Minggu, 06 Juni 2010

MENGENANG KEJAYAAN TEATER MODERN JATIM

Ahmad Faishal*
http://terpelanting.wordpress.com/

Telah satu abad lebih masyarakat Jatim telah mengenal teater modern. Akan tetapi, masyarakat Jatim juga para kreator teater-nya gagal mempertahankan tradisi teater modern yang telah dibangun sejak tahun 1891 oleh August Maheiu dengan nama Komedi Stamboel dan kemudian dilanjutkan dengan Dardanella pada tahun 1926.

Dardanella semula bernama The Malay Opera yang diprakarsai oleh Willy Klimanoff, anak pemain sirkus terkemuka A. Klimanoff kelahiran Rusia. Willy Klimanoff hijrah ke Indonesia sepeninggalan ayahnya. Dengan penguasaan teknik akrobatik Willy Klimanoff mendapat pekerjaan di Komedi Stamboel, kemudian mengganti namanya dengan A. Pedro.

Dalam bentuk pertunjukan atau infra strukturnya, A. Pedro banyak melakukan perombakan secara revolusioner sebagaimana sistem pertunjukan yang telah terkonsep oleh Komedi Stamboel dalam tradisi lakon dan tonilnya. Pedro melakukan perombakan radikal tradisi komedi bangsawan pendahulunya. Jika dalam Komedi Stamboel diantara pergantian adegan diisi atau diselingi dengan tarian-tarian dan lelucon untuk kepentingan hiburan, maka A. Pedro menghilangkan nuansa-nuansa lelucon dan tarian. Dardanella lebih menfokuskan pada bentuk pertunjukan drama murni. Dardanella mementingkan esensi dramatik, kekuatan cerita dan permainan aktor-aktornya, meskipun selingan tarian tetap ada namun masih berada dalam satu keutuhan pementasan, dengan lain kata, tari-tarian menjadi bagian dari alur cerita dan adegan.

Pengaruh Dardanella terhadap perkembangan teater modern Indonesia sangat besar. Seiring dengan kemajuan dardanella banyak bermunculan teater-teater lain yang diprakarsai oleh bekas sri panggung dan anggota dardanella sendiri. Seperti Bolero, Orion yang didirikan Miss ribort, dan Tjahaya Timoer yang didirikan Andjar Asmara. Andjar Asmara sewaktu menjadi anggota Dardanella menjabat sebagai tangan kanan A. Pedro. Andjar Asmara juga melakukan perombakan dalam sistem managerial dan sistem modernisasi dalam teknik tata panggung. Bahkan dampak dari kemajuan Dardanella sampai ke Jakarta, dengan didirikannya “teater Maya” yang diketuai oleh Usmar Ismail pada tanggal 27 Mei 1944.

Munculnya teater-teater kecil tersebut sebagai antitesis dari keberhasilan Dardanella dan juga sebagai proses eksperimental terhadap tema dan bentuk pementasan yang konvensional.

TUNTUTAN SEJARAH
Komedi Stamboel dan Dardanella yang lahir di Jawa Timur yakni Surabaya dan Sidoarjo merupakan pelopor gerakan pementasan teater modern di Indonesia, bahkan secara tidak langsung memberikan dampak yang begitu besar terhadap teater di tanahair nantinya.

Semangat modernitas yang dibangun oleh Dardanella terlihat dalam setiap pertunjukannnya telah memakai scrip atau naskah, pengadaan properti, kostum, make-up, juga melakukan pementasan yang utuh, artinya, teater Dardanella menghilangkan konvensi-konvensi lelucon dan tarian-tarian yang memberikan kesenangan lebih pada penonton. Dardanella melalui A. Pedro dan Andjar Asmara telah melakukan sistem manajerial pertunjukan secara profesional yang merupakan supra struktural dari suartu pertunjukan. Hal ini yang merupakan ciri dari teater modern dengan semangat realisme.

Realisme yang dimaksud ialah melihat peristiwa sehari-hari yang dialami setiap saat (ilusi kenyataan), sebuah pementasan bukan bukanlah sekedar menyajikan cerita, tetapi ada pesonanya, yakni yang seakan-akan bersungguh-sungguh, suatu permainan yang menimbulkan rangsangan pikiran bahwa yang terjadi di panggung bisa pula terjadi pada penonton.

