Minggu, 28 Oktober 2012

Air Mata buaya

Johan Edy Raharjo *
Sastra-indonesia.com

Silau sinar matahari merasuk kedalam kamarku, kehangatannya menarik selimut hingga aku benar-benar merasakan kehangatannya, mataku masih sayu, inginku pejamkan lagi mata ini, namun berontak hatiku melawan, aku duduk diatas ranjang, rasa malas masih menguasai tubuhku, pikiranku melayang, teringat kata pamungkas darinya.

Aku mengenalnya, sepanjang perjalanan awal tahun pelajaran, dengan tak sengaja, aku memegang kakinya, mengurutnya, bukan karena apa, tapi karena ia terkilir saat bermain batminton. Ya itulah aku mengenalnya, kedekatanpun terjalin, benih-benih asmarapun kian lama kian terasa, namun aku tak bereaksi karena aku masih ingin sendiri menikmati hidup, hidup bebas sebebas burung elang yang bisa terbang kesana kemari dengan merentangkan sayapnya selebar-lebarnya, begitulah diriku, masih ingin mencari kebebasan yang tak ada penghalang, tak ada sesuatu yang membatasi hakku. Kedekatan itu, ya, itu hanyalah sebuah kenyataan yang sulit di buktikan. Kedekatan itu, hanyalah bayangan semu yang ada disaat matahari muncul, dan akan menghilang disaat matahari tenggelam hingga pagi menjelang. Dan akupun tau bahwa aku merasakan yang namanya sebuah anugerah hidup, yakni cinta. Dan akupun tau bahwa ia telah merasa dengan orang lain, hingga kehendak diri untuk membelok dari yang bernama kedekatan yang menghasilkan rasa cinta. Namun dengan kata yang tak bisa ku buktikan, aku tertuduk, aku tak berdaya, ya, aku ingat itu, sebuah kata yang mengikat leherku untuk tak bergeming dari singgasana dimana aku terduduk terdiam tak berdaya,, ya kata itu selalu berada dalam memori panjangku, “dengan tetesan air mata aku rela jika engkau akan pergi”. Dan biarkan aku sendiri disini. Ya kata itu, kata itu telah mengikatku dalam tiang asmara tanpa bukti nyata. Dan akupun tak bergeming, aku tetap sendiri. Dengan menatap langit yang selalu sama dari malam ke malam berikutnya, apakah itu yang namanya stabilitas jagad, berjalan dengan pasti walau perlahan. Tetaplah menanti, dan itu ku akui bahwa dalam diriku memang ada, ya, ada rasa yang tak bisa kuduga, rasa yang tak bisa hilang sepanjang masa, dan tetap ada dalam pendirianku. Walau aku tau, ia telah ada rasa dengan orang lain, bahkan bukan hanya rasa, namun punya, ya iya telah menjadi miliknya, namun bukan untuk selamannya, dan aku tau itu sejak lama, dan kata itu, ya kata itu, setelah aku tanya sebuah kepastian, yang kuterima sama dengan kata sebelumnya, ya kata itu, tak asing lagi, selalu ku terima, “dengan tetesan air mata aku melepasmu jika kamu ingin pergi”. Benarkah itu adalah tetesan air mata, air mata yang mengalir jika aku benar-benar pergi, aku tak tau, itu hanyalah ada dalam pesan yang kuterima, dalam nyata aku tak pernah tau, bahkan ia terlihat cerah ceria mendampinginya saat berlatih hingga larut malam, saat perjalanan panjang, atau saat pertemuan, tapi mengapa ia mengikatku dengan sebuah kata, aku tak boleh pergi. Dan aku harus duduk bersila menanti datangnya wahyu roso tresno yang menghampiriku disaat hari telah tiba, ia ingin aku hadir dalam sebuah acara yang tak ingin aku hadiri, aku tau, ya aku tau bahwa ia akan hadir bersamanya, bersamanya, walau dalam kata yang tersampaikan ia sangat menginginkan kehadiranku, namun ia terlihat cerah ceria bersamannya, wajah apakah yang ia tampilkan, aku melihatnya, didepanku, walau aku merasa, dan ia juga merasa, namun aku diam seribu bahasa, saat ia bersanding dengannya, entah apa yang diinginkan dariku, apa tetesan air mataku, seperti tetesan airmatanya dalam pesan singkat yang ia kirim padaku. Apakah tetesan mata ku yang telah layu ini yang ia harapkan. Aku tahu, ya aku tau, apa yang ia inginkan, ia ingin aku melihat ia dengannya. Agar aku bisa merasa apa itu tetesan air mata.

