Jumat, 31 Desember 2010

Tema Maut dalam Puisi

Indra Tjahyadi
http://www.sinarharapan.co.id/

Dalam lapangan perpuisian Indonesia, bahkan sampai dengan hari ini, maut adalah salah satu tema yang paling sering diangkat oleh para penyair dalam puisi-puisinya. Seperti yang diperlihatkan oleh Kriapur dalam puisi-puisinya yang terkumpul dalam kumpulan puisi ”Tiang Hitam Belukar Malam” (FSB, 1996). Dalam kumpulan puisinya tersebut, Kriapur seakan-akan ingin menempatkan tema maut sebagai motor utama bagi puisi-puisinya. Tengok saja puisinya yang berjudul ”Kupahat Mayatku di Air”:

kupahat mayatku di air
namaku mengalir
pada batu dasar kali kuberi wajahku
pucat dan beku
(1996: 9)

Atau juga pada puisinya yang berjudul ”Kisah Matahari untuk Korrie”:

aku akan melarikan diri
pada saat yang telah dinantikan
kubur-kubur berbaris
tapi langit terlalu dangkal

(1996: 15)

Banyak munculnya kata-kata semacam mayat, kubur, kuburan, arwah, kematian, sukma, tulang-belulang dalam rasio yang kerap sekali pada puisi-puisinya yang terkumpul dalam buku Tiang Hitam Belukar Malam tersebut, bisalah dikatakan bahwa ada semacam konsistensi yang ingin diangkat oleh Kriapur dalam puisi-puisi ciptaannya. Puisi-puisi yang berpusaran pada tema seputar maut.

Bukan hanya Kriapur di dalam lapangan perpuisian Indonesia yang berusaha untuk berkonsistensi dengan tema maut. Dalam lapangan perpuisian Indonesia terkini nama W. Haryanto adalah salah satu nama yang juga kerap kali berkonsistensi mengangkat tema maut dalam puisi ciptaannya. Seperti juga yang diperlihatkannya dalam puisinya yang berjudul ”Aku Lihat Bagaimana Tubuhmu Membeku”:

aku lihat bagaimana tubuhmu membeku
jalan-jalan kereta semakin deras
menemanimu dengan kecemasan
barangkali, aku memang sengaja
membunuhmu, karna senyummu telah
membiarkanku membakar malam
(2003: 7)

Atau juga pada puisinya yang berjudul ”Wuku Watugunung”:

biarkan rindu menyebut nama
karna mata penglihatanku
meminta nyawa di payudaramu

(2004: 16)

Meskipun sama-sama mengangkat tema seputar ”maut”, ada satu perbedaan mencolok yang muncul dari puisi-puisi karya W. Haryanto dengan pendahulunya, Kriapur, yaitu: sinisme. Apabila dalam puisi-puisi karya Kriapur dapatlah ditemui nada yang pesimistis, dalam puisi-puisi karya W. Haryanto yang muncul bukanlah rasa pesimisme melainkan sinisme.

Oleh W. Haryanto, perbincangan seputar tema ”maut”, dalam setiap puisi ciptaannya, dibalut dengan nada sinis. Tidak seperti hanya Kriapur, W. Haryanto melihat maut bukanlah solusi yang teramat cocok atas kebuntuan hidup. Keruwetan peradaban dan kompleksitas nilai-nilai sosial yang acapkali hanya membawa kekacauan pada kehidupan manusia, baik secara kolektif ataupun individu, tak ada obat penyembuhnya, bahkan oleh ”maut” dan kematian sekali pun. Seperti yang diperlihatkannya pada puisinya yang berjudul ”Ekstase Malam”:
….
Tak ada dirimu, dari keberangkatan yang sia-sia ini,
kematian hanyalah sebab dari tidur setiap malam.
Dan kamu tak pernah kembali dari ziarah itu,
seolah dirimu telah bersatu menjadi pagi;
di dalam kamarku.
(2003: 13).

