Rabu, 28 Juli 2010

Sepuluh Novel Terbongkar-bangkir

Kurniawan
http://majalah.tempointeraktif.com/

SEBAGAI Kepala Subbidang Informasi dan Publikasi Pusat Bahasa, ruang kerja Dad Murniah terkesan sesak. Dengan luas sekitar 2 x 3 meter, ruang itu diisi dua rak penuh buku dan seperangkat komputer. Meja kerjanya pun dihiasi tumpukan kertas dan buku.

Dari ruang itulah lahir semua buku terbitan Pusat Bahasa, termasuk sepuluh novel karya para sastrawan yang diluncurkan pada akhir Oktober lalu. Buku-buku itu adalah Arjunawijaya karya Hamsad Rangkuti, Lubdaka yang Berkelebat karya Yanusa Nugroho, Kundangdya karya Oka Rusmini, Gandamayu: Cerita Perempuan Terkutuk karya Putu Fajar Arcana, Kisah Tuhu dari Tanah Melayu karya Abidah el-Khalieqy, Mengasapi Rembulan karya Agus R. Sarjono, Kakawin Gajah Mada karya Kurnia Effendi, Mundinglaya Dikusumah karya Gola Gong, Rara Beruk karya Suyono Suyatno, dan Janji yang Teringkari karya Imam Budi Utomo.

Sepuluh novel itu bagian dari proyek Pusat Bahasa untuk menghidupkan lagi cerita-cerita lama dari berbagai pelosok Nusantara agar dikenal oleh para pelajar masa kini. “Tujuannya agar cerita itu dapat menambah wawasan anak sekolah dasar tentang kebaikan dan muatan lokal di daerah itu, misalnya peribahasa setempat,” kata Dad.

Lubdaka yang Berkelebat, misalkan, diangkat dari Kakawin Siwaratrikalpa karya Mpu Tanakung; Kundangdya dipungut dari Kidung Kundangdya yang diterjemahkan I Ketut Nuarca; Gandamayu diangkat dari kisah klasik Bali, Gaguritan Sudamala; dan Kisah Tuhu dari Tanah Melayu disadur bebas dari kitab Tuhfat al-Nafis karya Raja Ali Haji. Mengasapi Rembulan disadur dari Sawerigading, cerita rakyat Sulawesi Selatan di kitab La Galigo; Kakawin Gajah Mada diceritakan kembali dari naskah berjudul sama karya Ida Cokorda Ngurah; dan Janji yang Teringkari mengangkat Tor Sibual-buali, salah satu cerita rakyat Tapanuli yang dikumpulkan Hasjmi Dalimunthe dalam Dolok Hela.

Proyek buku ini dimulai pada 1980-an. Menurut Dad, program ini lahir dari menumpuknya naskah cerita rakyat hasil penelitian dan pendokumentasian para peneliti dari 22 kantor dan balai bahasa di berbagai provinsi. “Bila naskah yang terkumpul itu tidak disampaikan ke masyarakat, ia akan hilang,” kata peneliti bahasa yang pernah memimpin Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara itu.

Pusat Bahasa lantas menggelar sayembara dengan mengundang karyawannya yang mencapai 300 orang untuk menulis kembali cerita itu. “Misalkan, Babad Pacitan. Babad itu tidak diambil seluruhnya, mungkin hanya sebagian kecil, dan diceritakan kembali,” kata Dad.

Naskah mereka kemudian dikumpulkan dan dinilai oleh suatu tim, anggotanya termasuk Sapardi Djoko Damono dan Riris K. Toha-Sarumpaet. Karya yang terpilih kemudian diterbitkan dan penulisnya mendapat honor Rp 1-1,5 juta. Pada 2006, ada kenaikan anggaran dan honornya menjadi Rp 2,5 juta. Naskah itu dicetak 500-1.000 eksemplar dan dibagi-bagikan ke semua perpustakaan daerah dan sekolah secara bergiliran.

