Kamis, 28 Oktober 2010

Derita Anak, Derita Ibu

Ahmad Zaini*
http://forum-sastra-lamongan.blogspot.com/

Temaram lampu dalam kamar menyorot wajah yang lembab air mata. Kilauan maniknya melintas pelan melewati relung pipi yang tampak merah lebam. Di atas ranjang yang beralas kasur, seorang gadis duduk termenung menatap bagian perut yang semakin lama semakin membesar. Selimut putih dengan variasi garis horizontal di gelar lantas digunakan untuk menutupi perutnya ketika pintu kamarnya terketuk pelan.

Rambut terurai sebahu kemudian dirapikan sembari menyingkap selimut yang menutupi perutnya. Wajah setengah tua dan berkebaya bermotif bunga telah berdiri di depan pintu. Muka murung terukir dari pancaran yang meredup menyedihkan sesuatu. Setelah ia melihat gelagat anaknya yang tidak mencurigakan kemudian wajah dari perempuan setengah tua itu mundur menyelinap di balik daun pintu menuju balai tamu. Di tempat itu kemudian ia duduk santai membaca majalah yang tertumpuk di bawah meja tamu.

Sekelebat bayangan anaknya melintas di depannya. Konsentrasi membacanya buyar dengan seketika lantas majalah yang baru saja ia baca ditutup kembali dan diletakkan di bawah meja itu.

“Akan ke mana kamu, Ras?” tanya ibu setengah tua itu.
“Keluar, Bu,” jawabnya dengan raut murung.
“Rasti…!” panggilnya dengan nada meninggi.

Rasti tak menoleh ke arah suara ibunya yang memanggil. Ia terus berjalan keluar lalu menyetarter motornya yang diparkir di depan rumah. Sesaat kemudian motor itu meninggalkan rumah yang hanya di huni ibu setengah tua yang menjanda dengan anak gadis satu-satunya.

Di sebuah taman yang dipenuhi pohon-pohon besar berdaun rindang, Rasti duduk di atas akar pohon mahoni. Ia terdiam melamunkan seseorang yang telah menghamilinya. Seseorang itu tak lain adalah pacarnya sendiri. Ia ambil HP yang diselipkan di dompet berwarna merah jingga. Berkali-kali ia menghubungi nomor HP pacarnya. Namun berkali-kali pula ia gagal menghubunginya. Rasti kesal kemudian melemparkan HP-nya ke tanah.

“Rusli, ke mana kau?” rintihnya kesal.
Muka kesal yang tertutup uraian rambutnya lambat laun memerah yang kemudian disusul tetesan air mata kecemasan. Rasti kawatir jika nanti pacarnya tidak mau mempertanggungjawabkan perbuatannya. Tangan lembutnya mengelus-elus perutnya yang ia rasakan semakin besar. Namun dengan seringnya ia mengelus-elus perutnya bertambah pedih pula hatinya.

Perlahan tangannya meraih HP yang tergeletak di sampingnya. Kemudian ia mencoba menghubungi Rusli, pacarnya. Namun juga tidak berhasil. Ia lantas berteriak memanggil nama Rusli hingga daun-daun yang rindang di atasnya luruh di sekitar tempat ia duduk.

Setiap kali ada hembusan angin yang membelai rambutnya ia selalu menitip pesan jika ketemu Rusli suruh dia datang menemuinya. Namun hembusan angin yang berkali-kali menerpanya tak ada yang mau menyampaikannya. Hingga angin yang terasa lebih dingin dari sebelumnya meraba kulitnya. Rasti baru sadar bahwa hari segera malam. Ia melihat sekeliling sudah tampak sepi. Rasti kemudian beranjak dari akar besar pohon mahoni yang didudukinya sejak beberapa jam lalu.

