Kamis, 10 Maret 2011

Penyair-penyair Jawa Timur Terabaikan

Catatan Kecil dari Festival Puisi Internasional
Tjahjono Widarmanto
14 Mei 2002, Kompas Jawa Timur

SEBUAH pesta kebudayaan baru saja lalu. Selama dua minggu, dari tanggal 1-13 April 2002, di tiga kota di Indonesia (Bandung, Surakarta, dan Makassar) digelar sebuah acara baca puisi antarbangsa yang diberi tajuk Festival Puisi Internasional Indonesia 2002. Festival ini melibatkan 45 penyair dari delapan negara, yaitu empat negara Eropa (Jerman, Belanda, Austria, dan Irlandia), tiga negara Asia (Jepang, Malaysia, dan tuan rumah Indonesia), serta satu negara Afrika (Afrika Selatan).

Indonesia diwakili beberapa penyair dari berbagai daerah, yaitu Jakarta, Jawa Barat (Bandung, Sukabumi, dan Sumedang), Jawa Tengah (Yogyakarta, Magelang, Surakarta), Jawa Timur (Madura), Sumatera, dan Sulawesi. Para penyair itu terdiri dari generasi tua dan generasi muda.

Para generasi tuanya (lahir tahun 1950-an ke bawah), kebanyakan memang sudah melegenda dalam publik sastra Indonesia seperti Rendra, Taufik Ismail, Hamid Jabbar, Abdul Hadi WM, Husni Djamaludin, Sapardi Djoko Damono, Sitor Situmorang, Saini KM, Sutardji Calzoum Bachri, Mustofa Bisri, Zawawi Imron, Zeffry J Alkitri, dan Afrizal Malna.

Sedangkan dari generasi mudanya tampil penyair Acep Zam-Zam Noer, Agus R Sardjono, Cecep Syamsul Hari, Dorothea Rosa Herliani, Joko Pinurbo, Sosiawan Leak, Matori A Elwa, Soni Farid Maulana, Oka Rusmini, dan Nenden Lilis Aisyah. Para penyair yang disebut belakangan ini rata-rata lahir pada tahun 1960-an, bahkan ada yang lahir di tahun 1970-an.

Yang menarik, dari para penyair yang diundang, ternyata Jawa Timur (Jatim) hanya diwakili oleh seorang penyair, dan itu pun tergolong penyair generasi tua, yaitu D Zawawi Imron dari Sumenep, Madura. Sedangkan dari daerah lain rata-rata diwakili lebih seorang penyair, dan terdiri dari generasi tua dan generasi mudanya. Misalnya saja, Jakarta. Selain nama-nama sepuh yang sudah melegenda semacam Sapardi Joko Damono, Rendra, juga tampil nama-nama generasi mudanya seperti Agus R Sardjono, Nenden Lilis.

Juga dari Bandung, selain Saini, tampil pula generasi mudanya (bahkan mendominasi) seperti Acep Zam-Zam Noer, Cecep Syamsul Hari, Soni Farid Maulana, dan sebagainya. Bahkan, dari beberapa daerah justru diwakili oleh generasi mudanya, seperti Surakarta dan Bali. Tentu saja hadirnya generasi muda ini amat membanggakan. Mereka kelak akan menjadi tonggak penting dalam melanjutkan mata rantai sejarah kesusastraan Indonesia.

***

NAMUN, alangkah sedihnya saya, mungkin juga masyarakat pecinta sastra di Jatim, ketika melihat bahwa Jatim hanya diwakili oleh seorang penyair saja. Dan itu pun dari golongan sepuh. Tentu saja tulisan ini tak mempersoalkan sosok D Zawawi Imron yang memang amat pantas dan layak mewakili Jatim dalam even besar itu. Namun, saya amat bersedih saat melihat kenyataan bahwa tak satu pun penyair generasi muda dari Jatim yang tampil mendampingi dan menyertai D Zawawi Imron.

Beberapa pertanyaan bersliweran di kepala saya: Ada persolan apa di peta kepenyairan Jatim, sehingga para penyair mudanya “tak terbaca?” Apakah Jatim tak memiliki penyair-penyair muda yang layak dimunculkan? Sudah terputuskah peta kesusastraan Jatim?

