Ami Herman
http://www.suarakarya-online.com/
Duduk berpangku tangan di pinggir meja rapat Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar) Jero Wacik, di lantai 16 Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Rabu pekan lalu, Gerson Poyk nampak lebih muda dari usianya. Seluruh rambutnya yang telah putih, dicukur pendek, mengenakan setelan jas warna gelap dilengkapi dasi warna merah.
Sesekali pria kelahiran Nomodale, Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur, 16 Juni 1931 ini memperhatikan ruangan rapat orang nomor satu di Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata itu. Dia kemudian mengalihkan perhatiannya ke masyarakat lain dari berbagai daerah, yang kebetulan duduk berdekatan dengannya karena hari itu bersama-sama Gerson Poyk akan menerima penghargaan dari Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono.
Dan, satu persatu Menbudpar Jero Wacik menyerahkan penghargaan tersebut kepada mereka yang dinilai sangat pantas – tahun ini – menerima tanda jasa dari Pemerintah.
Seluruhnya ada 48 orang yang menerima penghargaan Maestro Seni Tradisi yang diserahkan hari itu oleh Menbudpar. Kemudian 6 orang penerima penghargaan khusus Anugerah Kebudayaan 2011, 6 orang penerima penghargaan Anugerah Seni, 6 penghargaan Pelestari dan Pengembang Warisan Budaya dan 6 penghargaan untuk Anak/Pelajar/Remaja yang berdedikasi Terhadap Kebudayaan. Gerson Poyk termasuk diantara 6 penerima Anugerah Kebudayaan 2011.
Siapa Gerson Poyk? Dia salah satu dari sekian banyak budayawan dan penyair negeri ini yang karyanya selalu dipuji pembacanya. Karyanya berupa puisi, cerita pendek dan novel.Banyak diantaranya karyanya sudah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa asing.
Sampai kini Gerson yang – pernah lama jadi wartawan di harian sore Sinar Harapan – masih aktif menulis cerita pendek.
Beruntung sekali, halaman Sastra dan Budaya Harian Umum Suara Karya termasuk sering mendapat kiriman cerpennya. Sebelum memiliki nomor rekening di sebuah bank, ayah Fanny Jonathan Poyk – juga seorang wartawati dan pengarang produktif dan sering pula menulis cerpen di Suara Karya – selalu datang sendiri ke sekretariat redaksi Suara Karya untuk mengambil honorarium cerpennya. Banyak pembaca Suara Karya menyukai cerpen Gerson Poyk.
“Kebetuan ayah saya pelanggan Harian Suara Karya, jadi bisa mengikuti cerpen karangan Pak Gerson Poyk yang diterbitkan Suara Karya. Saya sudah menyimpan 5 cerpen Pak Gerson dari lembaran sastra Suara Karya. Semua cerpennya punya nyawa dan enak dibaca,” jelas Nadine Tri Duhita, mahasiswi tingkat akhir (Program Sarjana) Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.
“Saya juga menyukai cerpen karya Pak Gerson. Sejak masa kuliah di ITB Bandung, sering saat senggang saya terisi dengan membaca cerpen karya Pak Gerson. Saya menyukai karakter tokoh yang dibuat Pak Gerson dalam banyak cerita pendeknya. Syukurlah, saat ini saya bisa bertemu langsung cerpenis idola saya,” tutur Menbudpar Jero Wacik dalam acara ramah tanah dengan para penerima penghargaan.
“Cerita pendek karya pak Gerson saya sukai karena memberi inspirasi kepada pembacanya mengenai banyak hal yang ditulisnya. Pak Gerson punya kekuatan tersendiri dibanding budayawan lain kalau sudah bercerita tentang Bali, alam Nusa Tenggara Timur, khususnya Pulau Rote dan kisah suka duka seorang guru di pedalaman. Sampai sekarang saya selalu terkenang cerita pendek beliau. Bahagia sekali saya bisa bertemu Pak Gerson sambil meneruskan penghargaan dan Salam bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kepada Pak Gerson Poyk,” tutur Menbudpar lagi.
Kalau dalam banyak cerpennya Gerson kerap menulis tentang Bali, alam Nusa Tenggara Timur, Kepulauan Maluku, Papua dan fasih berceria tentang tugas-tugas mulai seorang guru di pedalaman, tidaklah mengejutkan lagi. Bisa begitu, karena awal karir penulisan sastra seorang Gerson adalah seorang pendidik, seorang yang berhadapan langsung dengan beragam masalah krusial di pedalaman. Asal tahu saja, guru dipedalaman tidak saja mengurusi anak didik, tetapi juga dibebani tanggungjawab mengkampanyekan program Keluarga Berencana, Pajak Bumi Bangunan, sampai urusan tetek bengek lainnya yang sebenarnya bukan menjadi tugas resmi seorang guru seperti Gerson Poyk.
