Sabtu, 13 April 2013

Di Ujung Lorong Buntu

Sunaryono Basuki Ks
Suara Karya, 16 Maret 2013

Pengakuan Seorang Tukang Sampah Kejadiannya? Begini. Seperti biasa di pagi buta itu aku sudah menelusuri jalan kota menuju kompleks perumahan yang sampahnya akan kukumpulkan. Kereta sampah yang dibuat dengan biaya proyek kebersihan kota beberapa tahun yang lalu, kuparkir di ujung lorong yang buntu dari kompleks perumahan itu.
Kereta sampah yang beroda dua, dinding bawahnya terbuat dari seng dan bagian atasnya terbuat dari anyaman kawat, sudah menemaniku beberapa tahun lamanya. Ban rodanya sudah beberapa kali kuganti atas biaya dari kas RT tempat kompleks perumahan itu berada, padahal kereta sampah ini juga aku pergunakan membuang sampah dari kompleks lain yang tidak punya tukang sampah. Tanpa kerja rangkap itu, sulit bagiku untuk menghidupi keluargaku.

Tentang penghuni kompleks? Penghuni kompleks ini selalu memerhatikan kesejahteraanku. Selain membayar iuran sampah setiap bulan, tak jarang pada pagi hari ini seseorang tiba-tiba keluar dari rumah, menyerahkan padaku baju atau kaos bekas, dan tak jarang sejumlah uang.Tidak banyak memang, tetapi sepuluh ribu rupiah atau dua puluh ribu benar-benar merupakan hiburan bagiku. Mereka tidak tahu bagaimana keadaan gubukku, berapa anakku atau apakah istriku bekerja. Andaikata mereka tahu bahwa anak-anakku sudah bersekolah semua, mungkin ada yang menyumbangku dengan sepasang sepatu bekas.

Situasi pagi itu? Sayang sekali pagi itu tidak ada yang membuka pintu. Aku mengumpulkan sampah dari satu bak sampah ke bak sampah yang lain dengan diam, tak ada salak anjing, tak ada suara yang menyapa. Maklumlah, pagi itu gerimis turun, dan udara agak dingin. Mungkin mereka sedang tidur, atau sedang salat subuh.

Dimana aku menemukan benda itu? Sebelum aku keluar dari gerbang kompleks, kulihat sebatang pipa paralon yang tergeletak di sisi gerbang.

“Wah, rejeki pagi-pagi,” kataku dalam hati. Di sisi gerbang, di dekat rumah di tepi jalan besar yang selalu dijaga petugas berseragam, aku menemukan pipa paralon itu. Menurutku, pipa ini sudah sengaja dibuang oleh pemiliknya, karenanya aku memungutnya. Aku memuatkannya ke dalam kereta sampahku. Nanti setelah sampah kubuang di tempat pemusatan pembuangan sampah, pipa paralon itu tentu saja tidak kubuang, tetapi akan kuambil dan siangnya akan kujual. Sedangkan sampah yang dibuang disitu berasal dari sejumlah tukang sampah di wilayah itu. Sekitar jam tujuh sebuah truk akan datang mengangkut sampah itu dan membawanya ke tempat pembuangan akhir sampah di luar kota. Terkadang tidak cukup sekali truk itu mengangkut sampah dari sana. Di tempat itu pagi-pagi sebelum sampah diangkut truk, sejumlah pemulung sudah giat mengais-kais rejeki di sana. Ada saja yang mereka pungut: potongan-potongan besi yang akan dikumpulkan pada pengepul khusus besi, kardus, bekas botol air mineral, semuanya bisa diuangkan. Namun aku memilih menjadi tukang smapah, bukan pemulung sampah.
Aku juga sering mengumpulkan karung bekas tempat beras dan kujual dengan harga beberapa rupiah. Lumayan.

Bagaimana hal itu terjadi? Aku sendiri tidak tahu tepatnya. Kalau tidak salah aku melintas di dekat tumpukan sampah yang dibakar. Tidak dekat sekali, tetapi tentu saja aku tidak bisa menghindar terlalu jauh dari kobaran api itu. Dan blur, tahu-tahu aku terjungkal entah berapa meter jauhnya. Rasanya tubuhku ditampar oleh tangan raksasa yang tak kelihatan.

Apakah aku tahu itu bom? Ah, tentu saja aku tak tahu. Aku hanya seorang tukang sampah. Bagaimana aku tahu itu bom? Dan bagaimana membuat bom? Kalau membuat petasan, dulu aku bisa. Aku menumbuk arang, kemudian mencampurnya dengan tumbukan belerang dan potas. Yah, sekedar bisa menyala, menerbangkannya ke udara dan berbunyi “sreeeeng”, sehingga kami sebut mercon sreng, dan bisa menghasilkan letusan kecil.

