Ahmad Zaini*
http://sastra-indonesia.com/
Seekor sapi dijagal di halaman masjid. Puluhan orang bahu-membahu
agar sapi yang berbadan gemuk dan liar ini dapat dijinakkan. Ada yang
membuat kolongan tambang untuk menjebak kaki sapi. Ada juga yang menarik
tambang yang mencocok hidung sapi. Jika salah satu kaki sapi masuk ke
dalam kolong tambang maka mereka pun serentak menyeretnya sampai sapi
terjatuh dan benar-benar terlentang persis di lubang pemotongan.
Haji Sulaiman menghunus pedang akan memenggal leher sapi. Pedang yang
baru saja diasah ia keluarkan dari sarungnya. Tak lama kemudian Haji
Sulaiman mendekat ke leher sapi sambil berkomat-kamit membaca doa dan
takbir. Sedangkan warga lain yang bergerombol di sekeliling tempat
penyembelihan bersama-sama mengumandangkan takbir mengiringi pemotongan
sapi. Suara mereka mendayu-dayu berdoa dan memohon kepada Allah agar
pengorbanan berupa pemotongan sapi diterimaNya.
Kilatan cahaya pedang Haji Sulaiman sangat mengerikan. Kilaunya
menandakan bahwa pedang itu sangat tajam. Sekali gerak leher sapi yang
dibeli Haji Sulaiman tiga hari yang lalu benar-benar sobek, putus
otot-otot pengapitnya serta tenggorokannya hingga memuncratkan darah
segar.
Kucuran darah mengalir deras memenuhi kubangan yang dibuat oleh warga.
”Hore…!” teriak anak-anak yang ikut menyaksikan penyembelihan binatang kurban.
”Hai, anak-anak cepat menyingkir! Jangan mengganggu pembolengan sapi
ini!” perintah Kusnaji yang saat itu sebagai panitia kurban.
Warga yang ingin membantu pembolengan sapi mulai berdatangan. Di
pinggang mereka terselip bilahan pisau yang tajam. Tangan-tangan berotot
itu satu per satu memotong bagian-bagian sapi. Ada yang memenggal
kepala sapi, kakinya dan lain-lain.
Setelah rampung, mereka membungkus daging sapi. Dan
bungkusan-bungkusan tersebut akan dibagikan kepada warga yang
membutuhkan. Haji Sulaiman pemilik dan penyembelih sapi tersebut
langsung memotong sampil sapi sebelah kanan. Ia langsung memanggul
sampil itu ke pundaknya. Ia langsung pergi sambil membawa sampil ke
rumahnya.
Belum sampai Haji Sulaiman sampai di rumah, panitia menyusul lalu
menghentikan langkah kaki Haji Sulaiman. Pak Haji kaget dan dalam
hatinya bertanya-tanya mengapa panitia kurban ini menghentikan
langkahnya.
“Maaf Pak Haji, saya mendapat tugas dari ketua panitia untuk mengambil sampil yang Pak Haji bawa,” kata panitia tersebut.
“Kenapa?” Tanya Haji Sulaiman sambil menatap tajam ke panitia yang berbadan kurus tersebut.
”Begini Pak Haji. Sapi ini adalah binatang kurban Pak Haji. Maka
orang yang telah mengorbankan binatangnya itu sudah tidak berhak lagi
menerima daging atau yang bagian sapi lainnya,” kata pantia menirukan
nasihat dari Kyai Jamal.
”Tidak bisa. Ini sapi saya. Saya yang membeli dan saya juga yang
menyembelih. Tidak saya bawa pulang seluruhya sudah sangat beruntung
panitia. Terserah saya dan jangan halangi saya membawa sampil ini,”
sanggahnya.
Melihat sikap dari Haji Sulaiman yang keras kepala itu, panitia
tersebut akhirnya juga kembali ke halaman masjid untuk mengurusi
pembagian daging kurban.
Sementara itu Haji Sulaiman di rumahnya mulai disibukkan dengan
sampil yang dibawa dari masjid. Ia mulai berpikir sampil tersebut akan
dimasak apa.
“Sate? Gule? rendang?” Tanya Haji Sulaiman ragu dalam hatinya.
“Ah, masa bodoh! Buat sate saja!” katanya dalam hati.