Tetapi, dengan bermodalkan ijazah SGA (Sekolah Guru Atas) Kristen Surabaya, jadilah Gerson mendapat kepercayaan ikut mengurusi ini dan itu. Maka, dalam menjalami tugas guru jaman baheula, Gerson punya segudang pengalaman suka dan duka sebagai guru dj pedalaman. Belum lagi jika sudah bulan tua, pusingnya minta ampun, karena gaji guru sangatlah minim.
“Bayangkan saja, pernah gaji saya tidak cukup untuk beli sebungkus rokok. Pernah juga gaji saya, dua tahun kemudian baru saya terima. Dulu jadi guru memang benar-benar pengabdian. Hidup sebagai guru juga sangat susah. Sangat menderita. Tidak seperti sekarang, guru banyak sekali yang senang hidupnya. Saya pahami itu semua,” ujar Gerson, lirih.
Setelah jadi guru sekolah dasar Gerson memilih jadi wartawan. Pada masa itulah Gerson sangat produktif menghasilkan karya tulis bernafaskan humanis.
Cerpen, puisi dan esainya mengalir di banyak media cetak. Pada masa itulah pula, Gerson bercerita, banyak karya sastra yang dihasilkannya mencerdaskan pembacanya, terutama sekali dari kalangan mahasiswa yang menjadikan karya-karya sastra penulis novel Memendan Dendam ini sebagai bahan disertasi dan tesis.
Melalui novelnya Sang Guru yang dinilai sangat menyentuh dan memberi isnpirasi tugas-tugas mulia para pendidik di tanah air, Gerson Poyk, bersama dua budayawan lain, yakni Ahmat Tohari (penulis novel Bekisar Merah) dan Ramadhan KH (penulis novel Ladang Perminus) menerima hadiah sastra dari Pusat Bahasa Indonesia Depdiknas Tahun 2003.
Tapi, pernahkah Gerson bermimpi akan menerima penghargaan Anugerah Kebudayaan seperti diterimanya sekarang?
“Belum pernah saya impikan, dan tak akan pernah saya mimpikan. Soalnya, sejak dulu sampai sekarang saya menulis bukan untuk mendapatkan penghargaan, apalagi Anugerah Kebudayaan. Tidak pernah saya mimpikan. Saya menulis karena saya ingin melakukan perubahan perubahan melalui tulisan saya.
Ternyata tidak sia-sia saya menulis. Banyak pembaca yang kirim ucapan terima kasih, karena sudah jadi orang setelah diwisuda jadi sarjana yang tesis dan disertasinya diilhami dari karya-karya sastra saya,” tutur Gerson Poyk.
Sejumlah masyarakat dari berbagai daerah yang hari itu duduk berdampingan menerima penghargaan dari Presiden nampak terharu mendengar penuturan Gerson Poyk. Ketika Menbudpar menyerahkan Anugerah Kebudayaan 2011, Gerson Poyk juga tampak sangat terharu. Menbudpar kemudian minta dipotret bersama dengan GersonPoyk.
Gerson Poyk hari itu, menjadi satu-satunya budayawan dan penyair yang menerima Anugerah Kebudayaan 2011. Gerson juga menerima bantuan sejumlah uang.
Selamat Pak Gerson Poyk!
16 Juli 2011
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A Rodhi Murtadho
A. Ginandjar Wiludjeng
A. Junianto
A. Kurnia
A. Qorib Hidayatullah
A. Yusrianto Elga
A.S Laksana
A’yat Khalili
Aang Fatihul Islam
Abdul Azis Sukarno
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Hadi WM
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Malik
Abdul Razak
Abdul Rosyid
Abdul Wahab
Abdurrahman Wahid
Abu Salman
Acep Iwan Saidi
Acep Zamzam Noor
Adam Chiefni
Ade P. Nasution
Adhitia Armitriant
Adi Prasetyo
Adrizas
AF. Tuasikal
Afriza Hanifa
Afrizal Malna
Agama Para Bajingan
Agnes Rita Sulistyawaty
Aguk Irawan M.N.