Ku terima lagi, seperti biasa, bisa kutebak, pesan singkat, tetesan air mata kepedihan, melepas kepergianku jika benar-benar aku ingin pergi. Dan aku diam seribu bahasa. Benarkah itu tetesan air mata darinya, aku tak sanggup menumpahkan airmatannya. Walau aku tau air mata batinku selalu mengalir saat kulihat ia bersamannya, di depanku, di hadapanku dengan senyum kepadaku, senyuman yang tajam, lebih tajam dari pisau cukur perlahan mengiris nadi arteriku. Namun aku dipucuk diam, kulihat foto dirinya dalam kronologinya, pelukan mesra dipangkuan dan senyum kebahagiaan menyelimuti dirinya, tak ada diriku dalam pikirannya, hingga aku benar-benar seperti bayangan, ada saat matahari bersinar cerah dan hilang tak berbekas saat malam tiba. Ya, kini tetesan air mata batinku mengalir, benar-benar mengalir, ku sampaikan dengan pesan singkat, memang, rasa itu, ya, rasa itu ada dalam dunia yang tak bisa dilihat, ya. Rasa dibalik kisah nyata.

Dan rasa dalam diriku, ku berikan pada orang lain, ya, dalam dunia nyata, dan kuterima pesan singkat lagi, dengan tetesan air mata aku melepasmu. Entah apa maksud dari tetesan air mata itu, air mata apa. Dan rasa itu, yang kupunya, kuberikan lagi padanya, dan ia menerima, saat rasa dalam dirinya diberikan padaku, namun dalam perjalanan waktu, rasa dirinya, ia berikan kepada orang lain juga, aku tau dan benar-benar terjadi, tetesan air mata batinku mengalir yang kesekian kalinya, dan kusampaikan dengan pesan tersampaikan. Hingga aku pun juga memberi rasa pada orang lain juga, ya, aku benar benar tak punya pilihan, rasa dalam diriku diikat dengan tetesan air mata, namun rasa yang ia punya seakan bebas berkeliaran kesana kemari, mencari tempat bertengger yang nyaman, mapan, dan saat aku kepuncak diam, saat semua rasa telah bercabang, dan kata itu telah berubah, ya, benar-benar berubah, kata itu sangat jarang terucap dari bibir manis seorang gadis yang anggun nan mulia, ya kata itu,, kata pertama yang kuterima, air mata yang kuterima, air mata apakah gerangan yang menjadi tanda tanya besar bagiku, ya kini kuterima sebuah pesan “air matamu hanyalah air mata buaya”. Begitulah, air mata batinku yang mengalir dihargai seperti air mata buaya. Aku berada dalam pucuk diam, dan tersenyum simpul, benarkah air mata batinku adalah air mata buaya? Bukankah air matamu sendiri air mata buaya itu. Ku berikan katu itu kembali. Dan benar, benar apa yang terjadi, dalam pucuk diam, aku tak mendapatkan lagi yang namannya “dengan tetesan air mata aku rela melepasmu yang tidak lain adalah air mata buaya itu sendiri.