Sementara cahaya merah jingga menghias langit di sebelah barat. Tampak kelelawar terbang mengitari cakrawala mencari mangsa. Pada pohon jambu kelelawar tadi menyelinap dan bergelantungan menikmati manisnya jambu yang sedang masak. Tiba-tiba kelelawar tadi terbang menjauh dari pohon jambu ketika ada seorang anak yang yang memanjat untuk bersembunyi dari kejaran temannya. Ya, anak-anak dengan riang gembira bermain petak umpet di halaman rumah Rasti.

Tawa geli anak-anak memecah kegelapan malam saat persembunyian mereka diterpa cahaya lampu motor yang dikendarai Rasti. Kemudian mereka berlari meninggalkan tempat itu mencari tempat persembunyian yang lebih sunyi.

Pintu rumah sederhana perlahan terbuka kemudian terlihat sosok ibu yang cemas memikirkan anaknya yang baru tiba.

“Dari mana saja, Ras?”
“Dari rumah teman,” jawab Rasti tanpa menjelaskan nama temannya.

Kamar yang gelap sebentar menjadi tarang saat Rasti menyalakan sklar lampunya. Foto Rusli yang diberi bingkai simbul cinta dipandangnya berkali-kali. Ia berdiri mematung tak berkedip menatap wajah tampan yang telah menghamilinya. Dalam hatinya ia selalu menagih janji yang telah diucapkan Rusli di tempat durjana itu. Ia berjanji akan bertanggung jawab dengan menikahinya. Namun sampai kini Resti tak tahu kabar berita dari pacarnya.

Putaran waktu seakan semakin cepat dan tak terasa kehamilan Resti memasuki bulan ketiga. Badannya semakin segar dengan perut yang semakin membesar. Saat ia keluar dari kamar, ibunya curiga dengan perubahan bentuk tubuh pada diri Resti. Seorang ibu yang menjanda sejak empat tahun lalu tahu persis dengan bentuk tubuh seperti itu. Ia ingin mencari waktu yang tepat untuk menanyai anak semata wayangnya. Pada waktu selesai makan malam ibu Resti menyuruhnya duduk. Ia bertanya kepada Resti.

“Sejak kapan kamu tidak datang bulan, Res?” tanya ibunya.
Resti tidak segera menjawab pertanyaan itu. Resti diam dan takut jika kehamilannya nanti diketahui oleh ibunya.

“Jawablah, Nak! Ibu tahu dan paham apa yang terjadi pada dirimu. Resti, apakah kamu hamil?” tanya ibunya dengan sedikit memaksa.

“Iya, Bu. Saya sudah tiga bulan tidak datang bulan,” Resti mengaku kemudian berlari menuju kamar tidurnya. Ibunya tak tinggal diam. Ia berdiri dan menghampiri Resti yang tertelungkup di tempat tidurnya.

“Siapa yang telah menghamili kamu?” bentak ibunya.
“Rusli. Rusli yang telah menghamiliku, Bu,” jawab Resti dengan tangis.

Mendengar jawaban anaknya, ibu Resti tampak sock. Ia tertegun ketika mendengar pengakuan Resti bahwa yang menghamilinya adalah Rusli. Ia kemudian duduk lemas di kursi yang bersebelahan dengan tempat tidur Resti. Diraihnya segelas air putih di atas meja. Seteguk air cukup untuk memulihkan urat-urat syaraf yang menegang saat mendengar nama Rusli yang telah menghamili anak kandungnya.

Ibu Resti merasa bersalah karena yang mempertemukan Resti dengan Rusli adalah dirinya. Rusli adalah anak dari temannya yang saat ini mempunyai usaha konveksi di daerahnya. Mereka bertemu sewaktu ibu Resti akan memesan kaos untuk ibu-ibu PKK di kampungnya dengan tidak sengaja. Mereka kemudian saling bertukar pengalaman karena sudah hampir dua puluh tahun tidak bertemu. Kemudian mereka berencana menjodohkan anak-anak mereka. Dan ternyata hubungan mereka berlanjut hingga kini sampai-sampai Resti hamil sebelum mereka resmi menjadi suami istri.