Setiap tahun, lembaga yang mengurusi bahasa dan sastra Indonesia itu menerbitkan sepuluh judul buku cerita untuk sekolah dasar dan sepuluh judul untuk sekolah menengah pertama. Tebalnya 50-100 halaman dan ditulis dalam bahasa yang sederhana. Beberapa judul buku itu adalah Satria Pamungkas Majapahit: Cerita Rakyat Jawa Timur (2007) karya Imam Budi Utomo, yang disadur secara bebas dari cerita karya Tony Ismoyo yang dicuplik dari Babad Pacitan dan dimuat di majalah berbahasa Jawa, Panjebar Semangat. Ada pula Mimpi Prau Darum Marjum (2008) karya Lustantini Septiningsih, yang disadur dari Syair Bandarsela, karya sastra lama berbahasa Lombok, dan Bung Santri Gagal (2007) karya Zaenal Hakim, yang dipungut dari Ki Santri Gagal, buku tanpa nama pengarang yang diterbitkan Balai Pustaka pada 1920-an.

Setelah hampir 20 tahun berjalan, proyek pengadaan buku itu tak menunjukkan tanda-tanda keberhasilan. Dari beberapa survei kecil, Dad menemukan bahwa anak-anak tak tertarik pada karya tersebut. “Mereka bete, enggak enjoy, tuh,” katanya.

Gambar sampulnya, misalnya, dibuat ala kadarnya dengan cat air dan spidol-kualitasnya sangat jauh dibanding buku dongeng yang dijajakan berbagai penerbit di toko buku. Di dalamnya banyak narasi yang tak perlu sehingga terkesan berpanjang-panjang kata saja. Bahkan, antara satu kalimat dan kalimat lainnya sering tak logis. Misalkan, pada Geliga Sakti karya Imelda, ada paragraf yang dibuka dengan kalimat, “Kampung itu bernama Kelang”, tapi pada paragraf berikutnya disebut, “Negeri Kelang diperintah oleh seorang raja”. Apakah itu berarti kerajaan tersebut hanya sebesar kampung?

Pada 2007, Dad berbincang-bincang dengan Sapardi, sastrawan Ahmadun Yosi Herfanda, dan Achadiati Ikram, pemimpin Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manasa). Dalam perbincangan itu muncul gagasan menyerahkan naskah kuno tersebut ke sastrawan. Lalu para sastrawan diminta menceritakan kembali isinya dalam bahasa yang sederhana dan mudah dipahami generasi muda dalam bentuk novel.

Menurut Dad, Sapardi bahkan berharap bila nanti mendapat tanggapan bagus dari masyarakat, novel itu dapat menjadi buku acuan di sekolah-sekolah menengah atas yang selama ini hanya mengenal roman-roman karya pengarang Angkatan Balai Pustaka, seperti Azab dan Sengsara, Siti Nurbaya, dan Salah Asuhan.

Dad ragu, karena dana Pusat Bahasa cekak, hanya Rp 50 juta untuk 20 naskah. “Kalau bayar para sastrawan profesional, honornya kan pasti tinggi,” ujarnya.

Naskah-naskah yang akan dijadikan novel lalu diseleksi di Manasa, sastrawan yang hendak menulis dengan imbalan minim pun ditentukan. “Hanya Rp 5 juta, lo, Mas. Bayangin aja,” kata Dad.

Menjaring para pengarang itu tidaklah mudah. “Ada sastrawan yang mau, ada yang tidak,” kata Ahmadun. Akhirnya terpilih sepuluh nama sastrawan. Mereka yang terpilih lalu menuliskan kembali naskah-naskah itu dalam bentuk novel 150 halaman. Novel itu, kata Ahmadun, diharapkan memenuhi beberapa syarat, seperti mutu sastra dan bahasa serta menghidupkan kembali kearifan dalam cerita lama.

