Ahmad Zaini*
http://forum-sastra-lamongan.blogspot.com/
Temaram lampu dalam kamar menyorot wajah yang lembab air mata. Kilauan maniknya melintas pelan melewati relung pipi yang tampak merah lebam. Di atas ranjang yang beralas kasur, seorang gadis duduk termenung menatap bagian perut yang semakin lama semakin membesar. Selimut putih dengan variasi garis horizontal di gelar lantas digunakan untuk menutupi perutnya ketika pintu kamarnya terketuk pelan.
Rambut terurai sebahu kemudian dirapikan sembari menyingkap selimut yang menutupi perutnya. Wajah setengah tua dan berkebaya bermotif bunga telah berdiri di depan pintu. Muka murung terukir dari pancaran yang meredup menyedihkan sesuatu. Setelah ia melihat gelagat anaknya yang tidak mencurigakan kemudian wajah dari perempuan setengah tua itu mundur menyelinap di balik daun pintu menuju balai tamu. Di tempat itu kemudian ia duduk santai membaca majalah yang tertumpuk di bawah meja tamu.
Sekelebat bayangan anaknya melintas di depannya. Konsentrasi membacanya buyar dengan seketika lantas majalah yang baru saja ia baca ditutup kembali dan diletakkan di bawah meja itu.
“Akan ke mana kamu, Ras?” tanya ibu setengah tua itu.
“Keluar, Bu,” jawabnya dengan raut murung.
“Rasti…!” panggilnya dengan nada meninggi.
Rasti tak menoleh ke arah suara ibunya yang memanggil. Ia terus berjalan keluar lalu menyetarter motornya yang diparkir di depan rumah. Sesaat kemudian motor itu meninggalkan rumah yang hanya di huni ibu setengah tua yang menjanda dengan anak gadis satu-satunya.
Di sebuah taman yang dipenuhi pohon-pohon besar berdaun rindang, Rasti duduk di atas akar pohon mahoni. Ia terdiam melamunkan seseorang yang telah menghamilinya. Seseorang itu tak lain adalah pacarnya sendiri. Ia ambil HP yang diselipkan di dompet berwarna merah jingga. Berkali-kali ia menghubungi nomor HP pacarnya. Namun berkali-kali pula ia gagal menghubunginya. Rasti kesal kemudian melemparkan HP-nya ke tanah.
“Rusli, ke mana kau?” rintihnya kesal.
Muka kesal yang tertutup uraian rambutnya lambat laun memerah yang kemudian disusul tetesan air mata kecemasan. Rasti kawatir jika nanti pacarnya tidak mau mempertanggungjawabkan perbuatannya. Tangan lembutnya mengelus-elus perutnya yang ia rasakan semakin besar. Namun dengan seringnya ia mengelus-elus perutnya bertambah pedih pula hatinya.
Perlahan tangannya meraih HP yang tergeletak di sampingnya. Kemudian ia mencoba menghubungi Rusli, pacarnya. Namun juga tidak berhasil. Ia lantas berteriak memanggil nama Rusli hingga daun-daun yang rindang di atasnya luruh di sekitar tempat ia duduk.
Setiap kali ada hembusan angin yang membelai rambutnya ia selalu menitip pesan jika ketemu Rusli suruh dia datang menemuinya. Namun hembusan angin yang berkali-kali menerpanya tak ada yang mau menyampaikannya. Hingga angin yang terasa lebih dingin dari sebelumnya meraba kulitnya. Rasti baru sadar bahwa hari segera malam. Ia melihat sekeliling sudah tampak sepi. Rasti kemudian beranjak dari akar besar pohon mahoni yang didudukinya sejak beberapa jam lalu.
Sementara cahaya merah jingga menghias langit di sebelah barat. Tampak kelelawar terbang mengitari cakrawala mencari mangsa. Pada pohon jambu kelelawar tadi menyelinap dan bergelantungan menikmati manisnya jambu yang sedang masak. Tiba-tiba kelelawar tadi terbang menjauh dari pohon jambu ketika ada seorang anak yang yang memanjat untuk bersembunyi dari kejaran temannya. Ya, anak-anak dengan riang gembira bermain petak umpet di halaman rumah Rasti.