“Sekarang di mana Rusli?”
“Saya sudah berkali-kali meneleponnya namun tidak pernah menyambung. Pernah sekali aku ke rumahnya, kata ibu Rusli ia pergi ke Sumatera untuk mengirim kaos kepada pelanggannya. Hingga kini aku belum pernah bertemu lagi,” cerita Resti.

Sesuasana sepi. Tak ada satu pun suara yang muncul dari kedua mulut mereka. Anak dan ibunya itu hanya sibuk menyeka air mata yang terus meluncur dari kedua matanya yang semakin memerah. Wajah ayu Resti lembab oleh guyuran air mata yang tersinar lampu temaram. Sekotak tissue di atas meja habis untuk menyeka air matanya. Dan di lantai kamarnya tampak cuilan-cuilan putih tissue yang mereka buang. Mereka sekarang bersedih memikirkan bagaimana agar janin yang berada dikandung Resti itu ada bapaknya.

Keesokan harinya ibu Resti datang ke rumah Rusli dan bertemu dengan ibunya yang tak lain adalah temannya sendiri. Ibu resti menceritakan keadaan sebenarnya yang dialami oleh anaknya. Dengan harapan semoga Rusli mau mempertanggungjawabkan perbuatannya. Alih-alih minta pertanggungjawaban, ibu Rusli mengelak jika anaknya tak mungkin melakukan perbuatan yang memalukan itu.

“Itu fitnah, fitnah. Tak mungkin anakku melakukan itu. Aku tidak terima dengan semua yang kamu tuduhkan,” kata ibu Rusli sambil berdiri berkacak pinggang di depan ibu Resti.

Mendengar ucapan ibu Rusli, Ibu Resti kemudian pulang dengan tertunduk lesu. Ia sedih memikirkan nasib yang menimpa anaknya. Ia hanya berharap mudah-mudahan Rusli pulang dan tahu bahwa Resti hamil kemudian ia sadar dan mengakui semua yang telah ia perbuat pada anaknya.

Sementara di rumah, Resti mengurung diri di dalam kamar. Ia tak berani keluar rumah karena malu kepada para tetangga. Perut yang semakin lama semakin membuncit berisi janin hasil hubungan gelap dengan pacarnya. Ia tak ingin kehamilannya diketahui oleh tetangga dan menjadi buah bibir orang sekampung. Kini Resti hanya berharap mudah-mudahan Tuhan mengampuni segala dosa yang telah diperbuat dan dipertemukan dengan Rusli agar mau mempertanggungjawabkan perbuatannya. ***

______________________________
*) Ahmad Zaini, Penulis beralamat di Wanar Pucuk Lamongan, beberapa puisi dan cerpennya pernah dimuat di Radar Bojonegoro, Majalah MPA (Depag Jatim), Antologi Puisi Bersama seperti Bulan Merayap (Dewan Kesenian Lamongan,2004), Lanskap Telunjuk (DKL, 2004), Khianat Waktu, Antologi Penyair Jawa Timur (DKL, 2006), Absurditas Rindu (Sastra Nesia Lamongan, 2006), Kidung Rumeksa Praja (Dewan Kesenian Jawa Timur, 2010). Pembina SMA Raudlatul Muta’allimin Babat, Lamongan.