Putu Fajar Arcana bercerita, ia menerima permintaan menulis ulang naskah Gaguritan Sudamala dalam tempo dua bulan pada akhir September 2007. Untuk mengejar tenggat, Putu menulis setiap hari, biasanya pagi dan malam seusai kerja. “Saya harus menulis minimal dua halaman setiap hari untuk mencapai jumlah sekitar 120 halaman dalam dua bulan,” katanya.

Kurnia Effendi mendapat penugasan itu April, tapi baru memulainya sekitar Agustus. Dia kebagian bahan berupa kakawin (puisi empat baris) tentang perjalanan hidup Gajah Mada. Dia bersedia terlibat dengan dua alasan. “Dari sisi ‘tugas’, saya mencoba memanfaatkan kepercayaan Pusat Bahasa dan ingin memberikan sumbangsih sebaik-baiknya bagi khazanah bacaan siswa. Dari sisi materi, (bahan ini) jauh berbeda dengan yang tercatat dalam sejarah,” katanya.

Dalam kakawin dia menemukan masih banyak mitos dan Majapahit hanya disebut sekali, selebihnya menggunakan nama Majalangu (pahit itu bermakna rasa, langu itu cenderung aroma tak sedap). “Dalam kakawin itu juga tak tersebut nama Tribhuana Tunggadewi sebagai bunda Hayam Wuruk. Tapi saya tetap setia dengan kakawin itu,” kata penulis kumpulan cerpen Kincir Api itu.

Setelah semua naskah itu dicetak, kritik ternyata bermunculan. Pengarang Veven Sp. Wardhana, misalkan, mencela rancangan sampul buku yang kurang menarik. Guru besar sastra Universitas Indonesia, Riris K. Toha Sarumpaet, mengecam banyaknya kesalahan ejaan. Remy Sylado, novelis dan penelaah bahasa, menilai bahasa novel-novel itu masih centang-perenang. “Padahal, baru pertama kali ini, lo, kami meluncurkan novel-novel itu,” kata Dad Murniah pada akhir November lalu.

“Kami terima naskah dari sastrawan itu sudah mepet, Desember 2007. Belum sempat kami serahkan ke Sapardi dan Ahmadun untuk dibaca kembali, sudah dikejar-kejar Bagian Rumah Tangga untuk segera diterbitkan,” Dad berkilah.

Sebagai lembaga pemerintah, pencetakan buku itu harus melalui lelang yang dilakukan pada awal Januari 2008. Dad dan stafnya kemudian buru-buru menata letak halaman buku itu dengan penyuntingan terbatas pada pemenggalan suku kata saja. Namun, ketika hendak dicetak, jumlah halamannya lebih banyak daripada yang tercantum pada perjanjian saat lelang, sehingga susunan itu dibongkar kembali untuk disesuaikan. “Karena diubah dalamnya, pemenggalannya juga terganggu. Pada akhirnya amburadul banget hasilnya, bahkan nama Gola Gong hilang dari sampul bukunya,” katanya.

Para pengarang pun kecewa. “Saya turut menyesalkan proses (tanpa) penyuntingan itu. Apa pun alasannya, ini tetap merupakan kesalahan,” kata Kurnia.

Dad menerima berbagai kritik itu sebagai masukan untuk penyempurnaan pada edisi berikutnya. “Sebetulnya buku itu kan belum sempurna. Untuk penyempurnaannya nanti, kami menunggu masukan ini,” katanya.

