Imamuddin SA
http://www.sastra-indonesia.com/
Untuk tiap-tiap umat itu ada rasulnya (QS. Yunus, ayat 47). Berdasarkan ayat tersebut, dalam tiap umat manusia pasti memiliki seorang rasul di setiap zamanya. Rasul tersebut diutus tuhan hanya untuk menyampaikan ajaran kebenaran tentang esensi Tuhan yang telah diselewengkan dan bahkan diingkari oleh suatu umat. Ia mengajak sekaligus mengarahkan mereka yang berada dalam kesesatan agar kembali pada jalan yang benar serta memperoleh keselamatan di dunia dan akhirat. Hal tersebut ia lakukan dengan meneladankan sifat dan sikap yang terpancar melalui perkataan maupun perbuatan.
Ajaran-ajaran yang dibawakan oleh seorang rasul bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa. Ajaran-ajaran tersebut diterimanya sebagai wahyu dari Tuhan. Adapun proses penurunan wahyu itu dilakukan dalam situasi, tempat, maupun bentuk yang berfariasi. Hal ini menunjukan bahwa eksistensi wahyu berdasakan pada eksistensi Tuhan, sehingga seseorang tidak dapat mengetahui, apalagi menentukan, kapan wahyu akan diberikan.
Dalam sebuah kisah diceritakan, bahwa saat Musa AS bersama keluarganya hendak kembali ke mesir, ia melihat sinar api yang menyala-nyala di atas bukit Thursina. Melihat hal semacam itu, Musa AS kemudian mengharap kepada keluarganya untuk tenang dan berdiam diri di tempat tersebut. Ia kemudian berlari menghampiri sumber api tersebut. Tatkala ia telah sampai di sumber api itu, terdengarlah seruan kepadanya yang bersumber dari kobaran api yang menyala-nyala. Kisah ini terdapat dalam surat Thaha ayat 9-13.
Kisah tersebut di atas dilukiskan Rumi secara indah dan mempunyai kandungan makna yang lebih menyentuh sekaligus mendalam. Rumi seolah-olah mengingatkan dan memberikan gambaran secara khusus kepada orang-orang akan esensi tuhan yang sejati.
……Ingatlah kisah musa dalam semak yang terbakar, semak berkata: “Aku adalah air telaga Kautsar, lepaslah terompahmu, mari!”
“Janganlah takut pada api karena aku adalah air dan madu dalam api:”…… (Jalaluddin Rumi, Diwan Syam-i Tabriz)
Kisah ini mengandung esensi yang sama dengan surat Thaha ayat 11-14. Peristiwa itu termasuk peristiwa penurunan wahyu yang pertama kepada Musa AS. Di tempat itu, ia memperoleh wahyu ketauhidan, yaitu tentang keimanan kepada Tuhan yang berorientasi pada keesaan-Nya.
Saat itu, Tuhan memanggil-manggil Musa AS dan menyatakan diri dengan ungkapan: Aku ini tuhanmu. Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku (QS. Thaha, ayat:12 dan 14). Hal ini digambarkan Rumi, bahwa suara tersebut bersumber dari semak yang terbakar. Dalam ungkapan Rumi, pernyatana diri tuhan lebih disublimkan lagi. Ia mengungkapkanya dengan gaya bahasa metafora dengan pernyataan: Aku adalah air telaga Kautsar.
Kisah ini bukanlah sebuah pernyataan yang menyatakan wujud Tuhan yang sebenarnya. Tuhan bukan berbentuk semak, api, maupun yang lainya, sebab wujud Tuhan adalah sempurna yang tidak menyerupai suatu apapun. Sebagaimana Ibnu Sina menegaskan bahwa Tuhan itu tidak bersekutu dengan benda-benda apapun, karena benda yang lain termasuk sesuatu yang boleh ada dan boleh tidak, dan merupakan hasil ciptaan dari Tuhan. Dzat Tuhan berbeda dengan dzat-dzat yang lainya, Dzat Tuhan tidak ada batasnya sehingga Ia tidak ada yang menyamai-Nya. Begitu juga Ibnu Arabi menambahkan, bahwa tidak ada yang menyamai Dia dalam penciptaan-Nya. Esensi-Nya tidak dapat ditangkap oleh kita, sehingga kita tidak dapat membandingkan Dia dengan objek-objek terlihat, dan tidak pula tindakan-tindakan-Nya itu menyerupai kita. Pesona ini hanyalah sarana penurunan wahyu. Sebagaimana yang telah dikemukakan di atas, bahwa wahyu diturunkan dalam situasi, tempat, maupun bentuk yang berfariasi, dan suasana yang semacam ini merupakan kejadian penurunan wahyu kepada Musa AS.