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Ginandjar Wiludjeng A. Junianto A. Kurnia A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.S Laksana A’yat Khalili Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Razak Abdul Rosyid Abdul Wahab Abdurrahman Wahid Abu Salman Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adam Chiefni Ade P. Nasution Adhitia Armitriant Adi Prasetyo Adrizas AF. Tuasikal Afriza Hanifa Afrizal Malna Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunyoto Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Baso Ahmad Faishal Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Naufel Ahmad Rofiq Ahmad S. Zahari Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ainul Fiah Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akhudiat Akmal Nasery Basral Alam Terkembang Alang Khoiruddin Alex R. Nainggolan Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Almania Rohmah Ami Herman Amien Wangsitalaja Aminah Aminullah HA.Noor Amir Sutaarga Anam Rahus Anata Siregar Andari Karina Anom Andina Dwifatma Andong Buku #3 Andre Mediansyah Andri Awan Anett Tapai Anggie Melianna Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Bae Anton Kurnia Anton Wahyudi Anwar Nuris Ardi Bramantyo Ardus M Sawega Arie MP Tamba Arie Yani Arief Joko Wicaksono Arief Junianto Ariera Arif Bagus Prasetyo Aris Kurniawan Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Asmaul Fauziyah Asti Musman Atafras Awalludin GD Mualif Ayu Wulan Sari Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Bagus Takwin Bahrul Ulum A. Malik Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Beno Siang Pamungkas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Bernando J Sujibto Berthold Damshauser BI Purwantari Binhad Nurrohmat Bobby Gunawan Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Burhanuddin Bella Camelia Mafaza Catatan Cerbung Cerpen Chairul Akhmad Chamim Kohari Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Zaini Ahmad D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahta Gautama Daisuke Miyoshi Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Danusantoso Dareen Tatour Darju Prasetya David Kuncara Denny Mizhar Denza Perdana Desi Sommalia Gustina Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dewi Indah Sari Dewi Susme Dian Sukarno Didik Harianto Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur Dipo Handoko Diyah Errita Damayanti Djoko Pitono Djoko Saryono Doddy Wisnu Pribadi Dody Kristianto Dody Yan Masfa Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dr Junaidi SS MHum Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Wiyana Dyah Ratna Meta Novia Dyah Sulistyorini Ecep Heryadi Eddy Pranata PNP Edeng Syamsul Ma’arif Eep Saefulloh Fatah EH Kartanegara Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendrawan Sofyan Eko Hendri Saiful Eko Windarto Elnisya Mahendra Elva Lestary Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Sulwesi Endo Suanda Eppril Wulaningtyas R Esai Evan Ys F. Moses F. Rahardi Fadlillah Malin Sutan Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Kurnianto Fanani Rahman Fanny Chotimah Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Febby Fortinella Rusmoyo Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Gabriel Garcia Marquez Galang Ari P. Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Gandra Gupta Ganug Nugroho Adi Gerson Poyk Ghassan Kanafani Gita Nuari Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunoto Saparie H.B. Jassin Habibullah Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Han Gagas Hanibal W. Y. Wijayanta Hardi Haris del Hakim Haris Saputra Harri Ash Shiddiqie Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Aspahani Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana HE. Benyamine Hendra Junaedi Hendra Makmur Heri CS Heri Latief Heri Listianto Herman RN Herry Lamongan Heru CN Heru Nugroho Hikmat Gumelar HL Renjis Magalah Hudan Nur Hujuala Rika Ayu Huminca Sinaga IBM. Dharma Palguna Ibnu Wahyudi Ida Farida Idris Pasaribu Ignas Kleden Ignatius Haryanto Iksan Basoeky Ilham Khoiri Imam Cahyono Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Ira Puspitaningsih Irfan Budiman Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Zulkarnain Ismail Marzuki Iva Titin Shovia Iwan Kurniawan Jabbar Abdullah Jafar Fakhrurozi Jalan Raya Simo Sungelebak Jamal D. Rahman Jamal T. Suryanata Javed Paul Syatha Jayaning S.A JILFest 2008 Jody Setiawan Johan Edy Raharjo Johannes Sugianto Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Juan Kromen Julika Hasanah Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Ka’bati Karanggeneng Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Keith Foulcher Kemah Budaya Panturan (KBP) Khansa Arifah Adila Khoirul Inayah Khoirul Rosyadi Khudori Husnan Ki Ompong Sudarsono Kirana