Minggu, 18 Maret 2012

Václav Havel, Dulu Ditolak di Semua Pintu

Hasan Junus
http://www.riaupos.co/

Ada kritikus sastra yang mengatakan bahwa sastra Perancis sudah berakhir; setelah lenyapnya kelompok eksistensialisme terjadi kekosongan.

Akan tetapi seperti dikatakan dalam ‘’Label France’’ N° 58 2nd Quarter 2005 halaman 17 oleh kritikus Tirthankar Chanda, ‘’Mereka yang mengatakan demikian hampir pasti tidak membaca karya Patrick Modiano’’.

Sejak usia 21 tahun Modiano dikenal sebagai pengarang roman @ novel ketika ‘’La Place de l’Etoile’’ muncul. Sekarang dalam usia 60-an tahun ia masih memberikan ‘’Unpedigree’’ kepada dunia.

Patrick Modiano dalam banyak hal dapat disamakan dengan penyair Sénégal Léopold Sédar Senghor dan teaterawan Cek Václac Havel.

LÉOPOLD Sédar Senghor ialah seorang penyair yang menjadi Presiden negeri Sénégal sejak negeri di Afrika itu merdeka dari jajahan kolonial Perancis pada 1960 sampai 31 Desember 1980 ketika sang Presiden yang juga penyair itu meletakkan jabatan.

Dan Václav Havel ialah teaterawan yang menjadi Presiden Republik Cek di Eropa Tengah dari 1989 sampai 1992; pada masa pemerintahannya negeri Cekoslowakia terbagi dua menjadi Republik Cek dan Republik Slowakia.

Ia dilahirkan di Praha, ibukota negeri Cek pada 5 Oktober 1936. Sebagai anak seorang kaya di tengah belantara totaliterisme yang lebih dahsyat dari lebatnya hutan sepanjang Amazone.

Berbeda dengan Kafka, Havel tidak menulis dalam bahasa Jerman tapi memakai bahasa Cek seperti yang dilakukan para pengarang seperti Karel Èapek (1890-1938), Jaroslav Hašek (1883-1923), Václac Øezáè (1901-1956), Jan Procházka 1929-1971), Bohumil Hrabal (lahir 1914), Josef Škvorecký (lahir 1924), Arnošt Lustig ((lahir 1929), Milan Kundera (lahir 1929) dan lain-lain.

Beda dengan Josef Škvorecký dan Milan Kundera yang pergi dari negerinya menyelamatkan diri dari cengkeraman pemerintah totaliter di negeri Cek dan Slowakia yang masih bersatu, Vaclav Havel tetap bertahan biar seperti apapun berat penanggungan.

Beda dengan kedua temannya itu, Škvorecký yang menyelamatkan diri ke Kanada dan memakai juga bahasa Inggeris, sedang Kundera ke Paris dan memakai juga bahasa Perancis bila perlu, Havel terus setia di Praha dan menjadi bentara setia bahasa dan sastra Cek.

Václav Havel ialah gambaran terbalik dari tokoh Oliver Twist dalam karya Charles Dickens. Kedua tokoh ini seperti dua orang yang berada di kutub yang berbeda.

Karena Oliver Twist didera kemiskinan yang amat dahsyat sedangkan Václav Havel anak seorang kaya di tengah rimba totaliterisme yang lebat.

Meskipun keluarganya berharta Havel bahkan ditolak untuk memasuki ke perguruan tinggi karena anak orang dari golongan borju dilarang mendapat pendidikan yang sama dengan golongan lawannya.

Orang semacam Havel dilarang itu, dilarang ini, hidup dalam kebudayaan larangan yang dengan subur menumbuhkan sikap dan perintah tak boleh itu tak boleh ini, jangan itu jangan ini, yang boleh ialah yang ini saja dan semata-mata yang ini.

Semua itu hampir saja membuat pemuda Václav Havel berhenti hidup. Adalah ‘’kebudayaan larangan’’ atau ‘’kebudayaan serba jangan’’ sebenarnya dapat kita jumpai di sekitar kita kalau saja kita mau menghadapkan muka ke masa lampau yaitu di dalam kebudayaan tradisional, terlebih-lebih pada bagian yang sangat kental dengan kadar dan nilai feodal.

