Kamis, 19 Agustus 2010

Terpenjaranya Sang Guru

M.D. Atmaja
http://www.sastra-indonesia.com/

Waktu berlari dengan cepat ketika manusia merangkak di dalam kegelapan di dalam ketakutannya. Mahluk berjalan tegak, melesat dengan dua tangan dan dua kaki terlipat. Bersembunyi dari kerlip bintang. Menyelidik malam ketika mahluk sejenisnya tertidur. Dia ini, seperti bukan manusia. Dia merambat, menapaki huruf demi huruf dan menafsirkannya seperti ketika para leluhur menatap semesta alam yang bergelayut dalam irama. Dia lah lelaki dengan bekal rasa yang tersemat di dada terus menjajaki setiap jejak-jejak kehidupan.

Perjalanan yang menelusup sampai pada usia yang renta terus dijalani dalam keyakinan yang tidak pernah memudar. Dia lelaki, yang pernah menjadi buronan di negaranya sendiri atas penolakan penuggalan negara. Di perbatasan perjalanannya itu, dia masih saja bersenandung lagu indah akan langit-langit surga bagi setiap laskar sang Raja Semesta Alam. Kidung yang telah bertahun-tahun dia nyanyikan, kini membawanya untuk berjalan ke tiang gantungan. Setelah bertahun dibungkus pekatnya mendung gelap dari ledakan-ledakan misteri, dia pun melangkah sendiri. Kepalanya tetap tegak memandang tiang gantungan. Matanya berbinar terang menyangsikan pisau-pisau hukum manusia, yang entah bagaimana timbangan keadilannya.

Kabar telah bergulir, dari Tanah Barat Jawa yang hening membawa sang manusia pada kewajibannya sendiri. Kabar itu melesat, jauh ke Timur dimana seorang lelaki pengembara sedang tertidur di bawah pohon Semboja yang ada di belakang rumahnya. Lelaki pengembara dari Mataram Baru itu seketika terbangun, mendapati telepon selulernya terus berdering. Membutuhkan jawaban. Seketika, ketika mata telah terbuka, telepon di depannya telah mati kembali. Di sana ada banyak panggilan tak terjawab. Serta sebuah pesan singkat teruntuknya: Kang, Bapak ditangkap tadi di Tanah Barat Jawa.

Sang lelaki pengembara pun memandangi layar handphone dengan tatapan tidak percaya. Dua bola mata ditiraikan air bening yang terus meleleh. Dua tangannya gemetar menahan kepalan tangan. Jiwanya bergelora, lalu dalam auman panjang seperti serigala buas di tengah malam. Lolongan panjang yang dipenuhi pilu dan kemarahan sampai seorang lelaki kecil dan kurus berlari menyongsong sambil menyeret sebilah pedang panjang.

“Kang, ada apa, Kang?” pedang panjang tergeletak di tanah di samping lelaki pengembara yang meraung di tengah malam, “Kakang Gothak, ada apa?”

Tidak ada jawaban. Hanya gelengan kepala dan tangis pilu yang menyayat. Lalu, Gothak pun langsung memeluk lelaki di depannya yang juga adalah adiknya sendiri.

“Bapak telah difitnah, Dhi!” ucap Gothak sambil menangis, “Bapak ditangkap!”

Gathuk tidak mengatakan apa pun. Hanya membalas pelukan saudara tuanya. Ia mengusap punggung kemudian menepuknya perlahan-lahan. “Ini ujian, Kang.” Ucap Gathuk.

“Ini tidak benar, Dhi. Bapak seorang penyebar ilmu. Dia ahli dakwah. Dia guru bagi bangsa ini. Bapak bukan teroris.” Ucap Gothak dalam kemarahan yang memuncak.

“Polisi punya analisa sendiri, Kang.” Sahut Gathuk dalam senyuman kecil mencoba untuk menenangkan saudara tuanya.

“Tidak ada yang lebih mengenal Bapak dari murid-muridnya sendiri. Mereka hanya menebak-nebak. Menyangkut-sangkutkan sesuatu yang tidak ada hubungannya.”