Kejora Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia Korrie Layun Rampan Kostela Kritik Sastra Kukuh S Wibowo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie L.N. Idayanie Laili Rahmawati Lamongan Lan Fang Langgeng Widodo Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lely Yuana Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Liestyo Ambarwati Khohar Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lucia Idayanie Lukman A Sya Lutfiah Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Ismail M Thobroni M. Afifuddin M. Arwan Hamidi M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Luthfi Aziz M. Nurdin M. Yoesoef M.D. Atmaja M.S. Nugroho Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahmud Syaltut Usfa Mahmudi Arif Dahlan Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Martin Aleida Maruli Tobing Mas Ruscita Mashuri Masuki M. Astro Matroni Matroni Muserang Media: Crayon on Paper Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mia Arista Mia El Zahra Mikael Johani Misbahus Surur Misran Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan Much. Khoiri Muh. Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Aris Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun Muhammadun AS Muhidin M Dahlan Mujtahid Mujtahidin Billah Mukti Sutarman Espe Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik Munawir Aziz Musfarayani Musfi Efrizal Nafisatul Husniah Nandang Darana Naskah Teater Nelson Alwi Ni Made Purnamasari Nikmatus Sholikhah Nina Herlina Lubis Nina Susilo Ning Elia Noor H. Dee Noval Jubbek Novel-novel berbahasa Jawa Novelet Nunuy Nurhayati Nur Azizah Nur Hamzah Nur Kholiq Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Aini Nurul Anam Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Okty Budiati Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Otto Sukatno CR Oyos Saroso H.N. Pagan Press Pagelaran Musim Tandur Palupi Panca Astuti Parimono V / 40 Plandi Jombang Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Petrus Nandi Politik Politik Sastra Pradana Boy ZTF Pramoedya Ananta Toer Pramono Pringadi AS Prof Dr Fabiola D. Kurnia Prosa Puisi Puji Santosa Puji Tyasari Puput Amiranti N Purnawan Andra Purnawan Kristanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pustaka Ilalang Group PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Ng. Ronggowarsito Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Rahmat Kemat Hidayatullah Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rasanrasan Boengaketji Raudal Tanjung Banua Redland Movie Reiny Dwinanda Resensi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Ririe Rengganis Risang Anom Pujayanto Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Roso Titi Sarkoro Rozi Kembara Rukardi Rumah Budaya Pantura (RBP) Rusmanadi S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saiful Amin Ghofur Saiful Anam Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman S. Yoga Samsudin Adlawi Samsul Anam Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang KSII Santi Puji Rahayu Sapardi Djoko Damono Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra dan Kuasa Simbolik Sastra Jawa Timur Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil SelaSastra Boenga Ketjil #33 Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siti Khoeriyah Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputra Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Soegiharto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sri Weni Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudirman Sugi Lanus Sukron Ma’mun Sulaiman Djaya Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Supriyadi Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaf Anton Wr Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syarif Wadja Bae Sylvianita Widyawati TanahmeraH ArtSpace Tarmuzie (1961-2019) Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Presetyo Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tia Setiadi Tirto Suwondo Tita Tjindarbumi Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tosa Poetra Tri Nurdianingsih Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Ulul Azmiyati Umar Fauzi Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Usman Arrumy Utari Tri Prestianti Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W Haryanto W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wan Anwar Wawan Eko Yulianto Wawancara Wina Bojonegoro Wita Lestari Wong Wing King Wowok Hesti Prabowo Xu Xi (Sussy Komala) Y. Thendra BP Y. Wibowo Yanusa Nugroho Yasraf Amir Piliang Yayat R. Cipasang Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yopi Setia Umbara Yudhi Herwibowo Yudi Latif Yusri Fajar Yusuf Ariel Hakim Yuval Noah Harari Zacky Khairul Uman Zainuddin Sugendal Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zed Abidien Zehan Zareez Zhaenal Fanani Zubaidi Khan Zuniest