Rabu, 05 Januari 2011

TEMBANG ILIR-ILIR

Puji Santosa
http://pujagita.blogspot.com/

Ilir ilir lir ilir
tandure wis sumilir
Tak ijo royo-royo,
tak sengguh penganten anyar
Cah angon, cah angon,
penekna blimbing kuwi,
Lunyu-lunyu peneken
kanggo masuh dodotira,
Dodotira kumitir bedhah pinggire
dondomana, jlumatana,
kanggo seba mengko sore
Mumpung gedhe rembulane
Mumpung jembar kalangane
Ha suraka … surak … hore…

Konon kabarnya, “Tembang Ilir-ilir” diciptakan oleh Kanjeng Sunan Kalidjaga, salah seorang wali sanga terkemuka di tanah Jawa, semasa abad XIV—XV Masehi. Tembang ini digunakan sebagai sarana berdakwah bagi Sunan Kalidjaga dalam rangka menyebarkan agama Islam di pulau Jawa pada masa itu. Mengingat masyarakat yang tinggal di Pulau Jawa pada umumnya adalah masyarakat agraris, petani, dan masih dipengaruhi kuat oleh budaya lama (seperti Animisme, Dinamisme, Hindhu, Budha, dan kepercayaan lainya), maka tembang dolanan anak-anak itu dibuatlah melalui simbol-simbol masyarakat agraris di pedalaman Pulau Jawa. Makna dari tembang Ilir-ilir tersebut kurang lebih sebagai berikut.

Ilir ilir lir ilir “Bangun, bangun, bangunlah, bangun” Kanjeng Sunan Kalidjaga mengajak kita agar bangun dari kelelapan tidur panjang, segeralah sadar akan tugas dan kewajiban kita hidup di dunia ini, tidak hanya tidur saja. Setelah bangun dan sadar, segeralah mencari dan menemukan pencerahan sinar cahaya Tuhan. Maknanya, setelah engkau sadar, segeralah berbakti, beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Mahakuasa, salah satunya diwujudkan dalam bentuk melakukan zikir dan bersembahyang sesuai dengan perintah agama.

Tandure wis sumilir “Tanamannya sudah semburat bersemi”. Biasanya orang Jawa yang agraris itu menanam padi di sawah atau ladang. Kini, tanaman padi itu sudah tampak semburat bersemi, sudah mulai berisi. Ibarat suatu tanaman padi yang sudah semburat bersemi tersebut, kebaktian, sadar, iman, dan takwa kita kepada Tuhan yang Mahakusa sudah mulai semburat bersemi pula. Oleh karena itu, lanjutkan dan tetap terus pelihara cahaya kebaktian, kesadaran, keimanan, dan ketakwaan kita kepada Tuhan yang Mahakuasa itu agar tetap menyala terus, agar semakin lama semakin bercahaya terang benderang untuk menerangi jalan hidup kita dari pondok dunia hingga sampai ke istana akhirat.

Tak ijo royo-royo, tak sengguh penganten anyar “Tanaman padi tersebut sudah tampak menghijau berseri laksana pengantin baru”. Sebagaimana halnya seorang pengantin baru, tentu tampak indah, bahagia, dan berseri-seri. Seseorang yang telah sadar, penuh kebaktian kepada Tuhan yang Mahakuasa, diperkokoh dengan iman yang bulat, serta takwa yang berusaha teguh memenuhi semua perintah dan menjauhi semua larangan-Nya, tentu hidupnya akan tampak indah, bahagia, dan berseri-seri seperti pengantin baru yang senantiasa penuh kasih sayang sehingga dapat mengasyikan sekali. Apalagi suasananya masih dalam bulan madu, tentu membahagian sekali. Demikian halnya kebaktian, kesadaran, keimanan, dan ketakwaan kita kepada Tuhan yang dilandasi rasa kasih sayang kepada sesama umat, tentu sangat membahagiakan sekali.

