Rabu, 28 September 2011

Apologi Kupu-kupu: “Mencari Identitas” melalui Tanda

Ririe Rengganis, M.Hum.
http://sastra-indonesia.com/

Karya sastra, terutama puisi cenderung menggunakan bahasa yang sarat dengan penggunaan tanda. Dan, untuk memahami tanda-tanda yang ada dalam puisi itu pembaca harus memiliki kompetensi sastra. Kompetensi sastra ini diperlukan untuk memahami ketidakgramatikalan puisi, di mana puisi tidak memiliki ciri-ciri linguistik (Riffaterre). Kompetensi sastra yang harus dimiliki oleh pembaca/ penikmat puisi juga harus disesuaikan dengan konvensi genre yang digunakan untuk menulis karya sastra. Konvensi puisi akan berbeda dengan konvensi prosa. Dengan bekal pemahaman terhadap kompetensi sastra dan konvensi genre sastra tersebut, penikmat puisi (seperti saya) mencoba memahami tanda-tanda yang hadir dalam “mini” antologi puisi ini; yang ditulis oleh Fauzi, Arfan, Dody, dan Guntur.

Fauzi, Arfan, Dody, dan Guntur adalah sekelompok orang muda yang sedang dalam masa “mencari identitas”. Identitas merupakan sesuatu yang absurd; mudah berubah bentuk dan labil. Dan, mereka mencari identitas melalui tanda-tanda dalam puisi-puisi mereka. Pemaknaan tanda dalam puisi-puisi mereka juga bergantung pada konvensi pembacaan yang dilakukan oleh pembaca/ penikmatnya.

Seperti halnya kisah Oedipus dalam mitologi Yunani, yang begitu mengagumi sosok sang Ibu. Dalam puisi Rumah Oedipus misalnya, penulis pun berusaha menunjukkan kekaguman dan rasa hormat pada Sang Ibu. Rasakan saja kekaguman dan rasa hormat Fauzi dalam baris-baris puisi berikut:

Tetangga seperti duri dan bapak layaknya ulat
urung menjejak dan mengepakkan sayap,
kupu-kupu yang adalah ibu.

Seperti buku, sayapku menantang ngilu
yang rekat di selendang ibu.
Rumah terbujur antara masa lalu,
Ingin kukubur sedalam waktu

dengan bilur telur yang runtuh
dari kelopak dan teratur jatuh ke dalam riak,
adalah alir ibuku dan rangkak anganku

Dalam puisi Laki-laki itu Benar-benar Jatuh, Fauzi berusaha menyampaikan simpati atas kegagalan yang dialami oleh Sang Karib: Arfan. Ia bahkan tak peduli apakah kegagalan itu terjadi karena memang suratan nasib atau kebodohan Sang Karib; ia tetap bersimpati. Simaklah simpati itu dalam baris-baris puisi berikut:

Laki-laki tu benar-benar jatuh
padahal langkah ke depannya tinggal sedepa
meski jalan yang lain masih menyisakan tanda tanya
……………………………………………………………..
karena muslihat di kepalanya hanya sekelebat.
Begitu angkuh hingga ia benar-benar jatuh
ketika harus mendapatkannya

Sesuatu telah membuatnya buta setengah mata
maka ia merapal okta langkah-langkah
seperti mewiridkan nama-nama yang pernah menjumpainya
………………………………………………………………
atau peraba telah melenyapkan dukanya
sebelum ia benar-benar jatuh tersungkur
seperti pemikir yang beralih pada bidak catur

Selanjutnya, tanda-tanda yang dihadirkan Arfan dalam puisi-puisinya cenderung digunakan untuk menyampaikan duka dan luka. Duka dan luka yang menimbulkan kesunyian dan kesenyapan. Citraan demikian hadir dalam baris-baris puisi Senja dan Gerimis berikut:

Bahkan jika haus menusuk tenggorokanmu, maka akan kubasuh
dari tetes embun yang menyelimuti pucuk-pucuk daunmu. Juga dari kakimu.

walau punggung ini kelu, sampai malam
menusuk sumsum tulang yang membiru
…………………………………………………
walau bisu dan sepi, tetap aku setia
seperti kesetiaan malam yang menyapa cahaya fajar pagi