Dhimas Gathuk menarik nafas panjang. Dia masih mendekap Kakangnya yang menangis. “Aku memang tidak pernah mengenal Bapak seperti Kakang Gothak mengenal beliau. Bagaimana pun juga, setiap orang memiliki penilaian mereka sendiri, Kang. Beliau memang seorang guru bangsa. Pendidik bagi jiwa orang yang mengikuti. Orang yang berada di dalam garis akan mengatakan kalau Beliau bukan teroris, bukan penjahat. Lalu, bagaimana dengan yang berada di luar garis, Kang?”

“Ini sudah tidak benar, Dhi!” Kangmas Gothak menegaskan sambil melepaskan diri dari pelukan adiknya. Dia meraih pedang yang tergeletak di atas tanah, “Bapak pernah dipenjara atas kesalahan yang tidak pernah Beliau lakukan. Mendekam di pengabnya penjara selama 26 bulan atas fitnah yang dituduhkan. Tahun 2002 telah menjadi saksi abadi, kalau selama ini Bapak telah diincar untuk dibumi-hanguskan.”

“Jangan mendakwa seperti itu, Kang!”

“Aku tidak mendakwa!” sahut Gothak sambil mengangkat pedang panjang dan mengacungkannya ke udara. “Hukum negara ini telah memfitnah seorang guru. Mengincar seorang ulama agar meringkuk dan membusuk dalam kejahatan yang dilipahkan!” Gothak sudah terberangus oleh amarah yang bercampur dengan kesedihan.

“Lha, terus kalau Kakang Gothak mengatakan itu, apa Kakang memiliki bukti? Bukan sebatas fitnah untuk membela fitnah yang dilontarkan?”

Kangmas Gothak memandangi adiknya yang tetap tenang walau di matanya terpancar amarah.

“Kami berdakwah demi tegaknya agama Allah!” ungkap Kangmas Gothak.

“Dengan membunuh orang lain?”

“Kami tidak pernah membunuh. Kami pendakwah, menyebarkan kebaikan dan perjuangan atas agama yang kita sama-sama yakini, Dhi!”

“Atas dasar apa, Kang?”

“Kobarkanlah semangat para Mukmin untuk berperang*!” sahut Kangmas Gothak dengan pandangan tajam. “Kemungkaran dan jalan-jalan setan harus dihancurkan, Dhi!”

“Lalu, memerangi negaranya sendiri?” sahut Dhimas Gathuk dengan pertanyaan sinis.

“Negara ini telah menantang Allah, Tuhan Semesta Alam. Rakyatnya disengsarakan dengan kebijakan hukum yang tidak berperikemanusiaan. Berperikemanusiaan saja tidak, Dhi, apalagi berperiketuhanan?”

“Kang,”

“Lumpur di Sidoarjo sampai hari ini masih menyisakan tangis. Perang petani dengan PTPN VII di tanah Ulayat. Kemiskinan yang menusuk sampai seorang ibu membakar diri dan anaknya hanya karena hutang dua puluh ribu, Dhi.” Kangmas Gothak memotong adiknya yang kini menundukkan kepala. “Negara macam apa ini? Kemungkaran terlembagakan. Kemungkaran yang menjadi negara. Ini jalan setan. Jihad adalah wajib bagi setiap muslim. Memusuhi kemungkaranan.”

Kangmas Gothak mengatur nafasnya. Pandangannya berubah ramah setelah tajam menusuk relung hati. “Begitulah, Adikku, Dhimas Gathuk, Bapak mengajarkannya kepada Kakangmu dan yang lainnya. Beliau, seorang guru. Namun hukum di negara ini membawa leburan kaca untuk mengalir di dalam darah. Membawa seorang guru bagi sanubari rakyatnya ke dalam pengabnya jeruji penghinaan.”

Dhimas Gathuk hanya menundukkan kepala. Dia meresapi kata-kata saudara tua yang berlari menjadi pengembara mencari kebenaran atas perjalanan kehidupan. “Setiap mukmin harus berani berperang!” ucap Dhimas Gathuk di dalam hati, “Memerangi kemungkaran, memerangi jalan-jalan setan!”