Kata Aku dalam ungkapan: Aku adalah air telaga Kautsar, merupakan bentuk ungkapan tuhan yang menggunakan perantara atau medium semak yang terbakar. Air adalah sumber kehidupan yang menghidupi segala-galanya. Air bagi Thales adalah pangkal, pokok dan dasar segala-galanya. Telaga Kautsar adalah telaga yang berada di surga yang hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang mensyukuri nikmat Allah dengan cara beribadah dan berkorban kepad-Nya, sedangkan surga adalah tempat yang indah yang dipenuhi dengan kenikmatan-kenikmatan.
Dari gambaran tersebut, maka ketauhidan yang tecermin adalah: Tuhan (Allah) adalah sumber, pangkal, serta pokok kehidupan yang mutlak Dialah yang memberi kehidupan, keindahan, serta kenikmatan-kenikmatan. Dialah tujuan hidup dan kehidupan bagi manusia, yang tidak harus didekati dengan perasaan taku terhadap sesuatu apapun sebab Dia adalah pemegang segalanya yang penuh dengan keindahan dan kenikmatan.
“……………….., lepaslah terompahmu, mari!”
“Janganlah takut pada api karena aku adalah air dan madu dalam api: ……” (Jalaluddin Rumi, Diwan Syam-i Tabriz).
Sejak awal, penggambaran kembali kisah Musa AS dalam puisi tersebut dengan maksud memberikan doktrin ketauhidan kepada tiap-tiap orang. Setiap orang yang telah yakin akan esensi dan eksistensi Tuhan, seyogyanya menanggalkan perasaan takut terhadap segala sesuatu yang berada di luar keberadaan Tuhan yang sanggup menghalang-halangi proses menuju kepada-Nya. Hal tersebut disebabkan oleh hakekat Tuhan yang kuasa atas segala sesuatu termasuk kehidupan, panas, dan pembicaraan pada api yang terpancar dari kisah Musa AS.
Ketika seseorang telah yakin akan ke-kuasa-an Tuhan, mengapa dia harus takut terhadap sesuatu yang lain yang mesih berada dalam ruanglingkup kuasa-Nya? Tuhan bahkan sanggup menjadikan panas api menjadi dingin sebagaimana kisah Ibrahim AS saat dilemparkan Namrud dan pengikut-pengikutnya ke dalam tungku api yang besar. Ibrahim AS justru memperoleh tahta dan kedudukan yang mulia di sisi Tuhan dan di antara sesamanya. Ia memperoleh keselamatan sekaligus kesejahteraan dari-Nya.
……”Kesejahteran pasti saatnya datang padamu, tahta ini bagimu, selamatlah!” ……(Jalaluddin Rumi, Diwan Syam-i Tabriz).
Ungkapan di atas tidak mengarah pada kisah Ibrahim AS, melainkan lanjutan dari kisah Musa AS. Ungkapan tesebut memiliki kronologis yang sama dengan kisah Ibrahim AS, yaitu apabila seorang manusia sanggup melepas segala kebendaan serta yakin bahwa segalanya berada dalam kekuasaan Tuhan, maka ia akan memperoleh keselamatan, kesejahteraan dan martabat tinggi disisi Tuhan dan di antara sesamanya.
Rujukan serta lanjutan kisah tersebut dinyatakan bahwa setelah Musa AS sanggup menanggalkan rasa takutnya terhadap kobaran semak yang sanggup berbicara, ia memperoleh kesejahteraan, martabat tertinggi dan keselamatan dari Tuhan Yang Maha Esa. Kesejahteraan hidupnya tercermin melalui penurunan wahyu dan penganugrahan mu’kizat yang diberikan kepadanya yang berupa tongkat yang bisa berubah menjadi ular dan tangan yang bisa memancarkan sinar putih yang cemerlang saat dikepitkan ke ketiaknya. Martabat tertinggi tercermin dari proses pengangkatannya sebagai nabi dan rasul. Adapun keselamtanya berupa keselamatan di dunia dan akhirat. Keselamatan di dunia berupa kemenangan dari bala tentara Fir’aun yang menyerangnya.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa doktrin keimanan yang tercermin dalam sub pembahasan ini adalah: Tuhan (Allah) adalah sumber, pangkal, serta pokok kehidupan yang mutlak Dialah yang memberi kehidupan, keindahan, serta kenikmatan-kenikmatan. Dialah tujuan hidup dan kehidupan bagi manusia, yang tidak harus didekati dengan perasaan takut terhadap sesuatu apapun sebab Dia adalah pemegang dan kuasa atas segalanya yang penuh dengan keindahan dan kenikmatan. Jika hal tersebut telah melekat erat dalam hati seseoarang, ia akan memperoleh keselamatan, kesejahteraan dan martabat tinggi di sisi tuhan dan di antara sesamanya.