Irisan daging yang akan dibuat sate sudah siap. Satu persatu daging
tersebut ditusuk dengan penusuk dari bambu. Haji Sulaiman sangat
bersemangat membuat sate sapi. Ia pun memasak sendiri tanpa dibantu oleh
istrinya.
Jari-jemari Haji Sulaiman menari-nari menusuki irisan daging sate
satu per satu. Ia sambil membuat perapian yang akan digunakan membakar
daging itu.
Ia pun tak sadar bahwa daging sapi yang dimakan itu bukan haknya.
Daging sapi yang sudah dikorbankan berarti sudah menjadi hak para warga.
Terutama fakir miskin.
Perapian yang terbuat dari arang telah membara. Kepulan asap dengan
aroma khas sate menyebar kemana-mana. Puluhan bahkan ratusan hidung
tetangga Haji Sulaiman juga menikmati aroma khsa pembakaran sate.
Sedangkan Haji Sulaiman tak henti-henti mengipasi bara yang terkadang
meredup akan mati.
Tapi karena semangatnya ia tak merasa capek. Pada akhirnya lima tusuk sate diangkat dari perapian karena sudah matang.
”Hemmmm! Maknyussss!” katanya sambil menciumi bakaran daging sapi ini ke hidungnya.
Puluhan tusuk daging sapi masih terpanggang di atas bara. Tangan Haji
Sulaiman terus menerus mengipasi bara agar tidak padam sambil
membolak-balik daging supaya tidak hangus. Peluh yang membasahi
keningnya tak dihiraukan. Satu, dua kali peluhnya menetes di atas bara.
“Huh!”
Setelah selesai membakar puluhan tusuk daging dibawa ke dalam rumah.
Lalu diletakkan di piring yang sudah diberi sambal sate yang terbuat
dari kecap dan bawang merah. Mata Haji Sulaiman menatap puluhan sate
dari daging sampil sapi. Air liurnya hampir saja menetes di atas piring
karena tak kuat menahan nafsu makan.
Ketika istrinya datang dengan membawa sebakul nasi, Haji Sulaiman
segera duduk dan siap-siap menyantap masakan sate sampil. Ia mendengus
bagai singa kelaparan yang memakan mangsanya. Satu tusuk, dua tusuk sate
tertelan ke dalam perut. Tangan kanan dan kirinya bergantian meraih
sate yang diletakkan di atas piring bercampur dengan sambal. Eh, mungkin
karena bersemangat ia tak hati-hati. Seiiris daging menyangkut di
tenggorokan.
“Bu, tolong! Tolong, Bu!” teriaknya minta tolong.
“Pukuli punggungku biar daging ini melompat keluar! Cepat, Bu!”
Sekali pukul seiiris daging sate yang tersedak di tenggorokan tak mau keluar.
”Lebih keras lagi, Bu!”
Dengan serta merta istri Haji Sulaiman memukulnya dengan keras.
”Aduh, Bu! Jangan keras-keras!”
”Katanya suruh lebih keras?” tanya istrinya kesal.
Lama semakin lama daging itu belum juga keluar. Tenggorokannya terasa sakit dan napasnya mulai sesak.
”Tolong..!!!” teriak istrinya yang tak tega melihat kondisi suaminya dengan mata terbelalak.
”Tolooooong!!” teriaknya lagi karena teriakan pertama tidak didengar oleh para tetangga.
Akhirnya tetangga dekatnya mendengar teriakan istri Haji Sulaiman.
Mereka kaget saat mendapati Haji Sulaiman kejang-kejang dengan mata
terbelalak di samping meja makan. Tangannya bergerak-gerak ke arah warga
seakan ingin minta tolong kepada mereka yang datang.
Para tetangganya saling berbisik membicarakan Haji Sulaiman. Mereka
ada yang menyumpah serapah karena Haji Sulaiman telah memakan daging
kurban miliknya.
”Makanya..!!” kata warga.
”Husss!” tegur warga lainnya.
”Sekarang kita bawa saja ke puskesmas atau ke dokter terdekat” usul ketua RT-nya.
”Betul, pak! Segera kita angkat lalu diantarkan ke puskesmas.
Tubuh Haji Sulaiman yang tambun digotong empat orang. Mereka mengeluh karena bobot Haji Sulaiman ini lebih dari sekuintal.