Duka dan luka dalam puisi di atas muncul dari suatu kesetiaan dan pengorbanan, yang sepertinya sia-sia. Citraan duka dan luka yang dirasakan hingga membuatnya pasrah pada Tuhan sebagai Sang Pencipta, Sang Pengatur Nasib umat manusia. Kepasrahan itu muncul dalam puisi Displai Senja berikut:

Sebuah kenangan adalah display senja
yang telah tertinggal
di antara dada bumi,
namun semburat di antara sayatan
membentuk imaji seorang penakluk
……………………………………….
Jejak memang bukan sebuah narasi.
Esok yang terbayang mulai lumpuh
di antara tangan yang mulai menengadah

Guntur menghadirkan tanda yang berbeda dalam puisi-puisinya. Beraneka ragam, dengan satu benang merah: “keinginan untuk menjadi manusia yang lebih baik dari sebelumnya”. Simak saja bagaimana keinginan tersebut dalam baris-baris puisi Aji-Aji Semu berikut:

……………………………………………….
gada mulai condong kepala
tanpa sempat ceritakan sidratulmuntaha
menggelembungkan jutaan riang maya
satukan laras senapan pada satu titik
untuk hara-kiri
di atas bara sekam
yang mulai diredam hujan renyai

dosa-dosa bersalto
iringi langkah mantap
gunakan rasa respek
untuk berjibaku di antara dunia
……………………………………………….

Selain itu, dalam puisi Kunang-kunang Pembawa Argon Cinta, Guntur mencoba menyampaikan keinginannya untuk menjadi insan yang lebih baik dengan menyadari bahwa dirinya hanya “manusia biasa”, yang penuh dosa dan begitu dekat dengan kematian. Simaklah keinginan itu dalam baris-baris puisi berikut:
……………………………………………………..
sucimu, menggelepar rindu di malam
mendenahkan kilat
langkahi bumi-langit
dan menggali bahala

daun-daun tidur
hentikan urat nadi dalam cahaya
saat bisik menyusup mata
…………………………………………………….
aku tak lagi jernih, takkan pernah
tertelan hilal ketika dirimu hinggap
hanya sebagai gelandang biasa
yang dempet dengan ujung mati

Tanda sebagai “sarana komunikasi” dengan lingkungan sekitar dipilih Dody dalam puisi-puisinya. “Sarana komunikasi” ini digunakan untuk menggambarkan berbagai hal yang dirasakan dalam dirinya kepada lingkungan sekitar, di antaranya adalah kekaguman dan kekecewaan. Kekaguman sekaligus kekecewaannya pada laut dicurahkan dalam puisi Aku Amat Mencintai Laut berikut:

karena aku anak-anak, aku amat mencintai laut
seperti ketebalan ombak yang bergulung ke tepian
………………………………………………………….
maka pada jalaku senantiasa kubayangkan
tubuh tenggelam
agar esok detak jantungku setia mengambang
mengayun di antara gelombang dan barisan udang
…………………………………………………………
lihatlah kesakitanku,
kau akan berpedang duri ikan
memakai baju amis yang dibuang oleh keangkuahan

“Komunikasi” lain yang dilakukan Dody untuk menggambarkan protes terhadap institusi pendidikan; bagaimana institusi pendidikan hanya mampu menciptakan “manusia-manusia absurd”. Protes itu digambarkan Dody dalam puisi Kelas (2) berikut:

kelas ini membuat mataku jadi pejalan
pandangnya menghempasku dari keseharian
membuatku jauh dari peradaban

pada lampu binar, kulupakan bahasa hujan
anggota tubuhku berteriak dalam ruang kekosongan

sampai kursi-kursi mengepungku
mencuri jalan pulangku yang berliku
lebih kelam dari kuterjemahkan pesta semalam

Dari keempat orang muda yang sedang “mencari identitas” ini, saya (sebagai penikmat puisi) dapat belajar begitu banyak hal; dari sisi dan pandangan berbeda, melalui tanda-tanda yang mereka hadirkan. Mereka berusaha “mencari identitas” untuk dapat diterima di lingkungan mereka; lingkungan yang telah membesarkan nama mereka. Entah perjuangan “mencari identitas” yang mereka lakukan ini sampai di titik mana: zenith atau nadir. Selamat berjuang, Sobat !!! Semoga berhasil menemukan “pencarian” kalian.