Agus B. Harianto
Agus Buchori
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sulton
Agus Sunyoto
Ahda Imran
Ahid Hidayat
Ahmad Baso
Ahmad Faishal
Ahmad Fatoni
Ahmad Hasan MS
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Khotim Muzakka
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Naufel
Ahmad Rofiq
Ahmad S. Zahari
Ahmad Syauqi Sumbawi
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ahsanu Nadia
Aini Aviena Violeta
Ainul Fiah
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Sekhu
Akhmad Sofyan Hadi
Akhmad Taufiq
Akhudiat
Akmal Nasery Basral
Alam Terkembang
Alang Khoiruddin
Alex R. Nainggolan
Alfian Dippahatang
Ali Audah
Ali Mahmudi CH
Ali Rif’an
Almania Rohmah
Ami Herman
Amien Wangsitalaja
Aminah
Aminullah HA.Noor
Amir Sutaarga
Anam Rahus
Anata Siregar
Andari Karina Anom
Andina Dwifatma
Andong Buku #3
Andre Mediansyah
Andri Awan
Anett Tapai
Anggie Melianna
Anindita S Thayf
Anis Ceha
Anjrah Lelono Broto
Anton Bae
Anton Kurnia
Anton Wahyudi
Anwar Nuris
Ardi Bramantyo
Ardus M Sawega
Arie MP Tamba
Arie Yani
Arief Joko Wicaksono
Arief Junianto
Ariera
Arif Bagus Prasetyo
Aris Kurniawan
Arman A.Z.
Arswendo Atmowiloto
Arti Bumi Intaran
AS Sumbawi
Asarpin
Asep Sambodja
Asmaul Fauziyah
Asti Musman
Atafras
Awalludin GD Mualif
Ayu Wulan Sari
Aziz Abdul Gofar
Azizah Hefni
Bagus Takwin
Bahrul Ulum A. Malik
Balada
Bale Aksara
Balok Sf
Bambang Kempling
Bamby Cahyadi
Bandung Mawardi
Beni Setia
Benny Arnas
Benny Benke
Beno Siang Pamungkas
Bentara Budaya Yogyakarta
Berita
Berita Duka
Berita Koran
Bernando J Sujibto
Berthold Damshauser
BI Purwantari
Binhad Nurrohmat
Bobby Gunawan
Bonari Nabonenar
Brunel University London
Budaya
Budi Darma
Budi P. Hatees
Budiman S. Hartoyo
Burhanuddin Bella
Camelia Mafaza
Catatan
Cerbung
Cerpen
Chairul Akhmad
Chamim Kohari
Chavchay Syaifullah
Cover Buku
Cucuk Espe
D. Zaini Ahmad
D. Zawawi Imron
Dadang Ari Murtono
Dahta Gautama
Daisuke Miyoshi
Damhuri Muhammad
Dami N. Toda
Damiri Mahmud
Danarto
Daniel Paranamesa
Danusantoso
Dareen Tatour
Darju Prasetya
David Kuncara
Denny Mizhar
Denza Perdana
Desi Sommalia Gustina
Desiana Medya A.L
Dewan Kesenian Lamongan (DKL)
Dewi Indah Sari
Dewi Susme
Dian Sukarno
Didik Harianto
Didik Kusbiantoro
Dina Jerphanion
Dina Oktaviani
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur
Dipo Handoko
Diyah Errita Damayanti
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Doddy Wisnu Pribadi
Dody Kristianto
Dody Yan Masfa
Donny Anggoro
Donny Syofyan
Dorothea Rosa Herliany
Dr Junaidi SS MHum
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Pranoto
Dwi Wiyana
Dyah Ratna Meta Novia
Dyah Sulistyorini
Ecep Heryadi
Eddy Pranata PNP
Edeng Syamsul Ma’arif
Eep Saefulloh Fatah
EH Kartanegara
Eka Budianta
Eka Kurniawan
Eko Hendrawan Sofyan
Eko Hendri Saiful
Eko Windarto
Elnisya Mahendra
Elva Lestary
Emha Ainun Nadjib
Emil WE
Endah Sulwesi
Endo Suanda
Eppril Wulaningtyas R
Esai
Evan Ys
F. Moses
F. Rahardi
Fadlillah Malin Sutan
Fahmi Faqih
Fahrudin Nasrulloh
Faisal Kamandobat
Fajar Kurnianto
Fanani Rahman
Fanny Chotimah
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Febby Fortinella Rusmoyo
Felix K. Nesi
Festival Sastra Gresik
Gabriel Garcia Marquez
Galang Ari P.