Sesampai di puskesmas, Haji Sulaiman menjadi tontonan pasien. Mereka
bertanya kepada warga yang mengantar Haji Sulaiman tentang penyebab dari
peristiwa yang dilaminya.
”Tersedak sate daging sampil, Pak,” jawabnya kepada pasien yang tanya itu.
”O, alah kleleken daging ta?” kata calon pasien sambil tesenyum geli.
Setelah ditangani dokter puskesma hampir dua jam, akhirnya daging
yang macet ditenggorokan Haji Sulaiman keluar. Ia lambat laun dapat
bernapas dengan tenang karena tidak ada yang menghambat saluran
pernapasan.
”Makanya Pak kalau sapi itu sudah dikorbankan jangan minta jatah
lagi. Maafkan sikap dan perilaku Bapak, ya, Mas!” kata istri Haji
Sulaiman kepada Kusnaji, ketua panitia kurban.
”Ya, Bu. Saya sangat menyesal telah mengambil daging sampil binatang kurbanku,” katanya memelas.
Ia lantas berjanji akan membelikan sapi sebagai pengganti dari sapi
yang telah dikorbankan dan ia menganggap bahwa akibat dari sikap dan
perilakunya pengorbanan sapinya tidak sempurna. Maka keesokan harinya
ketika Haji Sulaiman sudah di rumah, ia memerintahkan pantia untuk
membelikannya lagi dan dipotong lalu dibagi-bagikan kepada warga yang
membutuhkan.
Wanar, 15 November 2010
*) Ahmad Zaini, Penulis beralamat di Wanar Pucuk Lamongan, beberapa
puisi dan cerpennya pernah dimuat di Radar Bojonegoro, Majalah MPA
(Depag Jatim), Antologi Puisi Bersama seperti Bulan Merayap (Dewan
Kesenian Lamongan,2004), Lanskap Telunjuk (DKL, 2004), Khianat Waktu,
Antologi Penyair Jawa Timur (DKL, 2006), Absurditas Rindu (Sastra Nesia
Lamongan, 2006), Kidung Rumeksa Praja (Dewan Kesenian Jawa Timur, 2010).
Pembina SMA Raudlatul Muta’allimin Babat, Lamongan.
Dijumput dari: http://ahmadzaini7576.blogspot.com/2011/01/daging-sampil.html
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Minggu, 22 April 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A Rodhi Murtadho
A. Ginandjar Wiludjeng
A. Junianto
A. Kurnia
A. Qorib Hidayatullah
A. Yusrianto Elga
A.S Laksana
A’yat Khalili
Aang Fatihul Islam
Abdul Azis Sukarno
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Hadi WM
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Malik
Abdul Razak
Abdul Rosyid
Abdul Wahab
Abdurrahman Wahid
Abu Salman
Acep Iwan Saidi
Acep Zamzam Noor
Adam Chiefni
Ade P. Nasution
Adhitia Armitriant
Adi Prasetyo
Adrizas
AF. Tuasikal
Afriza Hanifa
Afrizal Malna
Agama Para Bajingan
Agnes Rita Sulistyawaty
Aguk Irawan M.N.
Agus B. Harianto
Agus Buchori
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sulton
Agus Sunyoto
Ahda Imran
Ahid Hidayat
Ahmad Baso
Ahmad Faishal
Ahmad Fatoni
Ahmad Hasan MS
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Khotim Muzakka
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Naufel
Ahmad Rofiq
Ahmad S. Zahari
Ahmad Syauqi Sumbawi
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ahsanu Nadia
Aini Aviena Violeta
Ainul Fiah
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Sekhu
Akhmad Sofyan Hadi
Akhmad Taufiq
Akhudiat
Akmal Nasery Basral
Alam Terkembang
Alang Khoiruddin
Alex R. Nainggolan
Alfian Dippahatang
Ali Audah
Ali Mahmudi CH
Ali Rif’an
Almania Rohmah
Ami Herman
Amien Wangsitalaja
Aminah
Aminullah HA.Noor
Amir Sutaarga
Anam Rahus
Anata Siregar
Andari Karina Anom
Andina Dwifatma
Andong Buku #3
Andre Mediansyah
Andri Awan
Anett Tapai
Anggie Melianna
Anindita S Thayf
Anis Ceha
Anjrah Lelono Broto
Anton Bae
Anton Kurnia
Anton Wahyudi
Anwar Nuris
Ardi Bramantyo
Ardus M Sawega
Arie MP Tamba
Arie Yani
Arief Joko Wicaksono
Arief Junianto
Ariera
Arif Bagus Prasetyo
Aris Kurniawan
Arman A.Z.