Tiba-tiba, saya teringat nama-nama penyair muda yang tersebar di seluruh Jatim, mulai dari Banyuwangi, Gresik, Lamongan, Surabaya, Mojokerto, Madiun, hingga Ngawi. Ada HU Mardiluhung, Hery Lamongan, Indra Tjahyadi, W Haryanto, Beni Setia, Anas Yusuf, Koespriyanto Namma, Tjahjono Widijanto, dan mungkin masih banyak berserak nama-nama lainnya.

Dari segi kualitas pun, nama-nama yang disebut di atas tak bisa dipandang sebelah mata. Karya-karya mereka sudah tersebar di media kebudayaan bergengsi dari Kalam, Horison, Ulumul Qur’an, Jurnal Perempuan, Perisa, Dewan Sastra (Malaysia), Bahana (Brunei Darussalam), hingga lembar-lembar kebudayaan di Kompas, Media Indonesia, Republika, dan sebagainya. Nama-nama itu berkali-kali juga diundang dalam berbagai acara dan festival kesusastraan semacam Mimbar Penyair Abad 21.

Mengapa nama-nama yang saya sebut di atas “tak terjaring” oleh panitia Festival Puisi Internasional Indonesia 2002 itu? Ketlingsut ke manakah nama-nama mereka itu? Ataukah mereka (pihak panitia) memandang remeh, bahwa Jatim tak lagi mempunyai penyair yang bisa diperhitungkan?

Barangkali saja, para penyair Jatim yang saya sebut di atas tak merasa rugi tidak dilibatkan. Namun, dilihat dari kacamata sejarah sastra, amatlah merugikan. Apalagi dari segi kualitas, mereka amat layak ikut serta dalam even itu.

***

LEBIH menyedihkan lagi melihat kenyataan bahwa Surabaya sebagai ibu kota Provinsi Jatim yang notabene kota metropolis kedua setelah Jakarta, tidak bisa menjadi tuan rumah even kebudayaan bertaraf internasional itu. Ironisnya, hampir setiap tahun Surabaya konon menyelenggarakan berbagai festival yang “dikabarkan” dan “digembar-gemborkan” sebagai festival berkelas internasional.

Ketidakikutsertaan para penyair muda Jatim dan tidak dipilihnya Surabaya sebagai tuan rumah dalam even Puisi Internasional Indonesia 2002 ini menunjukkan bahwa ada persoalan-persoalan serius dalam kesusastraan Jatim, khususnya dan kesenian pada umumnya.

Pertama, tidak adanya pengamat sastra (kritikus) dan media yang bisa membangun citra kesustraan Jatim, yang sanggup “mempromosikan” kesusastraan Jatim. Kedua, para sastrawan (penyair) Jatim tak memiliki strategi kesenian yang tepat untuk menjalin network dengan jaringan kebudayaan lain, baik internasional maupun nasional. Dalam hal ini saya sependapat dengan pendapat rekan Sobrot D Malioboro, yang dalam sebuah bincang-bincang santai mengatakan bahwa para penyair Jatim masih “lugu”, masih berkutat pada persoalan proses kreatif dan melupakan bagaimana membangun hubungan yang sehat dan saling menguntungkan dengan berbagai jaringan kesusastraan di wilayah lain.

Ketiga, para birokrat kesenian di Jatim (Surabaya khususnya) dan lembaga-lembaga keseniannya dengan segala macam festival yang pernah diadakannya, belum mampu membangun citra dan imaje dunia sastra (kesenian) Jatim yang sesungguhnya. Mereka masih terjebak dalam penyelenggaraan festival yang bersifat “proyek” demi kepentingan kapitalistik belaka.

Keempat, lembaga-lembaga kesenian semacam Dewan Kesenian Jatim, Dewan Kesenian Surabaya, Taman Budaya Jatim, Galeri 66 dan semacamnya gagal membangun jaringan yang baik dengan link-link kesenian (kebudayaan) lain. Dan yang kelima, lembaga-lembaga kesenian di Jatim kurang optimal melibatkan kalangan akademis utamanya fakultas-fakultas sastra dan seni di Jatim untuk lebih giat membangun ruang publik.

Kalau persoalan-persoalan yang saya sebutkan di atas tak segera diatasi, maka selamanya dunia kepenyairan-kesastraan (juga kesenian!) di Jatim tak akan tergapai dalam perbincangan kesusastraan dunia. Sehebat apa pun sastrawan-sastrawan yang dipunyai Jatim akan tetap tak terdengar! Tetap menjadi marginal!