Cah angon, cah angon, penekna blimbing kuwi “Wahai, anak-anak pengembala, tolong panjatkan pohon blimbing itu”. Biasanya di ladang atau di sawah, selain ditanami padi, juga ditanami pohon-pohonan sebagai peneduh di kala terik panas matahari yang menyengat bumi. Salah satu pohon yang ada di dekat pematang sawah atau ladang itu adalah pohon belimbing. Ketika seorang petani yang tengah berada di sawahnya melihat beberapa gembala, biasanya menggembalakan sapi, kerbau, atau kambing sebagai binatang piaraan petani, sang petani tersebut meminta bantuan para gembala itu untuk memanjatkan pohon belimbing, lalu memetik buahnya. Ada dua jenis belimbing, yaitu belimbing manis (yang enak dan segar rasanya, dapat sebagai pelepas dahaga) dan belimbing wuluh (belimbing sayur yang hijau dan masam rasanya). Buah belimbing manis rupanya kuning keemasan berlingir (seperti lekuk bintang) lima, tetapi permukaannya licin. Hal ini secara semiotis melambangkan lima watak utama yang harus diliki manusia untuk menyempurnakan kebaktian, kesadaran, keimanan, dan ketakwaannya kepada Tuhan yang Mahakuasa. Lima watak keutamaan itu adalah: ridla (rela), qanaah (narima), al-shidqu (jujur), shabr (sabar), dan al-akhlaq al-karimah (berbudi pekerti lihur dan mulia). Sementra itu, belimbing wuluh yang rasanya asam hanya dapat menjadi enak setelah dimasak buat sayur asam. Tentu hal ini juga menyiratkan makna agar kelima watak utama tersebut, meskipun getir dan asam rasanya, tetaplah harus dapat diolah sedemikian rupa sehingga nanti dapat menjadi enak dirasakannya. Jadi, agar sempurna baktimu, sadarmu, imanmu, dan takwamu kepada Tuhan yang Mahakuasa, harusalah melaksanakan watak utama lima hal di atas.

Lunyu-lunyu peneken kanggo masuh dodotira “Biarpun licin, tetap panjatlah, untuk mencuci pakaianmu”. Setelah diguyur hujan, pohon belimbing tersebut begitu licin. Namun, tetaplah panjat dan petiklah buahnya untuk mencuci pakaian agar bersih suci. Buah belimbing pada zaman dahulu, sebelum ditemukan sabun, dapat digunakan untuk mencuci atau membersihkan pakaian. Kata “dodot” yang arti harfiahnya “pakaian” atau “kain”, sebagai lambang hati manusia. Jadi, maknanya hati manusia agar bersih dan mencapai kesucian, haruslah dicuci dengan revolusi jiwa mengubah watak, dari angkara murka, malas, dengki, iri, pendendam, tamak, loba, dan aniaya, menjadi watak manusia yang tulus ikhlas, bersyukur, tawakal, sabar, jujur, kasih sayang, dan berbudi pekerti luhur dan mulia. Hanya dengan kesucian inilah bekal manusia untuk dapat menghadap ke hadirat Tuhan yang Mahakuasa di tahta suci hati sanubari (Kalbhu mukmin Batullah).

Dodotira kumitir bedhah pinggire/dondomana, jlumatana,/kanggo seba mengko sore “Pakaianmu bertikai-tikai sobek pinggirnya, jahitlah, jerumatlah, agar dapat dipakai menghadap nanti sore”. Secara semiotis menyiratkan makna bahwa pakaian (dodot) selain sebagai perumpamaan hati, juga menjadi lambang kepercayaan (iman) kepada Allah. Pakaian yang robek pinggirnya, agar pantas dipakainya, hendaklah harus dijahit atau dijerumat supaya utuh kembali. Hal ini mengandung makna bahwa kepercayaan (iman) kita kepada Allah haruslah tetap utuh (bulat), hendaklah dojaga agar jangan sampai surut, robek, gempil, atau sompel. Sesungguhnya orang yang telah berbakti, sadar, iman, dan takwa kepada Allah dan sudah suci hatinya, bilamana iman dan takwanya tersebut goncang, minipis, dan masih lobang-lobang, berarti orang tersebut belumlah sempurna kesuciannya. Sebab busana atau pakaiannya belum lengkap, utuh, untuk dipakainya menghadap ke hadirat Tuhan yang Mahakuasa. Kata “mengko sore” sebagai penanda waktu bahwa ajal kematian kita sudah dekat. Oleh karenanya, sungguhpun belum tahu kapan kita dipanggil kembali ke hadirat Tuhan, setiap manusia harus sudah siap sedia sewaktu-waktu menerima panggilan Tuhan.

Mumpung gedhe rembulane/ Mumpung jembar kalangane ”Senyampang besar rembulanya, senyampang luas lingkarannya”. Pada waktu malam hari ketika terang bulan, bulan purnama raya, tampak sinar bulan begitu terang dan lingkaranya besar dan luas sekali. Hal ini bermakna untuk memberi pesan, yang berisi peringatkan, agar kawula muda (juga siapa pun) janganlah menunda-nunda waktu, selagi masih muda, senyampang masih sehat wal afiat gagah perkasa, dan mumpung masih mempunyai waktu panjang, bergegas-gegasalah atau bersiap-siap dan bersiagalah mengenakan busana kesucian untuk menghadap ke hadirat Tuhan yang Mahakuasa, sewaktu-waktu, kapan pun, dan di mana pun kita berada. Sebab, jikalau sudah terlanjur tua renta, jompo, sakit-sakitan, dan pikun, tentu mustahil dapat mengenakan busana kesucian serta membina kebaktian, kesadaran, keimanan, dan ketakwaan kepada Allah secara baik dan benar.