Pacitan, 2012

*) Johan Edy Raharjo, lahir di Pacitan, 09 Nopember 1989. Mahasiswa STKIP PGRI PONOROGO, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Alamat, Rt 03/04 Krajan Desa Kemuning Kec, Tegalombo Kab, Pacitan.
Dijumput dari:  http://sastra-indonesia.com/2012/10/air-mata-buaya/

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Ginandjar Wiludjeng A. Junianto A. Kurnia A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.S Laksana A’yat Khalili Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Razak Abdul Rosyid Abdul Wahab Abdurrahman Wahid Abu Salman Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adam Chiefni Ade P. Nasution Adhitia Armitriant Adi Prasetyo Adrizas AF. Tuasikal Afriza Hanifa Afrizal Malna Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunyoto Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Baso Ahmad Faishal Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Naufel Ahmad Rofiq Ahmad S. Zahari Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ainul Fiah Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akhudiat Akmal Nasery Basral Alam Terkembang Alang Khoiruddin Alex R. Nainggolan Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Almania Rohmah Ami Herman Amien Wangsitalaja Aminah Aminullah HA.Noor Amir Sutaarga Anam Rahus Anata Siregar Andari Karina Anom Andina Dwifatma Andong Buku #3 Andre Mediansyah Andri Awan Anett Tapai Anggie Melianna Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Bae Anton Kurnia Anton Wahyudi Anwar Nuris Ardi Bramantyo Ardus M Sawega Arie MP Tamba Arie Yani Arief Joko Wicaksono Arief Junianto Ariera Arif Bagus Prasetyo Aris Kurniawan Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Asmaul Fauziyah Asti Musman Atafras Awalludin GD Mualif Ayu Wulan Sari Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Bagus Takwin Bahrul Ulum A. Malik Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Beno Siang Pamungkas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Bernando J Sujibto Berthold Damshauser BI Purwantari Binhad Nurrohmat Bobby Gunawan Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Burhanuddin Bella Camelia Mafaza Catatan Cerbung Cerpen Chairul Akhmad Chamim Kohari Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Zaini Ahmad D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahta Gautama Daisuke Miyoshi Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Danusantoso Dareen Tatour Darju Prasetya David Kuncara Denny Mizhar Denza Perdana Desi Sommalia Gustina Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dewi Indah Sari Dewi Susme Dian Sukarno Didik Harianto Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur Dipo Handoko Diyah Errita Damayanti Djoko Pitono Djoko Saryono Doddy Wisnu Pribadi Dody Kristianto Dody Yan Masfa Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dr Junaidi SS MHum Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Wiyana Dyah Ratna Meta Novia Dyah Sulistyorini Ecep Heryadi Eddy Pranata PNP Edeng Syamsul Ma’arif Eep Saefulloh Fatah EH Kartanegara Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendrawan Sofyan Eko Hendri Saiful Eko Windarto Elnisya Mahendra Elva Lestary Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Sulwesi Endo Suanda Eppril Wulaningtyas R Esai Evan Ys F. Moses F. Rahardi Fadlillah Malin Sutan Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Kurnianto Fanani Rahman Fanny Chotimah Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Febby Fortinella Rusmoyo Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Gabriel Garcia Marquez Galang Ari P. Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Gandra Gupta Ganug Nugroho Adi Gerson Poyk Ghassan Kanafani Gita Nuari Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunoto Saparie H.B. Jassin Habibullah Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Han Gagas Hanibal W. Y. Wijayanta Hardi Haris del Hakim Haris Saputra Harri Ash Shiddiqie Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Aspahani Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana HE. Benyamine Hendra Junaedi Hendra Makmur Heri CS Heri Latief Heri Listianto Herman RN Herry Lamongan Heru CN Heru Nugroho Hikmat Gumelar HL Renjis Magalah Hudan Nur Hujuala Rika Ayu Huminca Sinaga IBM. Dharma Palguna Ibnu Wahyudi Ida Farida Idris Pasaribu Ignas Kleden Ignatius Haryanto Iksan Basoeky Ilham Khoiri Imam Cahyono Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Ira Puspitaningsih Irfan Budiman Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Zulkarnain Ismail Marzuki Iva Titin Shovia Iwan Kurniawan Jabbar Abdullah Jafar Fakhrurozi Jalan Raya Simo Sungelebak Jamal D. Rahman Jamal T. Suryanata Javed Paul Syatha Jayaning S.A JILFest 2008 Jody Setiawan Johan Edy Raharjo Johannes Sugianto Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Juan Kromen Julika Hasanah Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Ka’bati Karanggeneng Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Keith Foulcher