TJAHJONO WIDARMANTO Penyair, dosen STKIP, dan guru, tinggal di Ngawi.
Sumber: http://angsana-amorfati.blogspot.com/2007/07/penyair-penyair-jawa-timur-terabaikan.html

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Ginandjar Wiludjeng A. Junianto A. Kurnia A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.S Laksana A’yat Khalili Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Razak Abdul Rosyid Abdul Wahab Abdurrahman Wahid Abu Salman Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adam Chiefni Ade P. Nasution Adhitia Armitriant Adi Prasetyo Adrizas AF. Tuasikal Afriza Hanifa Afrizal Malna Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunyoto Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Baso Ahmad Faishal Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Naufel Ahmad Rofiq Ahmad S. Zahari Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ainul Fiah Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akhudiat Akmal Nasery Basral Alam Terkembang Alang Khoiruddin Alex R. Nainggolan Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Almania Rohmah Ami Herman Amien Wangsitalaja Aminah Aminullah HA.Noor Amir Sutaarga Anam Rahus Anata Siregar Andari Karina Anom Andina Dwifatma Andong Buku #3 Andre Mediansyah Andri Awan Anett Tapai Anggie Melianna Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Bae Anton Kurnia Anton Wahyudi Anwar Nuris Ardi Bramantyo Ardus M Sawega Arie MP Tamba Arie Yani Arief Joko Wicaksono Arief Junianto Ariera Arif Bagus Prasetyo Aris Kurniawan Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Asmaul Fauziyah Asti Musman Atafras Awalludin GD Mualif Ayu Wulan Sari Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Bagus Takwin Bahrul Ulum A. Malik Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Beno Siang Pamungkas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Bernando J Sujibto Berthold Damshauser BI Purwantari Binhad Nurrohmat Bobby Gunawan Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Burhanuddin Bella Camelia Mafaza Catatan Cerbung Cerpen Chairul Akhmad Chamim Kohari Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Zaini Ahmad D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahta Gautama Daisuke Miyoshi Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Danusantoso Dareen Tatour Darju Prasetya David Kuncara Denny Mizhar Denza Perdana Desi Sommalia Gustina Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dewi Indah Sari Dewi Susme Dian Sukarno Didik Harianto Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur Dipo Handoko Diyah Errita Damayanti Djoko Pitono Djoko Saryono Doddy Wisnu Pribadi Dody Kristianto Dody Yan Masfa Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dr Junaidi SS MHum Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Wiyana Dyah Ratna Meta Novia Dyah Sulistyorini Ecep Heryadi Eddy Pranata PNP Edeng Syamsul Ma’arif Eep Saefulloh Fatah EH Kartanegara Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendrawan Sofyan Eko Hendri Saiful Eko Windarto Elnisya Mahendra Elva Lestary Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Sulwesi Endo Suanda Eppril Wulaningtyas R Esai Evan Ys F. Moses F. Rahardi Fadlillah Malin Sutan Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Kurnianto Fanani Rahman Fanny Chotimah Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Febby Fortinella Rusmoyo Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Gabriel Garcia Marquez Galang Ari P. Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Gandra Gupta Ganug Nugroho Adi Gerson Poyk Ghassan Kanafani Gita Nuari Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunoto Saparie H.B. Jassin Habibullah Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Han Gagas Hanibal W. Y. Wijayanta Hardi Haris del Hakim Haris Saputra Harri Ash Shiddiqie Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Aspahani Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana HE. Benyamine Hendra Junaedi Hendra Makmur Heri CS Heri Latief Heri Listianto Herman RN Herry Lamongan Heru CN Heru Nugroho Hikmat Gumelar HL Renjis Magalah Hudan Nur Hujuala Rika Ayu Huminca Sinaga IBM. Dharma Palguna Ibnu Wahyudi Ida Farida Idris Pasaribu Ignas Kleden Ignatius Haryanto Iksan Basoeky Ilham Khoiri Imam Cahyono Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Ira Puspitaningsih Irfan Budiman Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Zulkarnain Ismail Marzuki Iva Titin Shovia Iwan Kurniawan Jabbar Abdullah Jafar Fakhrurozi Jalan Raya Simo Sungelebak Jamal D. Rahman Jamal T. Suryanata Javed Paul Syatha Jayaning S.A JILFest 2008 Jody Setiawan Johan Edy Raharjo Johannes Sugianto Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Juan Kromen Julika Hasanah Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Ka’bati Karanggeneng Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Keith Foulcher Kemah Budaya Panturan (KBP) Khansa Arifah Adila Khoirul Inayah