Virus tema maut di dalam lapangan perpuisian Indonesia tidak hanya diidap oleh para penyair prianya saja, akan tetapi juga para penyair perempuannya. Hal ini seperti yang diperlihatkan oleh Luska Vitri A.—perempuan penyair Indonesia terkini kelahiran Probolinggo, 1975—pada setiap puisi ciptaannya. Tengok saja salah satu puisinya yang berjudul ”Instalasi Senja”:

Tanganku yang dingin
Menggambar kapal
kapal karam
Menyelami waktu
Dan kematian

(2004: 37)

Tema maut dalam puisi-puisi Luska Vitri A. juga dapat dilihat pada salah satu puisinya yang berjudul ”Rapsodi Kenangan”:

Aku mati
Dalam sepi
Angin makin hampa
memutih

(2004: 39)

Bukan hanya Luska Vitri A. saja perempuan penyair Indonesia yang memperlihatkan tema-tema maut dalam puisinya. Meskipun tak secara konsisten dan seekstrem puisi-puisi Luska Vitri A., nama Dina Oktaviani adalah salah satu lagi nama penyair perempuan Indonesia terkini—selain Gita Romadhona, Rukmi Wisnuwardhani, Deny Tri Aryanti (untuk sekedar menyebut sejumlah nama)—yang juga mencoba untuk mengangkat tema maut dalam setiap puisi ciptaannya. Lihat saja larik-larik pada salah satu puisinya yang berjudul ”Sebuah Natal, Hujan, Penghancuran”:

sebuah natal, biarkan ia membunuhmu
dengan sebuah isyarat, sebuah ciuman
yang tak mungkin kau bungkus dengan kado
atau menggantungnya di antara lampu-lampu

(2003: 54)

Sampai di sini muncul sebuah pertanyaan: ”mengapa banyak penyair Indonesia yang begitu tertarik, bahkan terobsesi dengan hal-ihwal maut?”

Maut, bagi manusia, adalah sesuatu yang gelap dan begitu misterius. Dan dengan mengangkat tema maut, seorang penyair berusaha untuk menyingkap segala hal-ihwal atas hidup, kehidupan, dunia, Tuhan, bahkan nilai-nilai kemanusiaan yang dimilikinya. Dan melalui penyingkapan dan pengungkapan maut, seorang penyair, dalam setiap puisi yang digubahnya, berusaha untuk melakukan pendefinisian atas waktu kini, lampau dan masa depan.

Sejalan dengan pikiran tersebut, Subagio Sastrowardoyo dalam pengantarnya untuk kumpulan puisinya yang berjudul ”Dan Kematian Makin Akrab” pernah berkata, bahwa maut adalah tabir terakhir yang menghalangi kemungkinan kembali melibatkan diri dengan dunia yang kita cintai (1995: x). Sehingga dapatlah dipahami bahwa dengan usaha untuk menyingkapkan tabir terakhir tersebut manusia berusaha untuk kembali melibatkan diri dengan dunia yang dicintainya.

Ini merupakan salah satu alasan yang membuat banyak penyair terus-menerus memilih maut sebagai tema utama atau bahkan gagasan puisinya. Dan ketertarikan akan tema maut seperti ini, sesungguhnya, tidak hanya terjadi dalam lapangan perpuisian Indonesia saja, akan tetapi juga dunia. Charles Baudelaire, Joseph Brodsky, Dylan Thomas, Stephane Mallarme, Lorca, Seamus Heany adalah nama-nama besar penyair yang dunia yang dalam karya-karyanya juga memperlihat ketertarikannya untuk terus-menerus melakukan eksplorasi terhadap tema-tema maut.

*) Penulis adalah penyair, esais, staf pengajar di Fakultas Sastra & Filsafat Universitas Panca Marga, Probolinggo.