Konsepsi estetika realisme yakni semangat impresionis. Tidak tidak menggubris lagi pesan-pesan sejarah, kitab suci, tetapi langsung memberikan kesan tentang persoalan-persoalan pokok-nya. Konsepsi realisme ingin menohok konsepsi romantisisme yang cenderung menjadikan kehidupan seperti mimpi. Dalam hal ini peentasan Dardanella tidak lagi menampilkan epos-ramayana yang merupakan model pementasan tradisional, akan tetapi Dardanella lebih banyak memainkan naskah-naskah yang sedang terjadi pada masyarakat sekitar. Misalnya dengan mementaskan naskah Nyai Dasima dan Kalibrantasi.

Dardanella dengan demikian sadar akan posisi dan konteks sosial dalam masyarakatnya, Dardanella mengapresiasi material dan mengekspresikan kultur lokal dengan perspektif modern.

Sedangkan pada dekade dewasa ini, kreator dan pekerja seni teater Jatim telah gagal mewarisi dan mempertahankan tradisi teater modern yang telah dibangun Komedi Stamboel dan Dardanella. Kegagalan pekerja teater Jatim lebih pada sikap kritis, mentalitas, spirit dan intelektualitas. Artinya, pekerja teater Jatim bersifat sebagai pekerja bukannya seseorang atau kelompok yang memiliki daya pikir kritis terhadap fenomena kultural, kepekaan terhadap konteks sosial dibelakang teks realitas.

Dalam beberapa pertunjukan terakhir teater-teater Jatim di Surabaya, pekerja teater Jatim mengesampingkan problematik perspektif kritis massa. Pertunjukan teater Jatim hanya bersifat momentum, temporal dan gegabah mencermati fenomena sosialnya. Dalam hal ini, pekerja teater Jatim khusunya Surabaya tidak mempertimbangkan kebutuhan-kebutuhan mental masyarakatnya. Sebagaimana kita ketahui bahwa Surabaya merupakan kota ‘metropolis’ dimana kriminalitas, kekerasan, urban, ketimpangan sosial, tata kota, pendidikan, perdagangan dsb, adalah suatu problematik yang sering kali dijumpai. Dengan lain kata, pertunjukan-pertunjukan yang ditampilkan pekerja teater Jatim kurang kritis mengklarifikasi problematik. Eksperimentasi dan eksplorasi yang dilakukan para pekerja teater Jatim lebih pada bentuk belaka, tidak menyentuh esensi dan fenomena masyarakatnya atau dengan lain kata minimnya proses kontenplatif, bukannya bermewah-mewah dengan bentuk pertunjukan, baik secara infra stuktural maupun supra strukturalnya, namun minim ide dan gagasan serta gagal menyampaikan dan mengkomunikasikan kegelisahan kultural Jatimnya.

Fenomena yang tak kalah memalukan pekerja teater Jatim ialah, para kritikus teater Indonesia, seperti Jim Lim, Zaini KM, Umar Kayam, Putu Wijaya, Nano Riantiarno, Rendra, Afrizal Malna, Bagdi Sumanto, Hanindawan, Nursahid, Sapardi Djoko Damono, Gunawan moehammad dll dalam beberapa tulisan, pembabagan, referensi-referensi dan data tentang teater modern Indonesia, Surabaya dan Jatim pada umumnya tidak pernah dicatat keberadaannya. Entah karena secara kualitas teater Jatim tidas layak, atau memang di Jatim tidak ada kritikus teater yang berkualitas sehingga dapat mengangkat nama teater Jatim. Secara logika sederhana, seharusnya teater modern Indonesia maju dan terus berkembang di Jatim, dimana pewarisan tradisi teater modern pertama kali diletakkan, bukannya di Solo, Bandung, Yogyakarta dan Jakarta.

Mari kita pikirkan bersama-sama.
Surabaya 2004.

Nursahid (ed)., “Interkulturalisme (dalam) Teater”, Yogyakarta: Yayasan untuk Indonesia, 2000.
Daftar Bacaan:
1. Boen. S. Oemarjati., “Bentuk Lakon Dalam Sastra Indonesia”, Jakarta: Gunung Agung, 1971.
2. Dukut Imam Widodo., “Soerabaia Tempo Doeloe, buku I” , Surabaya: Dinas Pariwisata, 2002.
3. Greg soetomo., “Krisi Seni Krisis Kesadaran”, Yogyakarta: kanisius, 2003.
4. Nursahid (ed)., “Interkulturalisme (dalam) Teater”, Yogyakarta: Yayasan untuk Indonesia, 2000.