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Ginandjar Wiludjeng A. Junianto A. Kurnia A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.S Laksana A’yat Khalili Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Razak Abdul Rosyid Abdul Wahab Abdurrahman Wahid Abu Salman Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adam Chiefni Ade P. Nasution Adhitia Armitriant Adi Prasetyo Adrizas AF. Tuasikal Afriza Hanifa Afrizal Malna Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunyoto Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Baso Ahmad Faishal Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Naufel Ahmad Rofiq Ahmad S. Zahari Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ainul Fiah Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akhudiat Akmal Nasery Basral Alam Terkembang Alang Khoiruddin Alex R. Nainggolan Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Almania Rohmah Ami Herman Amien Wangsitalaja Aminah Aminullah HA.Noor Amir Sutaarga Anam Rahus Anata Siregar Andari Karina Anom Andina Dwifatma Andong Buku #3 Andre Mediansyah Andri Awan Anett Tapai Anggie Melianna Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Bae Anton Kurnia Anton Wahyudi Anwar Nuris Ardi Bramantyo Ardus M Sawega Arie MP Tamba Arie Yani Arief Joko Wicaksono Arief Junianto Ariera Arif Bagus Prasetyo Aris Kurniawan Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Asmaul Fauziyah Asti Musman Atafras Awalludin GD Mualif Ayu Wulan Sari Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Bagus Takwin Bahrul Ulum A. Malik Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Beno Siang Pamungkas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Bernando J Sujibto Berthold Damshauser BI Purwantari Binhad Nurrohmat Bobby Gunawan Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Burhanuddin Bella Camelia Mafaza Catatan Cerbung Cerpen Chairul Akhmad Chamim Kohari Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Zaini Ahmad D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahta Gautama Daisuke Miyoshi Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Danusantoso Dareen Tatour Darju Prasetya David Kuncara Denny Mizhar Denza Perdana Desi Sommalia Gustina Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dewi Indah Sari Dewi Susme Dian Sukarno Didik Harianto Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur Dipo Handoko Diyah Errita Damayanti Djoko Pitono Djoko Saryono Doddy Wisnu Pribadi Dody Kristianto Dody Yan Masfa Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dr Junaidi SS MHum Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Wiyana Dyah Ratna Meta Novia Dyah Sulistyorini Ecep Heryadi Eddy Pranata PNP Edeng Syamsul Ma’arif Eep Saefulloh Fatah EH Kartanegara Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendrawan Sofyan Eko Hendri Saiful Eko Windarto Elnisya Mahendra Elva Lestary Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Sulwesi Endo Suanda Eppril Wulaningtyas R Esai Evan Ys F. Moses F. Rahardi Fadlillah Malin Sutan Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Kurnianto Fanani Rahman Fanny Chotimah Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Febby Fortinella Rusmoyo Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Gabriel Garcia Marquez Galang Ari P. Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Gandra Gupta Ganug Nugroho Adi Gerson Poyk Ghassan Kanafani Gita Nuari Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunoto Saparie H.B. Jassin Habibullah Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Han Gagas Hanibal W. Y. Wijayanta Hardi Haris del Hakim Haris Saputra Harri Ash Shiddiqie Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Aspahani Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana HE. Benyamine Hendra Junaedi Hendra Makmur Heri CS Heri Latief Heri Listianto Herman RN Herry Lamongan Heru CN Heru Nugroho Hikmat Gumelar HL Renjis Magalah Hudan Nur Hujuala Rika Ayu Huminca Sinaga IBM. Dharma Palguna Ibnu Wahyudi Ida Farida Idris Pasaribu Ignas Kleden Ignatius Haryanto Iksan Basoeky Ilham Khoiri Imam Cahyono Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Ira Puspitaningsih Irfan Budiman Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Zulkarnain Ismail Marzuki Iva Titin Shovia Iwan Kurniawan Jabbar Abdullah Jafar Fakhrurozi Jalan Raya Simo Sungelebak Jamal D. Rahman Jamal T. Suryanata Javed Paul Syatha Jayaning S.A JILFest 2008 Jody Setiawan Johan Edy Raharjo Johannes Sugianto Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Juan Kromen Julika Hasanah Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Ka’bati Karanggeneng Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Keith Foulcher Kemah Budaya Panturan (KBP) Khansa Arifah Adila Khoirul Inayah Khoirul Rosyadi Khudori Husnan Ki Ompong Sudarsono Kirana