Ha suraka … surak … hore… “Ayo bersorak soraklah bergembira”. Hal ini menggambarkan perasaan, senang, bergembira ria, bahagia, dan juga senantiasa bersyukur kepada Tuhan yang Mahakuasa bahwa kita mampu mengenakan busana delapan watak keutaman (sadar, iman, takwa, ridla, tawakal, jujur, sabar, dan berbudi pekerti luhur dan mulia), mentaati sabda Allah, menjauhi semua larangan-Nya, dan memasuki Taman Kemulian Abadi, kembali bertunggal dengan Tuhan yang Mahakuasa. Amin.

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Ginandjar Wiludjeng A. Junianto A. Kurnia A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.S Laksana A’yat Khalili Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Razak Abdul Rosyid Abdul Wahab Abdurrahman Wahid Abu Salman Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adam Chiefni Ade P. Nasution Adhitia Armitriant Adi Prasetyo Adrizas AF. Tuasikal Afriza Hanifa Afrizal Malna Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunyoto Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Baso Ahmad Faishal Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Naufel Ahmad Rofiq Ahmad S. Zahari Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ainul Fiah Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akhudiat Akmal Nasery Basral Alam Terkembang Alang Khoiruddin Alex R. Nainggolan Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Almania Rohmah Ami Herman Amien Wangsitalaja Aminah Aminullah HA.Noor Amir Sutaarga Anam Rahus Anata Siregar Andari Karina Anom Andina Dwifatma Andong Buku #3 Andre Mediansyah Andri Awan Anett Tapai Anggie Melianna Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Bae Anton Kurnia Anton Wahyudi Anwar Nuris Ardi Bramantyo Ardus M Sawega Arie MP Tamba Arie Yani Arief Joko Wicaksono Arief Junianto Ariera Arif Bagus Prasetyo Aris Kurniawan Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Asmaul Fauziyah Asti Musman Atafras Awalludin GD Mualif Ayu Wulan Sari Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Bagus Takwin Bahrul Ulum A. Malik Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Beno Siang Pamungkas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Bernando J Sujibto Berthold Damshauser BI Purwantari Binhad Nurrohmat Bobby Gunawan Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Burhanuddin Bella Camelia Mafaza Catatan Cerbung Cerpen Chairul Akhmad Chamim Kohari Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Zaini Ahmad D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahta Gautama Daisuke Miyoshi Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Danusantoso Dareen Tatour Darju Prasetya David Kuncara Denny Mizhar Denza Perdana Desi Sommalia Gustina Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dewi Indah Sari Dewi Susme Dian Sukarno Didik Harianto Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur Dipo Handoko Diyah Errita Damayanti Djoko Pitono Djoko Saryono Doddy Wisnu Pribadi Dody Kristianto Dody Yan Masfa Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dr Junaidi SS MHum Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Wiyana Dyah Ratna Meta Novia Dyah Sulistyorini Ecep Heryadi Eddy Pranata PNP Edeng Syamsul Ma’arif Eep Saefulloh Fatah EH Kartanegara Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendrawan Sofyan Eko Hendri Saiful Eko Windarto Elnisya Mahendra Elva Lestary Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Sulwesi Endo Suanda Eppril Wulaningtyas R Esai Evan Ys F. Moses F. Rahardi Fadlillah Malin Sutan Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Kurnianto Fanani Rahman Fanny Chotimah Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Febby Fortinella Rusmoyo Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Gabriel Garcia Marquez Galang Ari P. Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Gandra Gupta Ganug Nugroho Adi Gerson Poyk Ghassan Kanafani Gita Nuari Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunoto Saparie H.B. Jassin Habibullah Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Han Gagas Hanibal W. Y. Wijayanta Hardi Haris del Hakim Haris Saputra Harri Ash Shiddiqie Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Aspahani Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana HE. Benyamine Hendra Junaedi Hendra Makmur Heri CS Heri Latief Heri Listianto Herman RN Herry Lamongan Heru CN Heru Nugroho Hikmat Gumelar HL Renjis Magalah Hudan Nur Hujuala Rika Ayu Huminca Sinaga IBM. Dharma Palguna Ibnu Wahyudi Ida Farida Idris Pasaribu Ignas Kleden Ignatius Haryanto Iksan Basoeky Ilham Khoiri Imam Cahyono Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Ira Puspitaningsih Irfan Budiman Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Zulkarnain Ismail Marzuki Iva Titin Shovia Iwan Kurniawan Jabbar Abdullah Jafar Fakhrurozi Jalan Raya Simo Sungelebak Jamal D. Rahman Jamal T. Suryanata Javed Paul Syatha Jayaning S.A JILFest 2008 Jody Setiawan Johan Edy Raharjo Johannes Sugianto Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Juan Kromen Julika Hasanah Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Ka’bati