Laporan seorang anggauta kepolisian

Seperti biasa kami, maksudku aku dengan Briptu Eko, bertugas patroli berkeliling kota dengan mengendarai sepeda. Ini kebijakan komandan, patroli dengan sepeda motor menimbulkan bunyi.

Berpatroli dengan mengendarai sepeda mengingatku pada kakekku yang dulu bekerja sebagai polisi tahun lima puluhan dan kalau berpatoli mengendarai sepeda. Memang saat itu ada sepeda motor gandengan, namun itu diperuntukkan bagi para ajun inspektur atau inspektur yang kebanyakan sudah berkeluarga, dan dapat membawa anggauta keluarganya berkeliling kota di tempat duduk gandengan itu. Saat ini aku tidak bisa melihat sepeda motor seperti itu berseliweren di kotaku, aku hanya dapat menontonnya di layar TV saat menayangkan film mengenai perwira tentara Jerman yang sedang berpatroli.

Nah, sewaktu kami sedang asyik mengayuh sepeda tanpa bicara dan rasa kantuk sudah lewat karena sudah menjelang pagi, tiba-tiba kami mendengar suara ledakan itu. Terpaksa aku membuka mulut:
“Awas. Gawat. Ada bom meledak!”

Aku segera menelpon markas dan segera melajukan sepeda ke arah asal suara ledakan itu. Sampai di tempat kejadian kudapati orang berkerumun, dan beberapa rekan polisi juga sudah berada di situ. Kukuakkan kerumunan orang dan kelihatan seorang lelaki tergeletak di tanah.
“Sudah ada yang minta ambulans?” tanyaku pada rekan polisi yang sudah datang lebih dulu.

“Sudah!” dan saat itu kudengar suara sirene ambulans yang meraung-raung. Aku ingin menanyai lelaki yang terkapar itu, namun nampaknya dia tak sadarkan diri.

PENGAKUAN TUKANG SAMPAH YANG
DITANYAI POLISI DI RUMAH SAKIT (lanjutan)

Mungkin itu memang bom. Pasti ditujukan pada siapa? Aku tidak tahu. Oh, ya, apakah untuk Bapak Bupati? Aku ingat, pipa itu aku temukan di sisi pintu gebang masuk kompleks, dan rumah yang menghadap ke jalan raya dan selalu dijaga petugas berseragam itu adalah rumah yang disewa oleh pemerintah daerah untuk Bupati selama rumah untuk beliau sedang dibangun. Ya, ya, mungkin ditujukan pada beliau. Oh, aliran politikku? Aku tidak tahu, pak Polisi. Aku hanya tukang sampah. Waktu pemilu aku mendapat kaos gatis bergambar banteng PDIP dan juga kaos bergambar pohon beringin. Kan lumayan untuk kupakai gantian. Masih ada kaos-kaos lain. Oh, pak Bupati dari partai apa? Aku tak tahu. Oh, ya, kalau tidak salah dulu dicalonkan oleh PDIP. Apa beliau punya musuh? Mana aku tahu, pak Polisi?

Laporan media

Ini adalah cuplikan laporan media setelah terjadinya ledakan pipa paralon yang melukai seorang tukang sampah.

Lokal Post, 13 Maret. Setelah ledakan pipa paralon kemarin ternyata terungkap bahwa bom paralon tersebut ditujukan kepada Bupati Danawijaya, sebab pipa tersebut ternyata ditemukan oleh tukang sampah Pak Lusuh di dekat kediaman bupati.

Namun, sebelum bom sempat diledakkan, ditemukan sebagai sampah tak berguna, namun meledak ketika berdekatan dengan nyala api. Kapten Polisi Wicaksana menjelaskan bahwa pipa paralon yang dirakit sebagai bom itu sebenarnya akan diledakkan dengan memakai gelombang radio dan dikontrol melalui HP. Polisi sedang mendalami masalah ini dan mencoba memburu pelakunya. Bagaimanapun, meledaknya bom paralon itu telah menyebabkan keresahan di tengah masyarakat.

Koran Pos Dusun, 14 Maret

Polisi telah menangkap tiga orang tersangka hasil penelusuran kepolisian .

Komplotan perakit bom paralon itu ditangkap di kediaman mereka di Jalan ABC no 13 ketika sedang merencanakan peledakan bom paralon berikutnya untuk mengacaukan keadaan. Dari tangan mereka disita beberapa pipa paralon, kabel-kabel dan sejumlah pemicu peledak. Menurut salah seorang mereka, mereka bukan bagian dari komplotan teroris nasional apalagi internasional. Amin, salah seorang dari mereka mengatakan: “Aku tidak mau bupati yang sekarang naik tahta lagi. Bikin rakyat sengsara.”