Arswendo Atmowiloto
Arti Bumi Intaran
AS Sumbawi
Asarpin
Asep Sambodja
Asmaul Fauziyah
Asti Musman
Atafras
Awalludin GD Mualif
Ayu Wulan Sari
Aziz Abdul Gofar
Azizah Hefni
Bagus Takwin
Bahrul Ulum A. Malik
Balada
Bale Aksara
Balok Sf
Bambang Kempling
Bamby Cahyadi
Bandung Mawardi
Beni Setia
Benny Arnas
Benny Benke
Beno Siang Pamungkas
Bentara Budaya Yogyakarta
Berita
Berita Duka
Berita Koran
Bernando J Sujibto
Berthold Damshauser
BI Purwantari
Binhad Nurrohmat
Bobby Gunawan
Bonari Nabonenar
Brunel University London
Budaya
Budi Darma
Budi P. Hatees
Budiman S. Hartoyo
Burhanuddin Bella
Camelia Mafaza
Catatan
Cerbung
Cerpen
Chairul Akhmad
Chamim Kohari
Chavchay Syaifullah
Cover Buku
Cucuk Espe
D. Zaini Ahmad
D. Zawawi Imron
Dadang Ari Murtono
Dahta Gautama
Daisuke Miyoshi
Damhuri Muhammad
Dami N. Toda
Damiri Mahmud
Danarto
Daniel Paranamesa
Danusantoso
Dareen Tatour
Darju Prasetya
David Kuncara
Denny Mizhar
Denza Perdana
Desi Sommalia Gustina
Desiana Medya A.L
Dewan Kesenian Lamongan (DKL)
Dewi Indah Sari
Dewi Susme
Dian Sukarno
Didik Harianto
Didik Kusbiantoro
Dina Jerphanion
Dina Oktaviani
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur
Dipo Handoko
Diyah Errita Damayanti
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Doddy Wisnu Pribadi
Dody Kristianto
Dody Yan Masfa
Donny Anggoro
Donny Syofyan
Dorothea Rosa Herliany
Dr Junaidi SS MHum
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Pranoto
Dwi Wiyana
Dyah Ratna Meta Novia
Dyah Sulistyorini
Ecep Heryadi
Eddy Pranata PNP
Edeng Syamsul Ma’arif
Eep Saefulloh Fatah
EH Kartanegara
Eka Budianta
Eka Kurniawan
Eko Hendrawan Sofyan
Eko Hendri Saiful
Eko Windarto
Elnisya Mahendra
Elva Lestary
Emha Ainun Nadjib
Emil WE
Endah Sulwesi
Endo Suanda
Eppril Wulaningtyas R
Esai
Evan Ys
F. Moses
F. Rahardi
Fadlillah Malin Sutan
Fahmi Faqih
Fahrudin Nasrulloh
Faisal Kamandobat
Fajar Kurnianto
Fanani Rahman
Fanny Chotimah
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Febby Fortinella Rusmoyo
Felix K. Nesi
Festival Sastra Gresik
Gabriel Garcia Marquez
Galang Ari P.
Galuh Tulus Utama
Gampang Prawoto
Gandra Gupta
Ganug Nugroho Adi
Gerson Poyk
Ghassan Kanafani
Gita Nuari
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gunoto Saparie
H.B. Jassin
Habibullah
Hadi Napster
Hadriani Pudjiarti
Halim HD
Halimi Zuhdy
Hamberan Syahbana
Han Gagas
Hanibal W. Y. Wijayanta
Hardi
Haris del Hakim
Haris Saputra
Harri Ash Shiddiqie
Hartono Harimurti
Hary B Kori’un
Hasan Aspahani
Hasan Junus
Hasif Amini
Hasnan Bachtiar
Hasta Indriyana
HE. Benyamine
Hendra Junaedi
Hendra Makmur
Heri CS
Heri Latief
Heri Listianto
Herman RN
Herry Lamongan
Heru CN
Heru Nugroho
Hikmat Gumelar
HL Renjis Magalah
Hudan Nur
Hujuala Rika Ayu
Huminca Sinaga
IBM. Dharma Palguna
Ibnu Wahyudi
Ida Farida
Idris Pasaribu
Ignas Kleden
Ignatius Haryanto
Iksan Basoeky
Ilham Khoiri
Imam Cahyono
Imam Muhtarom
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Rosyid
Imron Tohari
Indiar Manggara
Indra Intisa
Indra Tjahyadi
Indra Tranggono
Indrian Koto
Ira Puspitaningsih
Irfan Budiman
Isbedy Stiawan Z.S.