Khoirul Rosyadi Khudori Husnan Ki Ompong Sudarsono Kirana Kejora Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia Korrie Layun Rampan Kostela Kritik Sastra Kukuh S Wibowo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie L.N. Idayanie Laili Rahmawati Lamongan Lan Fang Langgeng Widodo Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lely Yuana Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Liestyo Ambarwati Khohar Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lucia Idayanie Lukman A Sya Lutfiah Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Ismail M Thobroni M. Afifuddin M. Arwan Hamidi M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Luthfi Aziz M. Nurdin M. Yoesoef M.D. Atmaja M.S. Nugroho Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahmud Syaltut Usfa Mahmudi Arif Dahlan Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Martin Aleida Maruli Tobing Mas Ruscita Mashuri Masuki M. Astro Matroni Matroni Muserang Media: Crayon on Paper Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mia Arista Mia El Zahra Mikael Johani Misbahus Surur Misran Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan Much. Khoiri Muh. Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Aris Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun Muhammadun AS Muhidin M Dahlan Mujtahid Mujtahidin Billah Mukti Sutarman Espe Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik Munawir Aziz Musfarayani Musfi Efrizal Nafisatul Husniah Nandang Darana Naskah Teater Nelson Alwi Ni Made Purnamasari Nikmatus Sholikhah Nina Herlina Lubis Nina Susilo Ning Elia Noor H. Dee Noval Jubbek Novel-novel berbahasa Jawa Novelet Nunuy Nurhayati Nur Azizah Nur Hamzah Nur Kholiq Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Aini Nurul Anam Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Okty Budiati Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Otto Sukatno CR Oyos Saroso H.N. Pagan Press Pagelaran Musim Tandur Palupi Panca Astuti Parimono V / 40 Plandi Jombang Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Petrus Nandi Politik Politik Sastra Pradana Boy ZTF Pramoedya Ananta Toer Pramono Pringadi AS Prof Dr Fabiola D. Kurnia Prosa Puisi Puji Santosa Puji Tyasari Puput Amiranti N Purnawan Andra Purnawan Kristanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pustaka Ilalang Group PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Ng. Ronggowarsito Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Rahmat Kemat Hidayatullah Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rasanrasan Boengaketji Raudal Tanjung Banua Redland Movie Reiny Dwinanda Resensi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Ririe Rengganis Risang Anom Pujayanto Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Roso Titi Sarkoro Rozi Kembara Rukardi Rumah Budaya Pantura (RBP) Rusmanadi S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saiful Amin Ghofur Saiful Anam Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman S. Yoga Samsudin Adlawi Samsul Anam Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang KSII Santi Puji Rahayu Sapardi Djoko Damono Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra dan Kuasa Simbolik Sastra Jawa Timur Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil SelaSastra Boenga Ketjil #33 Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siti Khoeriyah Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputra Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Soegiharto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sri Weni Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudirman Sugi Lanus Sukron Ma’mun Sulaiman Djaya Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Supriyadi Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaf Anton Wr Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syarif Wadja Bae Sylvianita Widyawati TanahmeraH ArtSpace Tarmuzie (1961-2019) Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Presetyo Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tia Setiadi Tirto Suwondo Tita Tjindarbumi Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tosa Poetra Tri Nurdianingsih Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Ulul Azmiyati Umar Fauzi Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Usman Arrumy Utari Tri Prestianti Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W Haryanto W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wan Anwar Wawan Eko Yulianto Wawancara Wina Bojonegoro Wita Lestari Wong Wing King Wowok Hesti Prabowo Xu Xi (Sussy Komala) Y. Thendra BP Y. Wibowo Yanusa Nugroho Yasraf Amir Piliang Yayat R. Cipasang Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yopi Setia Umbara Yudhi Herwibowo Yudi Latif Yusri Fajar Yusuf Ariel Hakim Yuval Noah Harari Zacky Khairul Uman Zainuddin Sugendal Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zed Abidien Zehan Zareez Zhaenal Fanani Zubaidi Khan Zuniest