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Ginandjar Wiludjeng A. Junianto A. Kurnia A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.S Laksana A’yat Khalili Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Razak Abdul Rosyid Abdul Wahab Abdurrahman Wahid Abu Salman Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adam Chiefni Ade P. Nasution Adhitia Armitriant Adi Prasetyo Adrizas AF. Tuasikal Afriza Hanifa Afrizal Malna Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunyoto Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Baso Ahmad Faishal Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Naufel Ahmad Rofiq Ahmad S. Zahari Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ainul Fiah Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akhudiat Akmal Nasery Basral Alam Terkembang Alang Khoiruddin Alex R. Nainggolan Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Almania Rohmah Ami Herman Amien Wangsitalaja Aminah Aminullah HA.Noor Amir Sutaarga Anam Rahus Anata Siregar Andari Karina Anom Andina Dwifatma Andong Buku #3 Andre Mediansyah Andri Awan Anett Tapai Anggie Melianna Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Bae Anton Kurnia Anton Wahyudi Anwar Nuris Ardi Bramantyo Ardus M Sawega Arie MP Tamba Arie Yani Arief Joko Wicaksono Arief Junianto Ariera Arif Bagus Prasetyo Aris Kurniawan Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Asmaul Fauziyah Asti Musman Atafras Awalludin GD Mualif Ayu Wulan Sari Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Bagus Takwin Bahrul Ulum A. Malik Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Beno Siang Pamungkas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Bernando J Sujibto Berthold Damshauser BI Purwantari Binhad Nurrohmat Bobby Gunawan Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Burhanuddin Bella Camelia Mafaza Catatan Cerbung Cerpen Chairul Akhmad Chamim Kohari Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Zaini Ahmad D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahta Gautama Daisuke Miyoshi Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Danusantoso Dareen Tatour Darju Prasetya David Kuncara Denny Mizhar Denza Perdana Desi Sommalia Gustina Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dewi Indah Sari Dewi Susme Dian Sukarno Didik Harianto Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur Dipo Handoko Diyah Errita Damayanti Djoko Pitono Djoko Saryono Doddy Wisnu Pribadi Dody Kristianto Dody Yan Masfa Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dr Junaidi SS MHum Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Wiyana Dyah Ratna Meta Novia Dyah Sulistyorini Ecep Heryadi Eddy Pranata PNP Edeng Syamsul Ma’arif Eep Saefulloh Fatah EH Kartanegara Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendrawan Sofyan Eko Hendri Saiful Eko Windarto Elnisya Mahendra Elva Lestary Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Sulwesi Endo Suanda Eppril Wulaningtyas R Esai Evan Ys F. Moses F. Rahardi Fadlillah Malin Sutan Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Kurnianto Fanani Rahman Fanny Chotimah Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Febby Fortinella Rusmoyo Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Gabriel Garcia Marquez Galang Ari P. Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Gandra Gupta Ganug Nugroho Adi Gerson Poyk Ghassan Kanafani Gita Nuari Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunoto Saparie H.B. Jassin Habibullah Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Han Gagas Hanibal W. Y. Wijayanta Hardi Haris del Hakim Haris Saputra Harri Ash Shiddiqie Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Aspahani Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana HE. Benyamine Hendra Junaedi Hendra Makmur Heri CS Heri Latief Heri Listianto Herman RN Herry Lamongan Heru CN Heru Nugroho Hikmat Gumelar HL Renjis Magalah Hudan Nur Hujuala Rika Ayu Huminca Sinaga IBM. Dharma Palguna Ibnu Wahyudi Ida Farida Idris Pasaribu Ignas Kleden Ignatius Haryanto Iksan Basoeky Ilham Khoiri Imam Cahyono Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Ira Puspitaningsih Irfan Budiman Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Zulkarnain Ismail Marzuki Iva Titin Shovia Iwan Kurniawan Jabbar Abdullah Jafar Fakhrurozi Jalan Raya Simo Sungelebak Jamal D. Rahman Jamal T. Suryanata Javed Paul Syatha Jayaning S.A JILFest 2008 Jody Setiawan Johan Edy Raharjo Johannes Sugianto Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Juan Kromen Julika Hasanah Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Ka’bati Karanggeneng Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Keith Foulcher Kemah Budaya Panturan (KBP) Khansa Arifah Adila Khoirul Inayah Khoirul Rosyadi Khudori Husnan Ki Ompong Sudarsono Kirana