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A Rodhi Murtadho
A. Ginandjar Wiludjeng
A. Junianto
A. Kurnia
A. Qorib Hidayatullah
A. Yusrianto Elga
A.S Laksana
A’yat Khalili
Aang Fatihul Islam
Abdul Azis Sukarno
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Hadi WM
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Malik
Abdul Razak
Abdul Rosyid
Abdul Wahab
Abdurrahman Wahid
Abu Salman
Acep Iwan Saidi
Acep Zamzam Noor
Adam Chiefni
Ade P. Nasution
Adhitia Armitriant
Adi Prasetyo
Adrizas
AF. Tuasikal
Afriza Hanifa
Afrizal Malna
Agama Para Bajingan
Agnes Rita Sulistyawaty
Aguk Irawan M.N.
Agus B. Harianto
Agus Buchori
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sulton
Agus Sunyoto
Ahda Imran
Ahid Hidayat
Ahmad Baso
Ahmad Faishal
Ahmad Fatoni
Ahmad Hasan MS
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Khotim Muzakka
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Naufel
Ahmad Rofiq
Ahmad S. Zahari
Ahmad Syauqi Sumbawi
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ahsanu Nadia
Aini Aviena Violeta
Ainul Fiah
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Sekhu
Akhmad Sofyan Hadi
Akhmad Taufiq
Akhudiat
Akmal Nasery Basral
Alam Terkembang
Alang Khoiruddin
Alex R. Nainggolan
Alfian Dippahatang
Ali Audah
Ali Mahmudi CH
Ali Rif’an
Almania Rohmah
Ami Herman
Amien Wangsitalaja
Aminah
Aminullah HA.Noor
Amir Sutaarga
Anam Rahus
Anata Siregar
Andari Karina Anom
Andina Dwifatma
Andong Buku #3
Andre Mediansyah
Andri Awan
Anett Tapai
Anggie Melianna
Anindita S Thayf
Anis Ceha
Anjrah Lelono Broto
Anton Bae
Anton Kurnia
Anton Wahyudi
Anwar Nuris
Ardi Bramantyo
Ardus M Sawega
Arie MP Tamba
Arie Yani
Arief Joko Wicaksono
Arief Junianto
Ariera
Arif Bagus Prasetyo
Aris Kurniawan
Arman A.Z.
Arswendo Atmowiloto
Arti Bumi Intaran
AS Sumbawi
Asarpin
Asep Sambodja
Asmaul Fauziyah
Asti Musman
Atafras
Awalludin GD Mualif
Ayu Wulan Sari
Aziz Abdul Gofar
Azizah Hefni
Bagus Takwin
Bahrul Ulum A. Malik
Balada
Bale Aksara
Balok Sf
Bambang Kempling
Bamby Cahyadi
Bandung Mawardi
Beni Setia
Benny Arnas
Benny Benke
Beno Siang Pamungkas
Bentara Budaya Yogyakarta
Berita
Berita Duka
Berita Koran
Bernando J Sujibto
Berthold Damshauser
BI Purwantari
Binhad Nurrohmat
Bobby Gunawan
Bonari Nabonenar
Brunel University London
Budaya
Budi Darma
Budi P. Hatees
Budiman S. Hartoyo
Burhanuddin Bella
Camelia Mafaza
Catatan
Cerbung
Cerpen
Chairul Akhmad
Chamim Kohari
Chavchay Syaifullah
Cover Buku
Cucuk Espe
D. Zaini Ahmad
D. Zawawi Imron
Dadang Ari Murtono
Dahta Gautama
Daisuke Miyoshi
Damhuri Muhammad
Dami N. Toda
Damiri Mahmud
Danarto
Daniel Paranamesa
Danusantoso
Dareen Tatour
Darju Prasetya
David Kuncara
Denny Mizhar
Denza Perdana
Desi Sommalia Gustina
Desiana Medya A.L
Dewan Kesenian Lamongan (DKL)
Dewi Indah Sari
Dewi Susme