Iskandar Noe
Iskandar Zulkarnain
Ismail Marzuki
Iva Titin Shovia
Iwan Kurniawan
Jabbar Abdullah
Jafar Fakhrurozi
Jalan Raya Simo Sungelebak
Jamal D. Rahman
Jamal T. Suryanata
Javed Paul Syatha
Jayaning S.A
JILFest 2008
Jody Setiawan
Johan Edy Raharjo
Johannes Sugianto
Joko Pinurbo
Joko Sandur
Joni Ariadinata
Jual Buku
Jual Buku Paket Hemat
Juan Kromen
Julika Hasanah
Jurnalisme Sastrawi
Jusuf AN
Juwairiyah Mawardy
Ka’bati
Karanggeneng
Karya Lukisan: Andry Deblenk
Kasnadi
Keith Foulcher
Kemah Budaya Panturan (KBP)
Khansa Arifah Adila
Khoirul Inayah
Khoirul Rosyadi
Khudori Husnan
Ki Ompong Sudarsono
Kirana Kejora
Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Sastra Ilalang Indonesia
Korrie Layun Rampan
Kostela
Kritik Sastra
Kukuh S Wibowo
Kurnia Effendi
Kurniawan
Kuswaidi Syafi'ie
L.N. Idayanie
Laili Rahmawati
Lamongan
Lan Fang
Langgeng Widodo
Lathifa Akmaliyah
Leila S. Chudori
Lely Yuana
Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember
Liestyo Ambarwati Khohar
Lina Kelana
Linda Sarmili
Liza Wahyuninto
Lucia Idayanie
Lukman A Sya
Lutfiah
Lynglieastrid Isabellita
M Arman AZ
M Ismail
M Thobroni
M. Afifuddin
M. Arwan Hamidi
M. Lukluk Atsmara Anjaina
M. Lutfi
M. Luthfi Aziz
M. Nurdin
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
M.S. Nugroho
Mahendra Cipta
Mahmud Jauhari Ali
Mahmud Syaltut Usfa
Mahmudi Arif Dahlan
Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Martin Aleida
Maruli Tobing
Mas Ruscita
Mashuri
Masuki M. Astro
Matroni
Matroni Muserang
Media: Crayon on Paper
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Mia Arista
Mia El Zahra
Mikael Johani
Misbahus Surur
Misran
Mohamad Ali Hisyam
Mohammad Eri Irawan
Much. Khoiri
Muh. Muhlisin
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Amin
Muhammad Aris
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Rain
Muhammad Taufiqurrohman
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun
Muhammadun AS
Muhidin M Dahlan
Mujtahid
Mujtahidin Billah
Mukti Sutarman Espe
Mulyadi SA
Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik
Munawir Aziz
Musfarayani
Musfi Efrizal
Nafisatul Husniah
Nandang Darana
Naskah Teater
Nelson Alwi
Ni Made Purnamasari
Nikmatus Sholikhah
Nina Herlina Lubis
Nina Susilo
Ning Elia
Noor H. Dee
Noval Jubbek
Novel-novel berbahasa Jawa
Novelet
Nunuy Nurhayati
Nur Azizah
Nur Hamzah
Nur Kholiq
Nurdin Kalim
Nurel Javissyarqi
Nurul Aini
Nurul Anam
Nurul Komariyah
Nuryana Asmaudi SA
Nyoman Tusthi Eddy
Obrolan
Okty Budiati
Orasi Budaya Akhir Tahun 2018
Otto Sukatno CR
Oyos Saroso H.N.