Tawa geli anak-anak memecah kegelapan malam saat persembunyian mereka diterpa cahaya lampu motor yang dikendarai Rasti. Kemudian mereka berlari meninggalkan tempat itu mencari tempat persembunyian yang lebih sunyi.
Pintu rumah sederhana perlahan terbuka kemudian terlihat sosok ibu yang cemas memikirkan anaknya yang baru tiba.
“Dari mana saja, Ras?”
“Dari rumah teman,” jawab Rasti tanpa menjelaskan nama temannya.
Kamar yang gelap sebentar menjadi tarang saat Rasti menyalakan sklar lampunya. Foto Rusli yang diberi bingkai simbul cinta dipandangnya berkali-kali. Ia berdiri mematung tak berkedip menatap wajah tampan yang telah menghamilinya. Dalam hatinya ia selalu menagih janji yang telah diucapkan Rusli di tempat durjana itu. Ia berjanji akan bertanggung jawab dengan menikahinya. Namun sampai kini Resti tak tahu kabar berita dari pacarnya.
Putaran waktu seakan semakin cepat dan tak terasa kehamilan Resti memasuki bulan ketiga. Badannya semakin segar dengan perut yang semakin membesar. Saat ia keluar dari kamar, ibunya curiga dengan perubahan bentuk tubuh pada diri Resti. Seorang ibu yang menjanda sejak empat tahun lalu tahu persis dengan bentuk tubuh seperti itu. Ia ingin mencari waktu yang tepat untuk menanyai anak semata wayangnya. Pada waktu selesai makan malam ibu Resti menyuruhnya duduk. Ia bertanya kepada Resti.
“Sejak kapan kamu tidak datang bulan, Res?” tanya ibunya.
Resti tidak segera menjawab pertanyaan itu. Resti diam dan takut jika kehamilannya nanti diketahui oleh ibunya.
“Jawablah, Nak! Ibu tahu dan paham apa yang terjadi pada dirimu. Resti, apakah kamu hamil?” tanya ibunya dengan sedikit memaksa.
“Iya, Bu. Saya sudah tiga bulan tidak datang bulan,” Resti mengaku kemudian berlari menuju kamar tidurnya. Ibunya tak tinggal diam. Ia berdiri dan menghampiri Resti yang tertelungkup di tempat tidurnya.
“Siapa yang telah menghamili kamu?” bentak ibunya.
“Rusli. Rusli yang telah menghamiliku, Bu,” jawab Resti dengan tangis.
Mendengar jawaban anaknya, ibu Resti tampak sock. Ia tertegun ketika mendengar pengakuan Resti bahwa yang menghamilinya adalah Rusli. Ia kemudian duduk lemas di kursi yang bersebelahan dengan tempat tidur Resti. Diraihnya segelas air putih di atas meja. Seteguk air cukup untuk memulihkan urat-urat syaraf yang menegang saat mendengar nama Rusli yang telah menghamili anak kandungnya.
Ibu Resti merasa bersalah karena yang mempertemukan Resti dengan Rusli adalah dirinya. Rusli adalah anak dari temannya yang saat ini mempunyai usaha konveksi di daerahnya. Mereka bertemu sewaktu ibu Resti akan memesan kaos untuk ibu-ibu PKK di kampungnya dengan tidak sengaja. Mereka kemudian saling bertukar pengalaman karena sudah hampir dua puluh tahun tidak bertemu. Kemudian mereka berencana menjodohkan anak-anak mereka. Dan ternyata hubungan mereka berlanjut hingga kini sampai-sampai Resti hamil sebelum mereka resmi menjadi suami istri.
“Sekarang di mana Rusli?”
“Saya sudah berkali-kali meneleponnya namun tidak pernah menyambung. Pernah sekali aku ke rumahnya, kata ibu Rusli ia pergi ke Sumatera untuk mengirim kaos kepada pelanggannya. Hingga kini aku belum pernah bertemu lagi,” cerita Resti.
Sesuasana sepi. Tak ada satu pun suara yang muncul dari kedua mulut mereka. Anak dan ibunya itu hanya sibuk menyeka air mata yang terus meluncur dari kedua matanya yang semakin memerah. Wajah ayu Resti lembab oleh guyuran air mata yang tersinar lampu temaram. Sekotak tissue di atas meja habis untuk menyeka air matanya. Dan di lantai kamarnya tampak cuilan-cuilan putih tissue yang mereka buang. Mereka sekarang bersedih memikirkan bagaimana agar janin yang berada dikandung Resti itu ada bapaknya.