Galuh Tulus Utama
Gampang Prawoto
Gandra Gupta
Ganug Nugroho Adi
Gerson Poyk
Ghassan Kanafani
Gita Nuari
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gunoto Saparie
H.B. Jassin
Habibullah
Hadi Napster
Hadriani Pudjiarti
Halim HD
Halimi Zuhdy
Hamberan Syahbana
Han Gagas
Hanibal W. Y. Wijayanta
Hardi
Haris del Hakim
Haris Saputra
Harri Ash Shiddiqie
Hartono Harimurti
Hary B Kori’un
Hasan Aspahani
Hasan Junus
Hasif Amini
Hasnan Bachtiar
Hasta Indriyana
HE. Benyamine
Hendra Junaedi
Hendra Makmur
Heri CS
Heri Latief
Heri Listianto
Herman RN
Herry Lamongan
Heru CN
Heru Nugroho
Hikmat Gumelar
HL Renjis Magalah
Hudan Nur
Hujuala Rika Ayu
Huminca Sinaga
IBM. Dharma Palguna
Ibnu Wahyudi
Ida Farida
Idris Pasaribu
Ignas Kleden
Ignatius Haryanto
Iksan Basoeky
Ilham Khoiri
Imam Cahyono
Imam Muhtarom
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Rosyid
Imron Tohari
Indiar Manggara
Indra Intisa
Indra Tjahyadi
Indra Tranggono
Indrian Koto
Ira Puspitaningsih
Irfan Budiman
Isbedy Stiawan Z.S.
Iskandar Noe
Iskandar Zulkarnain
Ismail Marzuki
Iva Titin Shovia
Iwan Kurniawan
Jabbar Abdullah
Jafar Fakhrurozi
Jalan Raya Simo Sungelebak
Jamal D. Rahman
Jamal T. Suryanata
Javed Paul Syatha
Jayaning S.A
JILFest 2008
Jody Setiawan
Johan Edy Raharjo
Johannes Sugianto
Joko Pinurbo
Joko Sandur
Joni Ariadinata
Jual Buku
Jual Buku Paket Hemat
Juan Kromen
Julika Hasanah
Jurnalisme Sastrawi
Jusuf AN
Juwairiyah Mawardy
Ka’bati
Karanggeneng
Karya Lukisan: Andry Deblenk
Kasnadi
Keith Foulcher
Kemah Budaya Panturan (KBP)
Khansa Arifah Adila
Khoirul Inayah
Khoirul Rosyadi
Khudori Husnan
Ki Ompong Sudarsono
Kirana Kejora
Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Sastra Ilalang Indonesia
Korrie Layun Rampan
Kostela
Kritik Sastra
Kukuh S Wibowo
Kurnia Effendi
Kurniawan
Kuswaidi Syafi'ie
L.N. Idayanie
Laili Rahmawati
Lamongan
Lan Fang
Langgeng Widodo
Lathifa Akmaliyah
Leila S. Chudori
Lely Yuana
Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember
Liestyo Ambarwati Khohar
Lina Kelana
Linda Sarmili
Liza Wahyuninto
Lucia Idayanie
Lukman A Sya
Lutfiah
Lynglieastrid Isabellita
M Arman AZ
M Ismail
M Thobroni
M. Afifuddin
M. Arwan Hamidi
M. Lukluk Atsmara Anjaina
M. Lutfi
M. Luthfi Aziz
M. Nurdin
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
M.S. Nugroho
Mahendra Cipta
Mahmud Jauhari Ali
Mahmud Syaltut Usfa
Mahmudi Arif Dahlan
Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Martin Aleida
Maruli Tobing
Mas Ruscita
Mashuri
Masuki M. Astro
Matroni
Matroni Muserang
Media: Crayon on Paper
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Mia Arista
Mia El Zahra
Mikael Johani
Misbahus Surur
Misran
Mohamad Ali Hisyam
Mohammad Eri Irawan
Much. Khoiri
Muh. Muhlisin
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Amin
Muhammad Aris
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Rain
Muhammad Taufiqurrohman
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun
Muhammadun AS
Muhidin M Dahlan
Mujtahid
Mujtahidin Billah
Mukti Sutarman Espe
Mulyadi SA
Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik
Munawir Aziz
Musfarayani
Musfi Efrizal
Nafisatul Husniah
Nandang Darana
Naskah Teater
Nelson Alwi
Ni Made Purnamasari
Nikmatus Sholikhah
Nina Herlina Lubis
Nina Susilo
Ning Elia
Noor H. Dee
Noval Jubbek
Novel-novel berbahasa Jawa
Novelet
Nunuy Nurhayati
Nur Azizah
Nur Hamzah
Nur Kholiq
Nurdin Kalim
Nurel Javissyarqi
Nurul Aini
Nurul Anam
Nurul Komariyah
Nuryana Asmaudi SA
Nyoman Tusthi Eddy
Obrolan
Okty Budiati
Orasi Budaya Akhir Tahun 2018
Otto Sukatno CR
Oyos Saroso H.N.