Polisi yang menelusuri latar belakang Amin menemukan bahwa Amin berasal dari keluarga semrawut ( broken home) yang tidak ingin melihat orang lain merasa bahagia. Dia menyatakan bahwa selama ini bupati hanya menyengsarakan rakyat, dan janji-janjinya selama pilkada tidak pernah dipenuhi. Demikian laporan wartawan kami.

Lokal Post, 15 Maret. “Pemberitaan ngawur!” demikian pernyataan Slamat penghuni Jl ABC no 13. Dengan didampingi penasehat hukum dari LBH setempat, Slamet menyatakan bahwa berita yang dimuat di media mengenai penghuni rumah Jl ABC 13 itu ngawur. Slamet bersama istrinya Novely dan dan anak mereka semata wayang, Jim, mempersilakan wartawan menggeledah rumahnya untuk menemukan pipa-pipa paralon yang katanya dirakit menjadi bom.

“Nama saya Slamet, bukan Amin, dan di sini tidak ada yang bernama Amin, dan tidak ada lelaqki dewasa lain selain saya.”

Polisi memeriksa wartawan Koran yang memuat berita itu dan akan menyeretnya denagn tuduhan meresahkan masyarakat. Sekarang terdapat lorong buntu dalam masalah ini.

* Singaraja, 18 Maret 2012
Dijumput dari: http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=323230