Kejora Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia Korrie Layun Rampan Kostela Kritik Sastra Kukuh S Wibowo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie L.N. Idayanie Laili Rahmawati Lamongan Lan Fang Langgeng Widodo Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lely Yuana Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Liestyo Ambarwati Khohar Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lucia Idayanie Lukman A Sya Lutfiah Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Ismail M Thobroni M. Afifuddin M. Arwan Hamidi M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Luthfi Aziz M. Nurdin M. Yoesoef M.D. Atmaja M.S. Nugroho Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahmud Syaltut Usfa Mahmudi Arif Dahlan Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Martin Aleida Maruli Tobing Mas Ruscita Mashuri Masuki M. Astro Matroni Matroni Muserang Media: Crayon on Paper Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mia Arista Mia El Zahra Mikael Johani Misbahus Surur Misran Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan Much. Khoiri Muh. Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Aris Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun Muhammadun AS Muhidin M Dahlan Mujtahid Mujtahidin Billah Mukti Sutarman Espe Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik Munawir Aziz Musfarayani Musfi Efrizal Nafisatul Husniah Nandang Darana Naskah Teater Nelson Alwi Ni Made Purnamasari Nikmatus Sholikhah Nina Herlina Lubis Nina Susilo Ning Elia Noor H. Dee Noval Jubbek Novel-novel berbahasa Jawa Novelet Nunuy Nurhayati Nur Azizah Nur Hamzah Nur Kholiq Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Aini Nurul Anam Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Okty Budiati Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Otto Sukatno CR Oyos Saroso H.N. Pagan Press Pagelaran Musim Tandur Palupi Panca Astuti Parimono V / 40 Plandi Jombang Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Petrus Nandi Politik Politik Sastra Pradana Boy ZTF Pramoedya Ananta Toer Pramono Pringadi AS Prof Dr Fabiola D. Kurnia Prosa Puisi Puji Santosa Puji Tyasari Puput Amiranti N Purnawan Andra Purnawan Kristanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pustaka Ilalang Group PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Ng. Ronggowarsito Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Rahmat Kemat Hidayatullah Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rasanrasan Boengaketji Raudal Tanjung Banua Redland Movie Reiny Dwinanda Resensi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Ririe Rengganis Risang Anom Pujayanto Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Roso Titi Sarkoro Rozi Kembara Rukardi Rumah Budaya Pantura (RBP) Rusmanadi S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saiful Amin Ghofur Saiful Anam Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman S. Yoga Samsudin Adlawi Samsul Anam Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang KSII Santi Puji Rahayu Sapardi Djoko Damono Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra dan Kuasa Simbolik Sastra Jawa Timur Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil SelaSastra Boenga Ketjil #33 Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siti Khoeriyah Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputra Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Soegiharto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sri Weni Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudirman Sugi Lanus Sukron Ma’mun Sulaiman Djaya Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Supriyadi Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaf Anton Wr Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syarif Wadja Bae Sylvianita Widyawati TanahmeraH ArtSpace Tarmuzie (1961-2019) Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Presetyo Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tia Setiadi Tirto Suwondo Tita Tjindarbumi Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tosa Poetra Tri Nurdianingsih Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Ulul Azmiyati Umar Fauzi Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Usman Arrumy Utari Tri Prestianti Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W Haryanto W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wan Anwar Wawan Eko Yulianto Wawancara Wina Bojonegoro Wita Lestari Wong Wing King Wowok Hesti Prabowo Xu Xi (Sussy Komala) Y. Thendra BP Y. Wibowo Yanusa Nugroho Yasraf Amir Piliang Yayat R. Cipasang Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yopi Setia Umbara Yudhi Herwibowo Yudi Latif Yusri Fajar Yusuf Ariel Hakim Yuval Noah Harari Zacky Khairul Uman Zainuddin Sugendal Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zed Abidien Zehan Zareez Zhaenal Fanani Zubaidi Khan Zuniest