Dijumput dari: http://manuskripdody.blogspot.com/2008/10/esai-apologi-kupu-kupu-ririe-rengganis.html

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Ginandjar Wiludjeng A. Junianto A. Kurnia A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.S Laksana A’yat Khalili Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Razak Abdul Rosyid Abdul Wahab Abdurrahman Wahid Abu Salman Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adam Chiefni Ade P. Nasution Adhitia Armitriant Adi Prasetyo Adrizas AF. Tuasikal Afriza Hanifa Afrizal Malna Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunyoto Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Baso Ahmad Faishal Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Naufel Ahmad Rofiq Ahmad S. Zahari Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ainul Fiah Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akhudiat Akmal Nasery Basral Alam Terkembang Alang Khoiruddin Alex R. Nainggolan Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Almania Rohmah Ami Herman Amien Wangsitalaja Aminah Aminullah HA.Noor Amir Sutaarga Anam Rahus Anata Siregar Andari Karina Anom Andina Dwifatma Andong Buku #3 Andre Mediansyah Andri Awan Anett Tapai Anggie Melianna Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Bae Anton Kurnia Anton Wahyudi Anwar Nuris Ardi Bramantyo Ardus M Sawega Arie MP Tamba Arie Yani Arief Joko Wicaksono Arief Junianto Ariera Arif Bagus Prasetyo Aris Kurniawan Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Asmaul Fauziyah Asti Musman Atafras Awalludin GD Mualif Ayu Wulan Sari Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Bagus Takwin Bahrul Ulum A. Malik Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Beno Siang Pamungkas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Bernando J Sujibto Berthold Damshauser BI Purwantari Binhad Nurrohmat Bobby Gunawan Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Burhanuddin Bella Camelia Mafaza Catatan Cerbung Cerpen Chairul Akhmad Chamim Kohari Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Zaini Ahmad D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahta Gautama Daisuke Miyoshi Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Danusantoso Dareen Tatour Darju Prasetya David Kuncara Denny Mizhar Denza Perdana Desi Sommalia Gustina Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dewi Indah Sari Dewi Susme Dian Sukarno Didik Harianto Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur Dipo Handoko Diyah Errita Damayanti Djoko Pitono Djoko Saryono Doddy Wisnu Pribadi Dody Kristianto Dody Yan Masfa Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dr Junaidi SS MHum Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Wiyana Dyah Ratna Meta Novia Dyah Sulistyorini Ecep Heryadi Eddy Pranata PNP Edeng Syamsul Ma’arif Eep Saefulloh Fatah EH Kartanegara Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendrawan Sofyan Eko Hendri Saiful Eko Windarto Elnisya Mahendra Elva Lestary Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Sulwesi Endo Suanda Eppril Wulaningtyas R Esai Evan Ys F. Moses F. Rahardi Fadlillah Malin Sutan Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Kurnianto Fanani Rahman Fanny Chotimah Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Febby Fortinella Rusmoyo Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Gabriel Garcia Marquez Galang Ari P. Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Gandra Gupta Ganug Nugroho Adi Gerson Poyk Ghassan Kanafani Gita Nuari Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunoto Saparie H.B. Jassin Habibullah Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Han Gagas Hanibal W. Y. Wijayanta Hardi Haris del Hakim Haris Saputra Harri Ash Shiddiqie Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Aspahani Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana HE. Benyamine Hendra Junaedi Hendra Makmur Heri CS Heri Latief Heri Listianto Herman RN Herry Lamongan Heru CN Heru Nugroho Hikmat Gumelar HL Renjis Magalah Hudan Nur Hujuala Rika Ayu Huminca Sinaga IBM. Dharma Palguna Ibnu Wahyudi Ida Farida Idris Pasaribu Ignas Kleden Ignatius Haryanto Iksan Basoeky Ilham Khoiri Imam Cahyono Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Ira Puspitaningsih Irfan Budiman Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Zulkarnain Ismail Marzuki Iva Titin Shovia Iwan Kurniawan Jabbar Abdullah Jafar Fakhrurozi Jalan Raya Simo Sungelebak Jamal D. Rahman Jamal T. Suryanata Javed Paul Syatha Jayaning S.A JILFest 2008 Jody Setiawan Johan Edy Raharjo Johannes Sugianto Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Juan Kromen Julika Hasanah Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Ka’bati Karanggeneng Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Keith Foulcher Kemah Budaya Panturan (KBP) Khansa Arifah Adila Khoirul Inayah Khoirul Rosyadi Khudori Husnan Ki