Pagan Press
Pagelaran Musim Tandur
Palupi Panca Astuti
Parimono V / 40 Plandi Jombang
Pawang Surya Kencana
PDS H.B. Jassin
Petrus Nandi
Politik
Politik Sastra
Pradana Boy ZTF
Pramoedya Ananta Toer
Pramono
Pringadi AS
Prof Dr Fabiola D. Kurnia
Prosa
Puisi
Puji Santosa
Puji Tyasari
Puput Amiranti N
Purnawan Andra
Purnawan Kristanto
Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin
Pustaka Ilalang Group
PUstaka puJAngga
Putu Wijaya
Qaris Tajudin
R. Ng. Ronggowarsito
Rachmad Djoko Pradopo
Radhar Panca Dahana
Rahmat Kemat Hidayatullah
Rahmat Sularso Nh
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Rasanrasan Boengaketji
Raudal Tanjung Banua
Redland Movie
Reiny Dwinanda
Resensi
Rialita Fithra Asmara
Ribut Wijoto
Riki Dhamparan Putra
Riki Utomi
Ririe Rengganis
Risang Anom Pujayanto
Riyon Fidwar
Robin Al Kautsar
Robin Dos Santos Soares
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Roso Titi Sarkoro
Rozi Kembara
Rukardi
Rumah Budaya Pantura (RBP)
Rusmanadi
S Yoga
S. Jai
S.W. Teofani
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Saiful Amin Ghofur
Saiful Anam
Sainul Hermawan
Sajak
Salamet Wahedi
Salman S. Yoga
Samsudin Adlawi
Samsul Anam
Sanggar Lukis Alam
Sanggar Pasir
Sanggar Rumah Ilalang KSII
Santi Puji Rahayu
Sapardi Djoko Damono
Saroni Asikin
Sartika Dian Nuraini
Sastra dan Kuasa Simbolik
Sastra Jawa Timur
Satmoko Budi Santoso
Saut Situmorang
Sayyid Fahmi Alathas
SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang
SelaSastra Boenga Ketjil
SelaSastra Boenga Ketjil #33
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Sergi Sutanto
Setia Naka Andrian
Shiny.ane el’poesya
Sholihul Huda
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sinopsis
Siti Khoeriyah
Siti Muyassarotul Hafidzoh
Siti Sa’adah
Siwi Dwi Saputra
Siwi Dwi Saputro
Sjifa Amori
Slamet Rahardjo Rais
Soegiharto
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sosiawan Leak
Spectrum Center Press
Sri Weni
Sri Wintala Achmad
Suci Ayu Latifah
Sucipto Hadi Purnomo
Sudirman
Sugi Lanus
Sukron Ma’mun
Sulaiman Djaya
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sungging Raga
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Supriyadi
Surya Lesmana
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Suyanto
Syaf Anton Wr
Syaifuddin Gani
Syaiful Amin
Syarif Wadja Bae
Sylvianita Widyawati
TanahmeraH ArtSpace
Tarmuzie (1961-2019)
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Presetyo
Teguh Setiawan
Teguh Winarsho AS
Temu Penyair Timur Jawa
Tengsoe Tjahjono
Tia Setiadi
Tirto Suwondo
Tita Tjindarbumi
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan
Tosa Poetra
Tri Nurdianingsih
Triyanto Triwikromo
TS Pinang
Tu-ngang Iskandar
Tulus S
Ulul Azmiyati
Umar Fauzi
Umar Fauzi Ballah
Umar Kayam
Umbu Landu Paranggi
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Usman Arrumy
Utari Tri Prestianti
Viddy AD Daery
Virdika Rizky Utama
W Haryanto
W.S. Rendra
Wahyu Prasetya
Wan Anwar
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wina Bojonegoro
Wita Lestari
Wong Wing King
Wowok Hesti Prabowo
Xu Xi (Sussy Komala)
Y. Thendra BP
Y. Wibowo
Yanusa Nugroho
Yasraf Amir Piliang
Yayat R. Cipasang
Yohanes Sehandi
Yona Primadesi
Yopi Setia Umbara
Yudhi Herwibowo
Yudi Latif
Yusri Fajar
Yusuf Ariel Hakim
Yuval Noah Harari
Zacky Khairul Uman
Zainuddin Sugendal
Zamakhsyari Abrar
Zawawi Se
Zed Abidien
Zehan Zareez
Zhaenal Fanani
Zubaidi Khan
Zuniest
Tidak ada komentar:
Posting Komentar