Sisi buruk bagian ini ialah terlampau kaya dengan jangan dan terlalu banyak dengan beban berat aneka larangan yang dapat membuat hidup orang berhenti mendadak.

Seperti angina pectoris yaitu serangan jantung yang serbuan mendadaknya tak akan kuat menghadang datangnya gempa dahsyat kematian. Di sinilah terletak berbahayanya kebudayaan totoliterian dalam berbagai bentuk.

Racun totaliterisme seperti ini dimasak pada api di atas tiga tunggu yang tegap solid yang terdiri dari tungku pantang, tungku larang dan tungku jangan.

Penawar atau obat racun seperti ini yang telah melalui perjalanan masa pengujian yang panjang hanya ada dua macam yaitu agama dan seni. Kebudayaan totaliter yang senantiasa otoriter dan senantiasa pula mengandalkan pantang, larang dan jangan dapat membuat rapuh tulang dan daging kehidupan.

Memang Havel telah sejak awal kehidupannya mengetahui bahwa Cekoslowakia baginya seperti gambaran tak satu pintupun terbuka baginya. Ia sudah sangat tahu bagaimana rasanya ditolak di semua pintu. Di tengah prahara seperti inilah Václac Havel bertahan.

Dan ketika gergasi totaliter berlalu dari Cekoslowakia ia berhasil keluar hidup-hidup dari kancah yang sudah banyak memakan korban. Namun perlu diingat bahwa yang bernama totalitarisme itu sosoknya berwujud saling bertentangan, sangat buruk rupa atau sangat rupawan.

Sama halnya dengan hantu dapat memakai sosok puntianak @ kuntilanak yang cantik, pari-pari yang jelita, perempuan bunian yang mempesona, bisa juga setengah mati hodoh @ buruk seperti kuda Nil yang buta sebelah berjanggut tujuh helai atau lain-lain seumpama itu.

Pakailah imajinasi Anda seluas-luasnya dan sebebas-bebasnya.

Karya-karya pentasnya yang terkenal di antaranya Zahradní slavnost (1963; ‘’Pesta Taman’’), Vyrozumní (1965; ‘’Memorandum’’), Ztížena možnost soustøedìni (1968; ‘’Konsentrasi Kesulitan yang Bertambah’’). Semua karya pentas Václac Havel mengandung ciri yang sama dengan karya seni yang didamba dan dicita-citakan semua seniman sejati yaitu karya yang mengandung semangat zaman ketika karya itu diciptakan, bukan yang mengelap-ngelap warisan lama yang sudah basi.

Setiap seniman sejati menolak makan nasi dan roti basi dan telinga mereka tak sudi mendengar musik basi, mata mereka tak sualak memandang nyanyi basi dan ruhani mereka tak bisa menerima karya basi.

Di manapun gelanggang penciptaannya seorang seniman senantiasa melawan status quo yang biasanya dikawal ketat kaum tradisionalis.

Golongan yang disebut terakhir ini terdiri dari orang-orang yang lucu karena mereka secara gila-gilaan sehingga nyaris gila dan juga secara mati-matian sampai hampir mati berupaya sekeras-kerasnya, lebih keras dari batu dan besi, menahan lajunya waktu.

Bukanlah kita diajarkan oleh para filsuf (yang sebenarnya tak mengenal arah Timur dan Barat) agar mengetahui bahwa waktu itu terbang dan kita haruslah terbang bersama waktu.

Faal kehadiran diri seorang seniman dan sekaligus faal karya seni ciptaannya ialah suatu keharusan untuk terus menerus bergerak sejalan dengan terbangnya waktu.