Pagan Press
Pagelaran Musim Tandur
Palupi Panca Astuti
Parimono V / 40 Plandi Jombang
Pawang Surya Kencana
PDS H.B. Jassin
Petrus Nandi
Politik
Politik Sastra
Pradana Boy ZTF
Pramoedya Ananta Toer
Pramono
Pringadi AS
Prof Dr Fabiola D. Kurnia
Prosa
Puisi
Puji Santosa
Puji Tyasari
Puput Amiranti N
Purnawan Andra
Purnawan Kristanto
Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin
Pustaka Ilalang Group
PUstaka puJAngga
Putu Wijaya
Qaris Tajudin
R. Ng. Ronggowarsito
Rachmad Djoko Pradopo
Radhar Panca Dahana
Rahmat Kemat Hidayatullah
Rahmat Sularso Nh
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Rasanrasan Boengaketji
Raudal Tanjung Banua
Redland Movie
Reiny Dwinanda
Resensi
Rialita Fithra Asmara
Ribut Wijoto
Riki Dhamparan Putra
Riki Utomi
Ririe Rengganis
Risang Anom Pujayanto
Riyon Fidwar
Robin Al Kautsar
Robin Dos Santos Soares
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Roso Titi Sarkoro
Rozi Kembara
Rukardi
Rumah Budaya Pantura (RBP)
Rusmanadi
S Yoga
S. Jai
S.W. Teofani
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Saiful Amin Ghofur
Saiful Anam
Sainul Hermawan
Sajak
Salamet Wahedi
Salman S. Yoga
Samsudin Adlawi
Samsul Anam
Sanggar Lukis Alam
Sanggar Pasir
Sanggar Rumah Ilalang KSII
Santi Puji Rahayu
Sapardi Djoko Damono
Saroni Asikin
Sartika Dian Nuraini
Sastra dan Kuasa Simbolik
Sastra Jawa Timur
Satmoko Budi Santoso
Saut Situmorang
Sayyid Fahmi Alathas
SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang
SelaSastra Boenga Ketjil
SelaSastra Boenga Ketjil #33
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Sergi Sutanto
Setia Naka Andrian
Shiny.ane el’poesya
Sholihul Huda
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sinopsis
Siti Khoeriyah
Siti Muyassarotul Hafidzoh
Siti Sa’adah
Siwi Dwi Saputra
Siwi Dwi Saputro
Sjifa Amori
Slamet Rahardjo Rais
Soegiharto
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sosiawan Leak
Spectrum Center Press
Sri Weni
Sri Wintala Achmad
Suci Ayu Latifah
Sucipto Hadi Purnomo
Sudirman
Sugi Lanus
Sukron Ma’mun
Sulaiman Djaya
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sungging Raga
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Supriyadi
Surya Lesmana
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Suyanto
Syaf Anton Wr
Syaifuddin Gani
Syaiful Amin
Syarif Wadja Bae
Sylvianita Widyawati
TanahmeraH ArtSpace
Tarmuzie (1961-2019)
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Presetyo
Teguh Setiawan
Teguh Winarsho AS
Temu Penyair Timur Jawa
Tengsoe Tjahjono
Tia Setiadi
Tirto Suwondo
Tita Tjindarbumi
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan
Tosa Poetra
Tri Nurdianingsih
Triyanto Triwikromo
TS Pinang
Tu-ngang Iskandar
Tulus S
Ulul Azmiyati
Umar Fauzi
Umar Fauzi Ballah
Umar Kayam
Umbu Landu Paranggi
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Usman Arrumy
Utari Tri Prestianti
Viddy AD Daery
Virdika Rizky Utama
W Haryanto
W.S. Rendra
Wahyu Prasetya
Wan Anwar
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wina Bojonegoro
Wita Lestari
Wong Wing King
Wowok Hesti Prabowo
Xu Xi (Sussy Komala)
Y. Thendra BP
Y. Wibowo
Yanusa Nugroho
Yasraf Amir Piliang
Yayat R. Cipasang
Yohanes Sehandi
Yona Primadesi
Yopi Setia Umbara
Yudhi Herwibowo
Yudi Latif
Yusri Fajar
Yusuf Ariel Hakim
Yuval Noah Harari
Zacky Khairul Uman
Zainuddin Sugendal
Zamakhsyari Abrar
Zawawi Se
Zed Abidien
Zehan Zareez
Zhaenal Fanani
Zubaidi Khan
Zuniest
Tidak ada komentar:
Posting Komentar