Keesokan harinya ibu Resti datang ke rumah Rusli dan bertemu dengan ibunya yang tak lain adalah temannya sendiri. Ibu resti menceritakan keadaan sebenarnya yang dialami oleh anaknya. Dengan harapan semoga Rusli mau mempertanggungjawabkan perbuatannya. Alih-alih minta pertanggungjawaban, ibu Rusli mengelak jika anaknya tak mungkin melakukan perbuatan yang memalukan itu.
“Itu fitnah, fitnah. Tak mungkin anakku melakukan itu. Aku tidak terima dengan semua yang kamu tuduhkan,” kata ibu Rusli sambil berdiri berkacak pinggang di depan ibu Resti.
Mendengar ucapan ibu Rusli, Ibu Resti kemudian pulang dengan tertunduk lesu. Ia sedih memikirkan nasib yang menimpa anaknya. Ia hanya berharap mudah-mudahan Rusli pulang dan tahu bahwa Resti hamil kemudian ia sadar dan mengakui semua yang telah ia perbuat pada anaknya.
Sementara di rumah, Resti mengurung diri di dalam kamar. Ia tak berani keluar rumah karena malu kepada para tetangga. Perut yang semakin lama semakin membuncit berisi janin hasil hubungan gelap dengan pacarnya. Ia tak ingin kehamilannya diketahui oleh tetangga dan menjadi buah bibir orang sekampung. Kini Resti hanya berharap mudah-mudahan Tuhan mengampuni segala dosa yang telah diperbuat dan dipertemukan dengan Rusli agar mau mempertanggungjawabkan perbuatannya. ***
______________________________
*) Ahmad Zaini, Penulis beralamat di Wanar Pucuk Lamongan, beberapa puisi dan cerpennya pernah dimuat di Radar Bojonegoro, Majalah MPA (Depag Jatim), Antologi Puisi Bersama seperti Bulan Merayap (Dewan Kesenian Lamongan,2004), Lanskap Telunjuk (DKL, 2004), Khianat Waktu, Antologi Penyair Jawa Timur (DKL, 2006), Absurditas Rindu (Sastra Nesia Lamongan, 2006), Kidung Rumeksa Praja (Dewan Kesenian Jawa Timur, 2010). Pembina SMA Raudlatul Muta’allimin Babat, Lamongan.
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A Rodhi Murtadho
A. Ginandjar Wiludjeng
A. Junianto
A. Kurnia
A. Qorib Hidayatullah
A. Yusrianto Elga
A.S Laksana
A’yat Khalili
Aang Fatihul Islam
Abdul Azis Sukarno
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Hadi WM
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Malik
Abdul Razak
Abdul Rosyid
Abdul Wahab
Abdurrahman Wahid
Abu Salman
Acep Iwan Saidi
Acep Zamzam Noor
Adam Chiefni
Ade P. Nasution
Adhitia Armitriant
Adi Prasetyo
Adrizas
AF. Tuasikal
Afriza Hanifa
Afrizal Malna
Agama Para Bajingan
Agnes Rita Sulistyawaty
Aguk Irawan M.N.
Agus B. Harianto
Agus Buchori
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sulton
Agus Sunyoto
Ahda Imran
Ahid Hidayat
Ahmad Baso
Ahmad Faishal
Ahmad Fatoni
Ahmad Hasan MS
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Khotim Muzakka
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Naufel
Ahmad Rofiq
Ahmad S. Zahari
Ahmad Syauqi Sumbawi
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ahsanu Nadia
Aini Aviena Violeta
Ainul Fiah
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Sekhu
Akhmad Sofyan Hadi
Akhmad Taufiq
Akhudiat
Akmal Nasery Basral
Alam Terkembang
Alang Khoiruddin
Alex R. Nainggolan
Alfian Dippahatang
Ali Audah
Ali Mahmudi CH
Ali Rif’an
Almania Rohmah
Ami Herman
Amien Wangsitalaja
Aminah
Aminullah HA.Noor
Amir Sutaarga
Anam Rahus
Anata Siregar
Andari Karina Anom
Andina Dwifatma
Andong Buku #3
Andre Mediansyah
Andri Awan
Anett Tapai
Anggie Melianna
Anindita S Thayf
Anis Ceha
Anjrah Lelono Broto
Anton Bae
Anton Kurnia
Anton Wahyudi
Anwar Nuris
Ardi Bramantyo
Ardus M Sawega
Arie MP Tamba
Arie Yani
Arief Joko Wicaksono
Arief Junianto
Ariera
Arif Bagus Prasetyo
Aris Kurniawan
Arman A.Z.