Kemah Budaya Panturan (KBP) Khansa Arifah Adila Khoirul Inayah Khoirul Rosyadi Khudori Husnan Ki Ompong Sudarsono Kirana Kejora Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia Korrie Layun Rampan Kostela Kritik Sastra Kukuh S Wibowo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie L.N. Idayanie Laili Rahmawati Lamongan Lan Fang Langgeng Widodo Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lely Yuana Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Liestyo Ambarwati Khohar Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lucia Idayanie Lukman A Sya Lutfiah Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Ismail M Thobroni M. Afifuddin M. Arwan Hamidi M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Luthfi Aziz M. Nurdin M. Yoesoef M.D. Atmaja M.S. Nugroho Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahmud Syaltut Usfa Mahmudi Arif Dahlan Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Martin Aleida Maruli Tobing Mas Ruscita Mashuri Masuki M. Astro Matroni Matroni Muserang Media: Crayon on Paper Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mia Arista Mia El Zahra Mikael Johani Misbahus Surur Misran Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan Much. Khoiri Muh. Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Aris Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun Muhammadun AS Muhidin M Dahlan Mujtahid Mujtahidin Billah Mukti Sutarman Espe Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik Munawir Aziz Musfarayani Musfi Efrizal Nafisatul Husniah Nandang Darana Naskah Teater Nelson Alwi Ni Made Purnamasari Nikmatus Sholikhah Nina Herlina Lubis Nina Susilo Ning Elia Noor H. Dee Noval Jubbek Novel-novel berbahasa Jawa Novelet Nunuy Nurhayati Nur Azizah Nur Hamzah Nur Kholiq Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Aini Nurul Anam Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Okty Budiati Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Otto Sukatno CR Oyos Saroso H.N. Pagan Press Pagelaran Musim Tandur Palupi Panca Astuti Parimono V / 40 Plandi Jombang Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Petrus Nandi Politik Politik Sastra Pradana Boy ZTF Pramoedya Ananta Toer Pramono Pringadi AS Prof Dr Fabiola D. Kurnia Prosa Puisi Puji Santosa Puji Tyasari Puput Amiranti N Purnawan Andra Purnawan Kristanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pustaka Ilalang Group PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Ng. Ronggowarsito Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Rahmat Kemat Hidayatullah Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rasanrasan Boengaketji Raudal Tanjung Banua Redland Movie Reiny Dwinanda Resensi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Ririe Rengganis Risang Anom Pujayanto Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Roso Titi Sarkoro Rozi Kembara Rukardi Rumah Budaya Pantura (RBP) Rusmanadi S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saiful Amin Ghofur Saiful Anam Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman S. Yoga Samsudin Adlawi Samsul Anam Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang KSII Santi Puji Rahayu Sapardi Djoko Damono Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra dan Kuasa Simbolik Sastra Jawa Timur Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil SelaSastra Boenga Ketjil #33 Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siti Khoeriyah Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputra Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Soegiharto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sri Weni Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudirman Sugi Lanus Sukron Ma’mun Sulaiman Djaya Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Supriyadi Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaf Anton Wr Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syarif Wadja Bae Sylvianita Widyawati TanahmeraH ArtSpace Tarmuzie (1961-2019) Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Presetyo Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tia Setiadi Tirto Suwondo Tita Tjindarbumi Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tosa Poetra Tri Nurdianingsih Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Ulul Azmiyati Umar Fauzi Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Usman Arrumy Utari Tri Prestianti Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W Haryanto W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wan Anwar Wawan Eko Yulianto Wawancara Wina Bojonegoro Wita Lestari Wong Wing King Wowok Hesti Prabowo Xu Xi (Sussy Komala) Y. Thendra BP Y. Wibowo Yanusa Nugroho Yasraf Amir Piliang Yayat R. Cipasang Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yopi Setia Umbara Yudhi Herwibowo Yudi Latif Yusri Fajar Yusuf Ariel Hakim Yuval Noah Harari Zacky Khairul Uman Zainuddin Sugendal Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zed Abidien Zehan Zareez Zhaenal Fanani Zubaidi Khan Zuniest