Bantul – Studio SDS Fictionbooks, 14 Agustus 2010
*) Al-Anfal: 65

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Ginandjar Wiludjeng A. Junianto A. Kurnia A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.S Laksana A’yat Khalili Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Razak Abdul Rosyid Abdul Wahab Abdurrahman Wahid Abu Salman Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adam Chiefni Ade P. Nasution Adhitia Armitriant Adi Prasetyo Adrizas AF. Tuasikal Afriza Hanifa Afrizal Malna Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunyoto Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Baso Ahmad Faishal Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Naufel Ahmad Rofiq Ahmad S. Zahari Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ainul Fiah Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akhudiat Akmal Nasery Basral Alam Terkembang Alang Khoiruddin Alex R. Nainggolan Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Almania Rohmah Ami Herman Amien Wangsitalaja Aminah Aminullah HA.Noor Amir Sutaarga Anam Rahus Anata Siregar Andari Karina Anom Andina Dwifatma Andong Buku #3 Andre Mediansyah Andri Awan Anett Tapai Anggie Melianna Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Bae Anton Kurnia Anton Wahyudi Anwar Nuris Ardi Bramantyo Ardus M Sawega Arie MP Tamba Arie Yani Arief Joko Wicaksono Arief Junianto Ariera Arif Bagus Prasetyo Aris Kurniawan Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Asmaul Fauziyah Asti Musman Atafras Awalludin GD Mualif Ayu Wulan Sari Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Bagus Takwin Bahrul Ulum A. Malik Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Beno Siang Pamungkas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Bernando J Sujibto Berthold Damshauser BI Purwantari Binhad Nurrohmat Bobby Gunawan Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Burhanuddin Bella Camelia Mafaza Catatan Cerbung Cerpen Chairul Akhmad Chamim Kohari Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Zaini Ahmad D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahta Gautama Daisuke Miyoshi Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Danusantoso Dareen Tatour Darju Prasetya David Kuncara Denny Mizhar Denza Perdana Desi Sommalia Gustina Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dewi Indah Sari Dewi Susme Dian Sukarno Didik Harianto Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur Dipo Handoko Diyah Errita Damayanti Djoko Pitono Djoko Saryono Doddy Wisnu Pribadi Dody Kristianto Dody Yan Masfa Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dr Junaidi SS MHum Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Wiyana Dyah Ratna Meta Novia Dyah Sulistyorini Ecep Heryadi Eddy Pranata PNP Edeng Syamsul Ma’arif Eep Saefulloh Fatah EH Kartanegara Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendrawan Sofyan Eko Hendri Saiful Eko Windarto Elnisya Mahendra Elva Lestary Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Sulwesi Endo Suanda Eppril Wulaningtyas R Esai Evan Ys F. Moses F. Rahardi Fadlillah Malin Sutan Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Kurnianto Fanani Rahman Fanny Chotimah Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Febby Fortinella Rusmoyo Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Gabriel Garcia Marquez Galang Ari P. Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Gandra Gupta Ganug Nugroho Adi Gerson Poyk Ghassan Kanafani Gita Nuari Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunoto Saparie H.B. Jassin Habibullah Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Han Gagas Hanibal W. Y. Wijayanta Hardi Haris del Hakim Haris Saputra Harri Ash Shiddiqie Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Aspahani Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana HE. Benyamine Hendra Junaedi Hendra Makmur Heri CS Heri Latief Heri Listianto Herman RN Herry Lamongan Heru CN Heru Nugroho Hikmat Gumelar HL Renjis Magalah Hudan Nur Hujuala Rika Ayu Huminca Sinaga IBM. Dharma Palguna Ibnu Wahyudi Ida Farida Idris Pasaribu Ignas Kleden Ignatius Haryanto Iksan Basoeky Ilham Khoiri Imam Cahyono Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Ira Puspitaningsih Irfan Budiman Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Zulkarnain Ismail Marzuki Iva Titin Shovia Iwan Kurniawan Jabbar Abdullah Jafar Fakhrurozi Jalan Raya Simo Sungelebak Jamal D. Rahman Jamal T. Suryanata Javed Paul Syatha Jayaning S.A JILFest 2008 Jody Setiawan Johan Edy Raharjo Johannes Sugianto Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Juan Kromen Julika Hasanah Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Ka’bati Karanggeneng Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Keith Foulcher Kemah Budaya Panturan (KBP) Khansa Arifah Adila Khoirul Inayah Khoirul Rosyadi Khudori Husnan Ki Ompong Sudarsono