*) Dilahirkan di Bangkalan 7 mei 1981. Mahasiswa Sejarah Fakultas Sastra Universitas Airlangga. Alumni PP. Nurul Jadid Paiton, Probolinggo dan PP. Darul Ulum Banjar, Galis, Bangkalan Madura. Mantan ketua Teater Gapus dan UKM teater Unair, Aktif di Forum Studi Sastra dan Seni Luar Pagar ( FS3LP ) Surabaya . Menulis puisi, cerpen, novel dan esei. Karya-karyanya termuat di Surabaya post, Surabaya News, Jawa Pos, Surya, Suara Indonesia, The Jakarta Post, Kompas, Kompas Jatim, Lampung Pos, majalah sastra Aksara, Puisinya terkumpul dalam antologi Menguak Tanah Kering (Gapus, 2000), Permuhonan Hijau ( FSS, 2003) Puisi Tak Pernah Pergi ( Bentara Kompas, 2003) dan antologi Puisi tunggal Saronen Makrifat (2004), Novel pertamanya “ Keroncong Cinta” memenjadi pemenang unggulan Sayembara Novel Remaja 2005 Grasindo- Ranesi. Sekarang bertempat tinggal di Jl. Donokerto 1 / 26 -A Surabaya.

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Ginandjar Wiludjeng A. Junianto A. Kurnia A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.S Laksana A’yat Khalili Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Razak Abdul Rosyid Abdul Wahab Abdurrahman Wahid Abu Salman Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adam Chiefni Ade P. Nasution Adhitia Armitriant Adi Prasetyo Adrizas AF. Tuasikal Afriza Hanifa Afrizal Malna Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunyoto Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Baso Ahmad Faishal Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Naufel Ahmad Rofiq Ahmad S. Zahari Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ainul Fiah Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akhudiat Akmal Nasery Basral Alam Terkembang Alang Khoiruddin Alex R. Nainggolan Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Almania Rohmah Ami Herman Amien Wangsitalaja Aminah Aminullah HA.Noor Amir Sutaarga Anam Rahus Anata Siregar Andari Karina Anom Andina Dwifatma Andong Buku #3 Andre Mediansyah Andri Awan Anett Tapai Anggie Melianna Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Bae Anton Kurnia Anton Wahyudi Anwar Nuris Ardi Bramantyo Ardus M Sawega Arie MP Tamba Arie Yani Arief Joko Wicaksono Arief Junianto Ariera Arif Bagus Prasetyo Aris Kurniawan Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Asmaul Fauziyah Asti Musman Atafras Awalludin GD Mualif Ayu Wulan Sari Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Bagus Takwin Bahrul Ulum A. Malik Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Beno Siang Pamungkas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Bernando J Sujibto Berthold Damshauser BI Purwantari Binhad Nurrohmat Bobby Gunawan Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Burhanuddin Bella Camelia Mafaza Catatan Cerbung Cerpen Chairul Akhmad Chamim Kohari Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Zaini Ahmad D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahta Gautama Daisuke Miyoshi Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Danusantoso Dareen Tatour Darju Prasetya David Kuncara Denny Mizhar Denza Perdana Desi Sommalia Gustina Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dewi Indah Sari Dewi Susme Dian Sukarno Didik Harianto Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur Dipo Handoko Diyah Errita Damayanti Djoko Pitono Djoko Saryono Doddy Wisnu Pribadi Dody Kristianto Dody Yan Masfa Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dr Junaidi SS MHum Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Wiyana Dyah Ratna Meta Novia Dyah Sulistyorini Ecep Heryadi Eddy Pranata PNP Edeng Syamsul Ma’arif Eep Saefulloh Fatah EH Kartanegara Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendrawan Sofyan Eko Hendri Saiful Eko Windarto Elnisya Mahendra Elva Lestary Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Sulwesi Endo Suanda Eppril Wulaningtyas R Esai Evan Ys F. Moses F. Rahardi Fadlillah Malin Sutan Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Kurnianto Fanani Rahman Fanny Chotimah Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Febby Fortinella Rusmoyo Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Gabriel Garcia Marquez Galang Ari P. Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Gandra Gupta Ganug Nugroho Adi Gerson Poyk Ghassan Kanafani Gita Nuari Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunoto Saparie H.B. Jassin Habibullah Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Han Gagas Hanibal W. Y. Wijayanta Hardi Haris del Hakim Haris Saputra Harri Ash Shiddiqie Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Aspahani Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana HE. Benyamine Hendra Junaedi Hendra Makmur Heri CS Heri Latief Heri Listianto Herman RN Herry Lamongan Heru CN Heru Nugroho Hikmat Gumelar HL Renjis Magalah Hudan Nur Hujuala Rika Ayu Huminca Sinaga IBM. Dharma Palguna Ibnu Wahyudi Ida Farida Idris Pasaribu Ignas Kleden Ignatius Haryanto Iksan Basoeky Ilham Khoiri Imam Cahyono Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Ira Puspitaningsih Irfan Budiman Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Zulkarnain Ismail Marzuki Iva Titin Shovia Iwan Kurniawan Jabbar Abdullah Jafar Fakhrurozi Jalan Raya Simo Sungelebak Jamal D. Rahman Jamal T. Suryanata Javed Paul Syatha