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Ginandjar Wiludjeng A. Junianto A. Kurnia A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.S Laksana A’yat Khalili Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Razak Abdul Rosyid Abdul Wahab Abdurrahman Wahid Abu Salman Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adam Chiefni Ade P. Nasution Adhitia Armitriant Adi Prasetyo Adrizas AF. Tuasikal Afriza Hanifa Afrizal Malna Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunyoto Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Baso Ahmad Faishal Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Naufel Ahmad Rofiq Ahmad S. Zahari Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ainul Fiah Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akhudiat Akmal Nasery Basral Alam Terkembang Alang Khoiruddin Alex R. Nainggolan Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Almania Rohmah Ami Herman Amien Wangsitalaja Aminah Aminullah HA.Noor Amir Sutaarga Anam Rahus Anata Siregar Andari Karina Anom Andina Dwifatma Andong Buku #3 Andre Mediansyah Andri Awan Anett Tapai Anggie Melianna Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Bae Anton Kurnia Anton Wahyudi Anwar Nuris Ardi Bramantyo Ardus M Sawega Arie MP Tamba Arie Yani Arief Joko Wicaksono Arief Junianto Ariera Arif Bagus Prasetyo Aris Kurniawan Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Asmaul Fauziyah Asti Musman Atafras Awalludin GD Mualif Ayu Wulan Sari Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Bagus Takwin Bahrul Ulum A. Malik Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Beno Siang Pamungkas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Bernando J Sujibto Berthold Damshauser BI Purwantari Binhad Nurrohmat Bobby Gunawan Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Burhanuddin Bella Camelia Mafaza Catatan Cerbung Cerpen Chairul Akhmad Chamim Kohari Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Zaini Ahmad D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahta Gautama Daisuke Miyoshi Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Danusantoso Dareen Tatour Darju Prasetya David Kuncara Denny Mizhar Denza Perdana Desi Sommalia Gustina Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dewi Indah Sari Dewi Susme Dian Sukarno Didik Harianto Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur Dipo Handoko Diyah Errita Damayanti Djoko Pitono Djoko Saryono Doddy Wisnu Pribadi Dody Kristianto Dody Yan Masfa Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dr Junaidi SS MHum Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Wiyana Dyah Ratna Meta Novia Dyah Sulistyorini Ecep Heryadi Eddy Pranata PNP Edeng Syamsul Ma’arif Eep Saefulloh Fatah EH Kartanegara Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendrawan Sofyan Eko Hendri Saiful Eko Windarto Elnisya Mahendra Elva Lestary Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Sulwesi Endo Suanda Eppril Wulaningtyas R Esai Evan Ys F. Moses F. Rahardi Fadlillah Malin Sutan Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Kurnianto Fanani Rahman Fanny Chotimah Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Febby Fortinella Rusmoyo Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Gabriel Garcia Marquez Galang Ari P. Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Gandra Gupta Ganug Nugroho Adi Gerson Poyk Ghassan Kanafani Gita Nuari Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunoto Saparie H.B. Jassin Habibullah Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Han Gagas Hanibal W. Y. Wijayanta Hardi Haris del Hakim Haris Saputra Harri Ash Shiddiqie Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Aspahani Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana HE. Benyamine Hendra Junaedi Hendra Makmur Heri CS Heri Latief Heri Listianto Herman RN Herry Lamongan Heru CN Heru Nugroho Hikmat Gumelar HL Renjis Magalah Hudan Nur Hujuala Rika Ayu Huminca Sinaga IBM. Dharma Palguna Ibnu Wahyudi Ida Farida Idris Pasaribu Ignas Kleden Ignatius Haryanto Iksan Basoeky Ilham Khoiri Imam Cahyono Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Ira Puspitaningsih Irfan Budiman Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Zulkarnain Ismail Marzuki Iva Titin Shovia Iwan Kurniawan Jabbar Abdullah Jafar Fakhrurozi Jalan Raya Simo Sungelebak Jamal D. Rahman Jamal T. Suryanata Javed Paul Syatha Jayaning S.A JILFest 2008 Jody Setiawan Johan Edy Raharjo Johannes Sugianto Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Juan Kromen Julika Hasanah Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Ka’bati Karanggeneng Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Keith Foulcher Kemah Budaya Panturan (KBP) Khansa Arifah Adila Khoirul Inayah Khoirul Rosyadi Khudori Husnan Ki Ompong Sudarsono Kirana Kejora Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia Korrie Layun Rampan Kostela Kritik Sastra Kukuh S Wibowo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie L.N. Idayanie Laili Rahmawati Lamongan Lan Fang Langgeng Widodo Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lely Yuana Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Liestyo Ambarwati Khohar Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lucia Idayanie Lukman A Sya Lutfiah Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Ismail M Thobroni M. Afifuddin M. Arwan Hamidi M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Luthfi Aziz M. Nurdin M. Yoesoef M.D. Atmaja M.S. Nugroho Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahmud Syaltut Usfa Mahmudi Arif Dahlan Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Martin Aleida Maruli Tobing Mas Ruscita Mashuri Masuki M. Astro Matroni Matroni Muserang Media: Crayon on Paper Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mia Arista Mia El Zahra Mikael Johani Misbahus Surur Misran Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan Much. Khoiri Muh. Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Aris Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun Muhammadun AS Muhidin M Dahlan Mujtahid Mujtahidin Billah Mukti Sutarman Espe Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik Munawir Aziz Musfarayani Musfi Efrizal Nafisatul Husniah Nandang Darana Naskah Teater Nelson Alwi Ni Made Purnamasari Nikmatus Sholikhah Nina Herlina Lubis Nina Susilo Ning Elia Noor H. Dee Noval Jubbek Novel-novel berbahasa Jawa Novelet Nunuy Nurhayati Nur Azizah Nur Hamzah Nur Kholiq Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Aini Nurul Anam Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Okty Budiati Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Otto Sukatno CR Oyos Saroso H.N. Pagan Press Pagelaran Musim Tandur Palupi Panca Astuti Parimono V / 40 Plandi Jombang Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Petrus Nandi Politik Politik Sastra Pradana Boy ZTF Pramoedya Ananta Toer Pramono Pringadi AS Prof Dr Fabiola D. Kurnia Prosa Puisi Puji Santosa Puji Tyasari Puput Amiranti N Purnawan Andra Purnawan Kristanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pustaka Ilalang Group PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Ng. Ronggowarsito Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Rahmat Kemat Hidayatullah Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rasanrasan Boengaketji Raudal Tanjung Banua Redland Movie Reiny Dwinanda Resensi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Ririe Rengganis Risang Anom Pujayanto Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Roso Titi Sarkoro Rozi Kembara Rukardi Rumah Budaya Pantura (RBP) Rusmanadi S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saiful Amin Ghofur Saiful Anam Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman S. Yoga Samsudin Adlawi Samsul Anam Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang KSII Santi Puji Rahayu Sapardi Djoko Damono Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra dan Kuasa Simbolik Sastra Jawa Timur Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil SelaSastra Boenga Ketjil #33 Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siti Khoeriyah Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputra Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Soegiharto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sri Weni Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudirman Sugi Lanus Sukron Ma’mun Sulaiman Djaya Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Supriyadi Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaf Anton Wr Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syarif Wadja Bae Sylvianita Widyawati TanahmeraH ArtSpace Tarmuzie (1961-2019) Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Presetyo Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tia Setiadi Tirto Suwondo Tita Tjindarbumi Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tosa Poetra Tri Nurdianingsih Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Ulul Azmiyati Umar Fauzi Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Usman Arrumy Utari Tri Prestianti Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W Haryanto W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wan Anwar Wawan Eko Yulianto Wawancara Wina Bojonegoro Wita Lestari Wong Wing King Wowok Hesti Prabowo Xu Xi (Sussy Komala) Y. Thendra BP Y. Wibowo Yanusa Nugroho Yasraf Amir Piliang Yayat R. Cipasang Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yopi Setia Umbara Yudhi Herwibowo Yudi Latif Yusri Fajar Yusuf Ariel Hakim Yuval Noah Harari Zacky Khairul Uman Zainuddin Sugendal Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zed Abidien Zehan Zareez Zhaenal Fanani Zubaidi Khan Zuniest