Ompong Sudarsono Kirana Kejora Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia Korrie Layun Rampan Kostela Kritik Sastra Kukuh S Wibowo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie L.N. Idayanie Laili Rahmawati Lamongan Lan Fang Langgeng Widodo Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lely Yuana Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Liestyo Ambarwati Khohar Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lucia Idayanie Lukman A Sya Lutfiah Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Ismail M Thobroni M. Afifuddin M. Arwan Hamidi M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Luthfi Aziz M. Nurdin M. Yoesoef M.D. Atmaja M.S. Nugroho Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahmud Syaltut Usfa Mahmudi Arif Dahlan Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Martin Aleida Maruli Tobing Mas Ruscita Mashuri Masuki M. Astro Matroni Matroni Muserang Media: Crayon on Paper Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mia Arista Mia El Zahra Mikael Johani Misbahus Surur Misran Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan Much. Khoiri Muh. Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Aris Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun Muhammadun AS Muhidin M Dahlan Mujtahid Mujtahidin Billah Mukti Sutarman Espe Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik Munawir Aziz Musfarayani Musfi Efrizal Nafisatul Husniah Nandang Darana Naskah Teater Nelson Alwi Ni Made Purnamasari Nikmatus Sholikhah Nina Herlina Lubis Nina Susilo Ning Elia Noor H. Dee Noval Jubbek Novel-novel berbahasa Jawa Novelet Nunuy Nurhayati Nur Azizah Nur Hamzah Nur Kholiq Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Aini Nurul Anam Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Okty Budiati Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Otto Sukatno CR Oyos Saroso H.N. Pagan Press Pagelaran Musim Tandur Palupi Panca Astuti Parimono V / 40 Plandi Jombang Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Petrus Nandi Politik Politik Sastra Pradana Boy ZTF Pramoedya Ananta Toer Pramono Pringadi AS Prof Dr Fabiola D. Kurnia Prosa Puisi Puji Santosa Puji Tyasari Puput Amiranti N Purnawan Andra Purnawan Kristanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pustaka Ilalang Group PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Ng. Ronggowarsito Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Rahmat Kemat Hidayatullah Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rasanrasan Boengaketji Raudal Tanjung Banua Redland Movie Reiny Dwinanda Resensi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Ririe Rengganis Risang Anom Pujayanto Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Roso Titi Sarkoro Rozi Kembara Rukardi Rumah Budaya Pantura (RBP) Rusmanadi S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saiful Amin Ghofur Saiful Anam Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman S. Yoga Samsudin Adlawi Samsul Anam Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang KSII Santi Puji Rahayu Sapardi Djoko Damono Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra dan Kuasa Simbolik Sastra Jawa Timur Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil SelaSastra Boenga Ketjil #33 Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siti Khoeriyah Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputra Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Soegiharto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sri Weni Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudirman Sugi Lanus Sukron Ma’mun Sulaiman Djaya Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Supriyadi Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaf Anton Wr Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syarif Wadja Bae Sylvianita Widyawati TanahmeraH ArtSpace Tarmuzie (1961-2019) Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Presetyo Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tia Setiadi Tirto Suwondo Tita Tjindarbumi Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tosa Poetra Tri Nurdianingsih Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Ulul Azmiyati Umar Fauzi Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Usman Arrumy Utari Tri Prestianti Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W Haryanto W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wan Anwar Wawan Eko Yulianto Wawancara Wina Bojonegoro Wita Lestari Wong Wing King Wowok Hesti Prabowo Xu Xi (Sussy Komala) Y. Thendra BP Y. Wibowo Yanusa Nugroho Yasraf Amir Piliang Yayat R. Cipasang Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yopi Setia Umbara Yudhi Herwibowo Yudi Latif Yusri Fajar Yusuf Ariel Hakim Yuval Noah Harari Zacky Khairul Uman Zainuddin Sugendal Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zed Abidien Zehan Zareez Zhaenal Fanani Zubaidi Khan Zuniest