Karanggeneng Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Keith Foulcher Kemah Budaya Panturan (KBP) Khansa Arifah Adila Khoirul Inayah Khoirul Rosyadi Khudori Husnan Ki Ompong Sudarsono Kirana Kejora Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia Korrie Layun Rampan Kostela Kritik Sastra Kukuh S Wibowo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie L.N. Idayanie Laili Rahmawati Lamongan Lan Fang Langgeng Widodo Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lely Yuana Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Liestyo Ambarwati Khohar Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lucia Idayanie Lukman A Sya Lutfiah Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Ismail M Thobroni M. Afifuddin M. Arwan Hamidi M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Luthfi Aziz M. Nurdin M. Yoesoef M.D. Atmaja M.S. Nugroho Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahmud Syaltut Usfa Mahmudi Arif Dahlan Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Martin Aleida Maruli Tobing Mas Ruscita Mashuri Masuki M. Astro Matroni Matroni Muserang Media: Crayon on Paper Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mia Arista Mia El Zahra Mikael Johani Misbahus Surur Misran Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan Much. Khoiri Muh. Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Aris Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun Muhammadun AS Muhidin M Dahlan Mujtahid Mujtahidin Billah Mukti Sutarman Espe Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik Munawir Aziz Musfarayani Musfi Efrizal Nafisatul Husniah Nandang Darana Naskah Teater Nelson Alwi Ni Made Purnamasari Nikmatus Sholikhah Nina Herlina Lubis Nina Susilo Ning Elia Noor H. Dee Noval Jubbek Novel-novel berbahasa Jawa Novelet Nunuy Nurhayati Nur Azizah Nur Hamzah Nur Kholiq Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Aini Nurul Anam Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Okty Budiati Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Otto Sukatno CR Oyos Saroso H.N. Pagan Press Pagelaran Musim Tandur Palupi Panca Astuti Parimono V / 40 Plandi Jombang Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Petrus Nandi Politik Politik Sastra Pradana Boy ZTF Pramoedya Ananta Toer Pramono Pringadi AS Prof Dr Fabiola D. Kurnia Prosa Puisi Puji Santosa Puji Tyasari Puput Amiranti N Purnawan Andra Purnawan Kristanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pustaka Ilalang Group PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Ng. Ronggowarsito Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Rahmat Kemat Hidayatullah Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rasanrasan Boengaketji Raudal Tanjung Banua Redland Movie Reiny Dwinanda Resensi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Ririe Rengganis Risang Anom Pujayanto Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Roso Titi Sarkoro Rozi Kembara Rukardi Rumah Budaya Pantura (RBP) Rusmanadi S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saiful Amin Ghofur Saiful Anam Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman S. Yoga Samsudin Adlawi Samsul Anam Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang KSII Santi Puji Rahayu Sapardi Djoko Damono Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra dan Kuasa Simbolik Sastra Jawa Timur Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil SelaSastra Boenga Ketjil #33 Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siti Khoeriyah Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputra Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Soegiharto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sri Weni Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudirman Sugi Lanus Sukron Ma’mun Sulaiman Djaya Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Supriyadi Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaf Anton Wr Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syarif Wadja Bae Sylvianita Widyawati TanahmeraH ArtSpace Tarmuzie (1961-2019) Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Presetyo Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tia Setiadi Tirto Suwondo Tita Tjindarbumi Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tosa Poetra Tri Nurdianingsih Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Ulul Azmiyati Umar Fauzi Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Usman Arrumy Utari Tri Prestianti Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W Haryanto W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wan Anwar Wawan Eko Yulianto Wawancara Wina Bojonegoro Wita Lestari Wong Wing King Wowok Hesti Prabowo Xu Xi (Sussy Komala) Y. Thendra BP Y. Wibowo Yanusa Nugroho Yasraf Amir Piliang Yayat R. Cipasang Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yopi Setia Umbara Yudhi Herwibowo Yudi Latif Yusri Fajar Yusuf Ariel Hakim Yuval Noah Harari Zacky Khairul Uman Zainuddin Sugendal Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zed Abidien Zehan Zareez Zhaenal Fanani Zubaidi Khan Zuniest