Arswendo Atmowiloto
Arti Bumi Intaran
AS Sumbawi
Asarpin
Asep Sambodja
Asmaul Fauziyah
Asti Musman
Atafras
Awalludin GD Mualif
Ayu Wulan Sari
Aziz Abdul Gofar
Azizah Hefni
Bagus Takwin
Bahrul Ulum A. Malik
Balada
Bale Aksara
Balok Sf
Bambang Kempling
Bamby Cahyadi
Bandung Mawardi
Beni Setia
Benny Arnas
Benny Benke
Beno Siang Pamungkas
Bentara Budaya Yogyakarta
Berita
Berita Duka
Berita Koran
Bernando J Sujibto
Berthold Damshauser
BI Purwantari
Binhad Nurrohmat
Bobby Gunawan
Bonari Nabonenar
Brunel University London
Budaya
Budi Darma
Budi P. Hatees
Budiman S. Hartoyo
Burhanuddin Bella
Camelia Mafaza
Catatan
Cerbung
Cerpen
Chairul Akhmad
Chamim Kohari
Chavchay Syaifullah
Cover Buku
Cucuk Espe
D. Zaini Ahmad
D. Zawawi Imron
Dadang Ari Murtono
Dahta Gautama
Daisuke Miyoshi
Damhuri Muhammad
Dami N. Toda
Damiri Mahmud
Danarto
Daniel Paranamesa
Danusantoso
Dareen Tatour
Darju Prasetya
David Kuncara
Denny Mizhar
Denza Perdana
Desi Sommalia Gustina
Desiana Medya A.L
Dewan Kesenian Lamongan (DKL)
Dewi Indah Sari
Dewi Susme
Dian Sukarno
Didik Harianto
Didik Kusbiantoro
Dina Jerphanion
Dina Oktaviani
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur
Dipo Handoko
Diyah Errita Damayanti
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Doddy Wisnu Pribadi
Dody Kristianto
Dody Yan Masfa
Donny Anggoro
Donny Syofyan
Dorothea Rosa Herliany
Dr Junaidi SS MHum
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Pranoto
Dwi Wiyana
Dyah Ratna Meta Novia
Dyah Sulistyorini
Ecep Heryadi
Eddy Pranata PNP
Edeng Syamsul Ma’arif
Eep Saefulloh Fatah
EH Kartanegara
Eka Budianta
Eka Kurniawan
Eko Hendrawan Sofyan
Eko Hendri Saiful
Eko Windarto
Elnisya Mahendra
Elva Lestary
Emha Ainun Nadjib
Emil WE
Endah Sulwesi
Endo Suanda
Eppril Wulaningtyas R
Esai
Evan Ys
F. Moses
F. Rahardi
Fadlillah Malin Sutan
Fahmi Faqih
Fahrudin Nasrulloh
Faisal Kamandobat
Fajar Kurnianto
Fanani Rahman
Fanny Chotimah
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Febby Fortinella Rusmoyo
Felix K. Nesi
Festival Sastra Gresik
Gabriel Garcia Marquez
Galang Ari P.
Galuh Tulus Utama
Gampang Prawoto
Gandra Gupta
Ganug Nugroho Adi
Gerson Poyk
Ghassan Kanafani
Gita Nuari
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gunoto Saparie
H.B. Jassin
Habibullah
Hadi Napster
Hadriani Pudjiarti
Halim HD
Halimi Zuhdy
Hamberan Syahbana
Han Gagas
Hanibal W. Y. Wijayanta
Hardi
Haris del Hakim
Haris Saputra
Harri Ash Shiddiqie
Hartono Harimurti
Hary B Kori’un
Hasan Aspahani
Hasan Junus
Hasif Amini
Hasnan Bachtiar
Hasta Indriyana
HE. Benyamine
Hendra Junaedi
Hendra Makmur
Heri CS
Heri Latief
Heri Listianto
Herman RN
Herry Lamongan
Heru CN
Heru Nugroho
Hikmat Gumelar
HL Renjis Magalah
Hudan Nur
Hujuala Rika Ayu
Huminca Sinaga
IBM. Dharma Palguna
Ibnu Wahyudi
Ida Farida
Idris Pasaribu
Ignas Kleden
Ignatius Haryanto
Iksan Basoeky
Ilham Khoiri
Imam Cahyono
Imam Muhtarom
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Rosyid
Imron Tohari
Indiar Manggara
Indra Intisa
Indra Tjahyadi
Indra Tranggono
Indrian Koto
Ira Puspitaningsih
Irfan Budiman
Isbedy Stiawan Z.S.