Saudara-saudaraku para pengarang yang berusia muda, salangkan Václac Havel yang hidup di tengah belantara lebat totaliterisme yang hebat dahsyat, yang lebih sempit dari penjara, yang lebih terkungkung dari penindasan para tiran, yang lebih pedih dari disembelih sedangkan dapat menghasilkan karya-karya besar yang tahan dirempuh waktu apalagi Anda yang jiwa dan badan merdeka tidak terbelenggu.***

4 Maret 2012

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Ginandjar Wiludjeng A. Junianto A. Kurnia A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.S Laksana A’yat Khalili Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Razak Abdul Rosyid Abdul Wahab Abdurrahman Wahid Abu Salman Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adam Chiefni Ade P. Nasution Adhitia Armitriant Adi Prasetyo Adrizas AF. Tuasikal Afriza Hanifa Afrizal Malna Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunyoto Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Baso Ahmad Faishal Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Naufel Ahmad Rofiq Ahmad S. Zahari Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ainul Fiah Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akhudiat Akmal Nasery Basral Alam Terkembang Alang Khoiruddin Alex R. Nainggolan Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Almania Rohmah Ami Herman Amien Wangsitalaja Aminah Aminullah HA.Noor Amir Sutaarga Anam Rahus Anata Siregar Andari Karina Anom Andina Dwifatma Andong Buku #3 Andre Mediansyah Andri Awan Anett Tapai Anggie Melianna Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Bae Anton Kurnia Anton Wahyudi Anwar Nuris Ardi Bramantyo Ardus M Sawega Arie MP Tamba Arie Yani Arief Joko Wicaksono Arief Junianto Ariera Arif Bagus Prasetyo Aris Kurniawan Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Asmaul Fauziyah Asti Musman Atafras Awalludin GD Mualif Ayu Wulan Sari Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Bagus Takwin Bahrul Ulum A. Malik Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Beno Siang Pamungkas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Bernando J Sujibto Berthold Damshauser BI Purwantari Binhad Nurrohmat Bobby Gunawan Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Burhanuddin Bella Camelia Mafaza Catatan Cerbung Cerpen Chairul Akhmad Chamim Kohari Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Zaini Ahmad D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahta Gautama Daisuke Miyoshi Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Danusantoso Dareen Tatour Darju Prasetya David Kuncara Denny Mizhar Denza Perdana Desi Sommalia Gustina Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dewi Indah Sari Dewi Susme Dian Sukarno Didik Harianto Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur Dipo Handoko Diyah Errita Damayanti Djoko Pitono Djoko Saryono Doddy Wisnu Pribadi Dody Kristianto Dody Yan Masfa Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dr Junaidi SS MHum Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Wiyana Dyah Ratna Meta Novia Dyah Sulistyorini Ecep Heryadi Eddy Pranata PNP Edeng Syamsul Ma’arif Eep Saefulloh Fatah EH Kartanegara Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendrawan Sofyan Eko Hendri Saiful Eko Windarto Elnisya Mahendra Elva Lestary Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Sulwesi Endo Suanda Eppril Wulaningtyas R Esai Evan Ys F. Moses F. Rahardi Fadlillah Malin Sutan Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Kurnianto Fanani Rahman Fanny Chotimah Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Febby Fortinella Rusmoyo Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Gabriel Garcia Marquez Galang Ari P. Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Gandra Gupta Ganug Nugroho Adi Gerson Poyk Ghassan Kanafani Gita Nuari Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunoto Saparie H.B. Jassin Habibullah Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Han Gagas Hanibal W. Y. Wijayanta Hardi Haris del Hakim Haris Saputra Harri Ash Shiddiqie Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Aspahani Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana HE. Benyamine Hendra Junaedi Hendra Makmur Heri CS Heri Latief Heri Listianto Herman RN Herry Lamongan Heru CN Heru Nugroho Hikmat Gumelar HL Renjis Magalah Hudan Nur Hujuala Rika Ayu Huminca Sinaga IBM. Dharma Palguna Ibnu Wahyudi Ida Farida Idris Pasaribu Ignas Kleden Ignatius Haryanto Iksan Basoeky Ilham Khoiri Imam Cahyono Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Ira Puspitaningsih Irfan Budiman Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Zulkarnain Ismail Marzuki Iva Titin Shovia Iwan Kurniawan Jabbar Abdullah Jafar Fakhrurozi Jalan Raya Simo Sungelebak Jamal D. Rahman Jamal T. Suryanata Javed Paul Syatha Jayaning S.A JILFest 2008 Jody Setiawan Johan Edy Raharjo Johannes Sugianto Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Juan Kromen Julika Hasanah Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Ka’bati