Kejora Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia Korrie Layun Rampan Kostela Kritik Sastra Kukuh S Wibowo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie L.N. Idayanie Laili Rahmawati Lamongan Lan Fang Langgeng Widodo Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lely Yuana Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Liestyo Ambarwati Khohar Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lucia Idayanie Lukman A Sya Lutfiah Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Ismail M Thobroni M. Afifuddin M. Arwan Hamidi M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Luthfi Aziz M. Nurdin M. Yoesoef M.D. Atmaja M.S. Nugroho Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahmud Syaltut Usfa Mahmudi Arif Dahlan Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Martin Aleida Maruli Tobing Mas Ruscita Mashuri Masuki M. Astro Matroni Matroni Muserang Media: Crayon on Paper Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mia Arista Mia El Zahra Mikael Johani Misbahus Surur Misran Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan Much. Khoiri Muh. Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Aris Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun Muhammadun AS Muhidin M Dahlan Mujtahid Mujtahidin Billah Mukti Sutarman Espe Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik Munawir Aziz Musfarayani Musfi Efrizal Nafisatul Husniah Nandang Darana Naskah Teater Nelson Alwi Ni Made Purnamasari Nikmatus Sholikhah Nina Herlina Lubis Nina Susilo Ning Elia Noor H. Dee Noval Jubbek Novel-novel berbahasa Jawa Novelet Nunuy Nurhayati Nur Azizah Nur Hamzah Nur Kholiq Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Aini Nurul Anam Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Okty Budiati Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Otto Sukatno CR Oyos Saroso H.N. Pagan Press Pagelaran Musim Tandur Palupi Panca Astuti Parimono V / 40 Plandi Jombang Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Petrus Nandi Politik Politik Sastra Pradana Boy ZTF Pramoedya Ananta Toer Pramono Pringadi AS Prof Dr Fabiola D. Kurnia Prosa Puisi Puji Santosa Puji Tyasari Puput Amiranti N Purnawan Andra Purnawan Kristanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pustaka Ilalang Group PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Ng. Ronggowarsito Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Rahmat Kemat Hidayatullah Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rasanrasan Boengaketji Raudal Tanjung Banua Redland Movie Reiny Dwinanda Resensi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Ririe Rengganis Risang Anom Pujayanto Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Roso Titi Sarkoro Rozi Kembara Rukardi Rumah Budaya Pantura (RBP) Rusmanadi S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saiful Amin Ghofur Saiful Anam Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman S. Yoga Samsudin Adlawi Samsul Anam Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang KSII Santi Puji Rahayu Sapardi Djoko Damono Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra dan Kuasa Simbolik Sastra Jawa Timur Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil SelaSastra Boenga Ketjil #33 Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siti Khoeriyah Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputra Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Soegiharto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sri Weni Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudirman Sugi Lanus Sukron Ma’mun Sulaiman Djaya Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Supriyadi Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaf Anton Wr Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syarif Wadja Bae Sylvianita Widyawati TanahmeraH ArtSpace Tarmuzie (1961-2019) Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Presetyo Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tia Setiadi Tirto Suwondo Tita Tjindarbumi Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tosa Poetra Tri Nurdianingsih Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Ulul Azmiyati Umar Fauzi Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Usman Arrumy Utari Tri Prestianti Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W Haryanto W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wan Anwar Wawan Eko Yulianto Wawancara Wina Bojonegoro Wita Lestari Wong Wing King Wowok Hesti Prabowo Xu Xi (Sussy Komala) Y. Thendra BP Y. Wibowo Yanusa Nugroho Yasraf Amir Piliang Yayat R. Cipasang Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yopi Setia Umbara Yudhi Herwibowo Yudi Latif Yusri Fajar Yusuf Ariel Hakim Yuval Noah Harari Zacky Khairul Uman Zainuddin Sugendal Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zed Abidien Zehan Zareez Zhaenal Fanani Zubaidi Khan Zuniest