Kirana Kejora Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia Korrie Layun Rampan Kostela Kritik Sastra Kukuh S Wibowo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie L.N. Idayanie Laili Rahmawati Lamongan Lan Fang Langgeng Widodo Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lely Yuana Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Liestyo Ambarwati Khohar Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lucia Idayanie Lukman A Sya Lutfiah Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Ismail M Thobroni M. Afifuddin M. Arwan Hamidi M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Luthfi Aziz M. Nurdin M. Yoesoef M.D. Atmaja M.S. Nugroho Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahmud Syaltut Usfa Mahmudi Arif Dahlan Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Martin Aleida Maruli Tobing Mas Ruscita Mashuri Masuki M. Astro Matroni Matroni Muserang Media: Crayon on Paper Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mia Arista Mia El Zahra Mikael Johani Misbahus Surur Misran Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan Much. Khoiri Muh. Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Aris Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun Muhammadun AS Muhidin M Dahlan Mujtahid Mujtahidin Billah Mukti Sutarman Espe Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik Munawir Aziz Musfarayani Musfi Efrizal Nafisatul Husniah Nandang Darana Naskah Teater Nelson Alwi Ni Made Purnamasari Nikmatus Sholikhah Nina Herlina Lubis Nina Susilo Ning Elia Noor H. Dee Noval Jubbek Novel-novel berbahasa Jawa Novelet Nunuy Nurhayati Nur Azizah Nur Hamzah Nur Kholiq Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Aini Nurul Anam Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Okty Budiati Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Otto Sukatno CR Oyos Saroso H.N. Pagan Press Pagelaran Musim Tandur Palupi Panca Astuti Parimono V / 40 Plandi Jombang Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Petrus Nandi Politik Politik Sastra Pradana Boy ZTF Pramoedya Ananta Toer Pramono Pringadi AS Prof Dr Fabiola D. Kurnia Prosa Puisi Puji Santosa Puji Tyasari Puput Amiranti N Purnawan Andra Purnawan Kristanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pustaka Ilalang Group PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Ng. Ronggowarsito Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Rahmat Kemat Hidayatullah Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rasanrasan Boengaketji Raudal Tanjung Banua Redland Movie Reiny Dwinanda Resensi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Ririe Rengganis Risang Anom Pujayanto Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Roso Titi Sarkoro Rozi Kembara Rukardi Rumah Budaya Pantura (RBP) Rusmanadi S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saiful Amin Ghofur Saiful Anam Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman S. Yoga Samsudin Adlawi Samsul Anam Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang KSII Santi Puji Rahayu Sapardi Djoko Damono Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra dan Kuasa Simbolik Sastra Jawa Timur Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil SelaSastra Boenga Ketjil #33 Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siti Khoeriyah Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputra Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Soegiharto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sri Weni Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudirman Sugi Lanus Sukron Ma’mun Sulaiman Djaya Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Supriyadi Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaf Anton Wr Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syarif Wadja Bae Sylvianita Widyawati TanahmeraH ArtSpace Tarmuzie (1961-2019) Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Presetyo Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tia Setiadi Tirto Suwondo Tita Tjindarbumi Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tosa Poetra Tri Nurdianingsih Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Ulul Azmiyati Umar Fauzi Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Usman Arrumy Utari Tri Prestianti Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W Haryanto W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wan Anwar Wawan Eko Yulianto Wawancara Wina Bojonegoro Wita Lestari Wong Wing King Wowok Hesti Prabowo Xu Xi (Sussy Komala) Y. Thendra BP Y. Wibowo Yanusa Nugroho Yasraf Amir Piliang Yayat R. Cipasang Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yopi Setia Umbara Yudhi Herwibowo Yudi Latif Yusri Fajar Yusuf Ariel Hakim Yuval Noah Harari Zacky Khairul Uman Zainuddin Sugendal Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zed Abidien Zehan Zareez Zhaenal Fanani Zubaidi Khan Zuniest