Karanggeneng Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Keith Foulcher Kemah Budaya Panturan (KBP) Khansa Arifah Adila Khoirul Inayah Khoirul Rosyadi Khudori Husnan Ki Ompong Sudarsono Kirana Kejora Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia Korrie Layun Rampan Kostela Kritik Sastra Kukuh S Wibowo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie L.N. Idayanie Laili Rahmawati Lamongan Lan Fang Langgeng Widodo Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lely Yuana Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Liestyo Ambarwati Khohar Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lucia Idayanie Lukman A Sya Lutfiah Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Ismail M Thobroni M. Afifuddin M. Arwan Hamidi M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Luthfi Aziz M. Nurdin M. Yoesoef M.D. Atmaja M.S. Nugroho Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahmud Syaltut Usfa Mahmudi Arif Dahlan Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Martin Aleida Maruli Tobing Mas Ruscita Mashuri Masuki M. Astro Matroni Matroni Muserang Media: Crayon on Paper Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mia Arista Mia El Zahra Mikael Johani Misbahus Surur Misran Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan Much. Khoiri Muh. Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Aris Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun Muhammadun AS Muhidin M Dahlan Mujtahid Mujtahidin Billah Mukti Sutarman Espe Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik Munawir Aziz Musfarayani Musfi Efrizal Nafisatul Husniah Nandang Darana Naskah Teater Nelson Alwi Ni Made Purnamasari Nikmatus Sholikhah Nina Herlina Lubis Nina Susilo Ning Elia Noor H. Dee Noval Jubbek Novel-novel berbahasa Jawa Novelet Nunuy Nurhayati Nur Azizah Nur Hamzah Nur Kholiq Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Aini Nurul Anam Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Okty Budiati Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Otto Sukatno CR Oyos Saroso H.N. Pagan Press Pagelaran Musim Tandur Palupi Panca Astuti Parimono V / 40 Plandi Jombang Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Petrus Nandi Politik Politik Sastra Pradana Boy ZTF Pramoedya Ananta Toer Pramono Pringadi AS Prof Dr Fabiola D. Kurnia Prosa Puisi Puji Santosa Puji Tyasari Puput Amiranti N Purnawan Andra Purnawan Kristanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pustaka Ilalang Group PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Ng. Ronggowarsito Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Rahmat Kemat Hidayatullah Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rasanrasan Boengaketji Raudal Tanjung Banua Redland Movie Reiny Dwinanda Resensi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Ririe Rengganis Risang Anom Pujayanto Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Roso Titi Sarkoro Rozi Kembara Rukardi Rumah Budaya Pantura (RBP) Rusmanadi S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saiful Amin Ghofur Saiful Anam Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman S. Yoga Samsudin Adlawi Samsul Anam Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang KSII Santi Puji Rahayu Sapardi Djoko Damono Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra dan Kuasa Simbolik Sastra Jawa Timur Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil SelaSastra Boenga Ketjil #33 Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siti Khoeriyah Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputra Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Soegiharto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sri Weni Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudirman Sugi Lanus Sukron Ma’mun Sulaiman Djaya Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Supriyadi Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaf Anton Wr Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syarif Wadja Bae Sylvianita Widyawati TanahmeraH ArtSpace Tarmuzie (1961-2019) Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Presetyo Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tia Setiadi Tirto Suwondo Tita Tjindarbumi Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tosa Poetra Tri Nurdianingsih Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Ulul Azmiyati Umar Fauzi Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Usman Arrumy Utari Tri Prestianti Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W Haryanto W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wan Anwar Wawan Eko Yulianto Wawancara Wina Bojonegoro Wita Lestari Wong Wing King Wowok Hesti Prabowo Xu Xi (Sussy Komala) Y. Thendra BP Y. Wibowo Yanusa Nugroho Yasraf Amir Piliang Yayat R. Cipasang Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yopi Setia Umbara Yudhi Herwibowo Yudi Latif Yusri Fajar Yusuf Ariel Hakim Yuval Noah Harari Zacky Khairul Uman Zainuddin Sugendal Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zed Abidien Zehan Zareez Zhaenal Fanani Zubaidi Khan Zuniest