Iskandar Noe
Iskandar Zulkarnain
Ismail Marzuki
Iva Titin Shovia
Iwan Kurniawan
Jabbar Abdullah
Jafar Fakhrurozi
Jalan Raya Simo Sungelebak
Jamal D. Rahman
Jamal T. Suryanata
Javed Paul Syatha
Jayaning S.A
JILFest 2008
Jody Setiawan
Johan Edy Raharjo
Johannes Sugianto
Joko Pinurbo
Joko Sandur
Joni Ariadinata
Jual Buku
Jual Buku Paket Hemat
Juan Kromen
Julika Hasanah
Jurnalisme Sastrawi
Jusuf AN
Juwairiyah Mawardy
Ka’bati
Karanggeneng
Karya Lukisan: Andry Deblenk
Kasnadi
Keith Foulcher
Kemah Budaya Panturan (KBP)
Khansa Arifah Adila
Khoirul Inayah
Khoirul Rosyadi
Khudori Husnan
Ki Ompong Sudarsono
Kirana Kejora
Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Sastra Ilalang Indonesia
Korrie Layun Rampan
Kostela
Kritik Sastra
Kukuh S Wibowo
Kurnia Effendi
Kurniawan
Kuswaidi Syafi'ie
L.N. Idayanie
Laili Rahmawati
Lamongan
Lan Fang
Langgeng Widodo
Lathifa Akmaliyah
Leila S. Chudori
Lely Yuana
Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember
Liestyo Ambarwati Khohar
Lina Kelana
Linda Sarmili
Liza Wahyuninto
Lucia Idayanie
Lukman A Sya
Lutfiah
Lynglieastrid Isabellita
M Arman AZ
M Ismail
M Thobroni
M. Afifuddin
M. Arwan Hamidi
M. Lukluk Atsmara Anjaina
M. Lutfi
M. Luthfi Aziz
M. Nurdin
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
M.S. Nugroho
Mahendra Cipta
Mahmud Jauhari Ali
Mahmud Syaltut Usfa
Mahmudi Arif Dahlan
Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Martin Aleida
Maruli Tobing
Mas Ruscita
Mashuri
Masuki M. Astro
Matroni
Matroni Muserang
Media: Crayon on Paper
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Mia Arista
Mia El Zahra
Mikael Johani
Misbahus Surur
Misran
Mohamad Ali Hisyam
Mohammad Eri Irawan
Much. Khoiri
Muh. Muhlisin
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Amin
Muhammad Aris
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Rain
Muhammad Taufiqurrohman
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun
Muhammadun AS
Muhidin M Dahlan
Mujtahid
Mujtahidin Billah
Mukti Sutarman Espe
Mulyadi SA
Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik
Munawir Aziz
Musfarayani
Musfi Efrizal
Nafisatul Husniah
Nandang Darana
Naskah Teater
Nelson Alwi
Ni Made Purnamasari
Nikmatus Sholikhah
Nina Herlina Lubis
Nina Susilo
Ning Elia
Noor H. Dee
Noval Jubbek
Novel-novel berbahasa Jawa
Novelet
Nunuy Nurhayati
Nur Azizah
Nur Hamzah
Nur Kholiq
Nurdin Kalim
Nurel Javissyarqi
Nurul Aini
Nurul Anam
Nurul Komariyah
Nuryana Asmaudi SA
Nyoman Tusthi Eddy
Obrolan
Okty Budiati
Orasi Budaya Akhir Tahun 2018
Otto Sukatno CR
Oyos Saroso H.N.
