Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siti Khoeriyah Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputra Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Soegiharto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sri Weni Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudirman Sugi Lanus Sukron Ma’mun Sulaiman Djaya Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Supriyadi Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaf Anton Wr Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syarif Wadja Bae Sylvianita Widyawati TanahmeraH ArtSpace Tarmuzie (1961-2019) Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Presetyo Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tia Setiadi Tirto Suwondo Tita Tjindarbumi Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tosa Poetra Tri Nurdianingsih Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Ulul Azmiyati Umar Fauzi Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Usman Arrumy Utari Tri Prestianti Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W Haryanto W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wan Anwar Wawan Eko Yulianto Wawancara Wina Bojonegoro Wita Lestari Wong Wing King Wowok Hesti Prabowo Xu Xi (Sussy Komala) Y. Thendra BP Y. Wibowo Yanusa Nugroho Yasraf Amir Piliang Yayat R. Cipasang Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yopi Setia Umbara Yudhi Herwibowo Yudi Latif Yusri Fajar Yusuf Ariel Hakim Yuval Noah Harari Zacky Khairul Uman Zainuddin Sugendal Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zed Abidien Zehan Zareez Zhaenal Fanani Zubaidi Khan Zuniest