Jayaning S.A JILFest 2008 Jody Setiawan Johan Edy Raharjo Johannes Sugianto Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Juan Kromen Julika Hasanah Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Ka’bati Karanggeneng Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Keith Foulcher Kemah Budaya Panturan (KBP) Khansa Arifah Adila Khoirul Inayah Khoirul Rosyadi Khudori Husnan Ki Ompong Sudarsono Kirana Kejora Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia Korrie Layun Rampan Kostela Kritik Sastra Kukuh S Wibowo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie L.N. Idayanie Laili Rahmawati Lamongan Lan Fang Langgeng Widodo Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lely Yuana Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Liestyo Ambarwati Khohar Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lucia Idayanie Lukman A Sya Lutfiah Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Ismail M Thobroni M. Afifuddin M. Arwan Hamidi M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Luthfi Aziz M. Nurdin M. Yoesoef M.D. Atmaja M.S. Nugroho Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahmud Syaltut Usfa Mahmudi Arif Dahlan Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Martin Aleida Maruli Tobing Mas Ruscita Mashuri Masuki M. Astro Matroni Matroni Muserang Media: Crayon on Paper Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mia Arista Mia El Zahra Mikael Johani Misbahus Surur Misran Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan Much. Khoiri Muh. Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Aris Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun Muhammadun AS Muhidin M Dahlan Mujtahid Mujtahidin Billah Mukti Sutarman Espe Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik Munawir Aziz Musfarayani Musfi Efrizal Nafisatul Husniah Nandang Darana Naskah Teater Nelson Alwi Ni Made Purnamasari Nikmatus Sholikhah Nina Herlina Lubis Nina Susilo Ning Elia Noor H. Dee Noval Jubbek Novel-novel berbahasa Jawa Novelet Nunuy Nurhayati Nur Azizah Nur Hamzah Nur Kholiq Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Aini Nurul Anam Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Okty Budiati Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Otto Sukatno CR Oyos Saroso H.N. Pagan Press Pagelaran Musim Tandur Palupi Panca Astuti Parimono V / 40 Plandi Jombang Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Petrus Nandi Politik Politik Sastra Pradana Boy ZTF Pramoedya Ananta Toer Pramono Pringadi AS Prof Dr Fabiola D. Kurnia Prosa Puisi Puji Santosa Puji Tyasari Puput Amiranti N Purnawan Andra Purnawan Kristanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pustaka Ilalang Group PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Ng. Ronggowarsito Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Rahmat Kemat Hidayatullah Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rasanrasan Boengaketji Raudal Tanjung Banua Redland Movie Reiny Dwinanda Resensi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Ririe Rengganis Risang Anom Pujayanto Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Roso Titi Sarkoro Rozi Kembara Rukardi Rumah Budaya Pantura (RBP) Rusmanadi S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saiful Amin Ghofur Saiful Anam Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman S. Yoga Samsudin Adlawi Samsul Anam Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang KSII Santi Puji Rahayu Sapardi Djoko Damono Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra dan Kuasa Simbolik Sastra Jawa Timur Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil SelaSastra Boenga Ketjil #33 Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siti Khoeriyah Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputra Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Soegiharto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sri Weni Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudirman Sugi Lanus Sukron Ma’mun Sulaiman Djaya Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Supriyadi Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaf Anton Wr Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syarif Wadja Bae Sylvianita Widyawati TanahmeraH ArtSpace Tarmuzie (1961-2019) Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Presetyo Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tia Setiadi Tirto Suwondo Tita Tjindarbumi Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tosa Poetra Tri Nurdianingsih Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Ulul Azmiyati Umar Fauzi Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Usman Arrumy Utari Tri Prestianti Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W Haryanto W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wan Anwar Wawan Eko Yulianto Wawancara Wina Bojonegoro Wita Lestari Wong Wing King Wowok Hesti Prabowo Xu Xi (Sussy Komala) Y. Thendra BP Y. Wibowo Yanusa Nugroho Yasraf Amir Piliang Yayat R. Cipasang Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yopi Setia Umbara Yudhi Herwibowo Yudi Latif Yusri Fajar Yusuf Ariel Hakim Yuval Noah Harari Zacky Khairul Uman Zainuddin Sugendal Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zed Abidien Zehan Zareez Zhaenal Fanani Zubaidi Khan Zuniest