Pagan Press
Pagelaran Musim Tandur
Palupi Panca Astuti
Parimono V / 40 Plandi Jombang
Pawang Surya Kencana
PDS H.B. Jassin
Petrus Nandi
Politik
Politik Sastra
Pradana Boy ZTF
Pramoedya Ananta Toer
Pramono
Pringadi AS
Prof Dr Fabiola D. Kurnia
Prosa
Puisi
Puji Santosa
Puji Tyasari
Puput Amiranti N
Purnawan Andra
Purnawan Kristanto
Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin
Pustaka Ilalang Group
PUstaka puJAngga
Putu Wijaya
Qaris Tajudin
R. Ng. Ronggowarsito
Rachmad Djoko Pradopo
Radhar Panca Dahana
Rahmat Kemat Hidayatullah
Rahmat Sularso Nh
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Rasanrasan Boengaketji
Raudal Tanjung Banua
Redland Movie
Reiny Dwinanda
Resensi
Rialita Fithra Asmara
Ribut Wijoto
Riki Dhamparan Putra
Riki Utomi
Ririe Rengganis
Risang Anom Pujayanto
Riyon Fidwar
Robin Al Kautsar
Robin Dos Santos Soares
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Roso Titi Sarkoro
Rozi Kembara
Rukardi
Rumah Budaya Pantura (RBP)
Rusmanadi
S Yoga
S. Jai
S.W. Teofani
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Saiful Amin Ghofur
Saiful Anam
Sainul Hermawan
Sajak
Salamet Wahedi
Salman S. Yoga
Samsudin Adlawi
Samsul Anam
Sanggar Lukis Alam
Sanggar Pasir
Sanggar Rumah Ilalang KSII
Santi Puji Rahayu
Sapardi Djoko Damono
Saroni Asikin
Sartika Dian Nuraini
Sastra dan Kuasa Simbolik
Sastra Jawa Timur
Satmoko Budi Santoso
Saut Situmorang
Sayyid Fahmi Alathas
SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang
SelaSastra Boenga Ketjil
SelaSastra Boenga Ketjil #33
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Sergi Sutanto
Setia Naka Andrian
Shiny.ane el’poesya
Sholihul Huda
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sinopsis
Siti Khoeriyah
Siti Muyassarotul Hafidzoh
Siti Sa’adah
Siwi Dwi Saputra
Siwi Dwi Saputro
Sjifa Amori
Slamet Rahardjo Rais
Soegiharto
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sosiawan Leak
Spectrum Center Press
Sri Weni
Sri Wintala Achmad
Suci Ayu Latifah
Sucipto Hadi Purnomo
Sudirman
Sugi Lanus
Sukron Ma’mun
Sulaiman Djaya
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sungging Raga
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Supriyadi
Surya Lesmana
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Suyanto
Syaf Anton Wr
Syaifuddin Gani
Syaiful Amin
Syarif Wadja Bae
Sylvianita Widyawati
TanahmeraH ArtSpace
Tarmuzie (1961-2019)
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Presetyo
Teguh Setiawan
Teguh Winarsho AS
Temu Penyair Timur Jawa
Tengsoe Tjahjono
Tia Setiadi
Tirto Suwondo
Tita Tjindarbumi
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan
Tosa Poetra
Tri Nurdianingsih
Triyanto Triwikromo
TS Pinang
Tu-ngang Iskandar
Tulus S
Ulul Azmiyati
Umar Fauzi
Umar Fauzi Ballah
Umar Kayam
Umbu Landu Paranggi
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Usman Arrumy
Utari Tri Prestianti
Viddy AD Daery
Virdika Rizky Utama
W Haryanto
W.S. Rendra
Wahyu Prasetya
Wan Anwar
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wina Bojonegoro
Wita Lestari
Wong Wing King
Wowok Hesti Prabowo
Xu Xi (Sussy Komala)
Y. Thendra BP
Y. Wibowo
Yanusa Nugroho
Yasraf Amir Piliang
Yayat R. Cipasang
Yohanes Sehandi
Yona Primadesi
Yopi Setia Umbara
Yudhi Herwibowo
Yudi Latif
Yusri Fajar
Yusuf Ariel Hakim
Yuval Noah Harari
Zacky Khairul Uman
Zainuddin Sugendal
Zamakhsyari Abrar
Zawawi Se
Zed Abidien
Zehan Zareez
Zhaenal Fanani
Zubaidi Khan
Zuniest
Tidak ada komentar:
Posting Komentar