Dian Sukarno
Didik Harianto
Didik Kusbiantoro
Dina Jerphanion
Dina Oktaviani
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur
Dipo Handoko
Diyah Errita Damayanti
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Doddy Wisnu Pribadi
Dody Kristianto
Dody Yan Masfa
Donny Anggoro
Donny Syofyan
Dorothea Rosa Herliany
Dr Junaidi SS MHum
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Pranoto
Dwi Wiyana
Dyah Ratna Meta Novia
Dyah Sulistyorini
Ecep Heryadi
Eddy Pranata PNP
Edeng Syamsul Ma’arif
Eep Saefulloh Fatah
EH Kartanegara
Eka Budianta
Eka Kurniawan
Eko Hendrawan Sofyan
Eko Hendri Saiful
Eko Windarto
Elnisya Mahendra
Elva Lestary
Emha Ainun Nadjib
Emil WE
Endah Sulwesi
Endo Suanda
Eppril Wulaningtyas R
Esai
Evan Ys
F. Moses
F. Rahardi
Fadlillah Malin Sutan
Fahmi Faqih
Fahrudin Nasrulloh
Faisal Kamandobat
Fajar Kurnianto
Fanani Rahman
Fanny Chotimah
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Febby Fortinella Rusmoyo
Felix K. Nesi
Festival Sastra Gresik
Gabriel Garcia Marquez
Galang Ari P.
Galuh Tulus Utama
Gampang Prawoto
Gandra Gupta
Ganug Nugroho Adi
Gerson Poyk
Ghassan Kanafani
Gita Nuari
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gunoto Saparie
H.B. Jassin
Habibullah
Hadi Napster
Hadriani Pudjiarti
Halim HD
Halimi Zuhdy
Hamberan Syahbana
Han Gagas
Hanibal W. Y. Wijayanta
Hardi
Haris del Hakim
Haris Saputra
Harri Ash Shiddiqie
Hartono Harimurti
Hary B Kori’un
Hasan Aspahani
Hasan Junus
Hasif Amini
Hasnan Bachtiar
Hasta Indriyana
HE. Benyamine
Hendra Junaedi
Hendra Makmur
Heri CS
Heri Latief
Heri Listianto
Herman RN
Herry Lamongan
Heru CN
Heru Nugroho
Hikmat Gumelar
HL Renjis Magalah
Hudan Nur
Hujuala Rika Ayu
Huminca Sinaga
IBM. Dharma Palguna
Ibnu Wahyudi
Ida Farida
Idris Pasaribu
Ignas Kleden
Ignatius Haryanto
Iksan Basoeky
Ilham Khoiri
Imam Cahyono
Imam Muhtarom
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Rosyid
Imron Tohari
Indiar Manggara
Indra Intisa
Indra Tjahyadi
Indra Tranggono
Indrian Koto
Ira Puspitaningsih
Irfan Budiman
Isbedy Stiawan Z.S.
Iskandar Noe
Iskandar Zulkarnain
Ismail Marzuki
Iva Titin Shovia
Iwan Kurniawan
Jabbar Abdullah
Jafar Fakhrurozi
Jalan Raya Simo Sungelebak
Jamal D. Rahman
Jamal T. Suryanata
Javed Paul Syatha
Jayaning S.A
JILFest 2008
Jody Setiawan
Johan Edy Raharjo
Johannes Sugianto
Joko Pinurbo
Joko Sandur
Joni Ariadinata
Jual Buku
Jual Buku Paket Hemat
Juan Kromen
Julika Hasanah
Jurnalisme Sastrawi
Jusuf AN
Juwairiyah Mawardy
Ka’bati
Karanggeneng
Karya Lukisan: Andry Deblenk
Kasnadi
Keith Foulcher
Kemah Budaya Panturan (KBP)
Khansa Arifah Adila
Khoirul Inayah
Khoirul Rosyadi
Khudori Husnan
Ki Ompong Sudarsono
Kirana Kejora
Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Sastra Ilalang Indonesia
Korrie Layun Rampan
Kostela
Kritik Sastra
Kukuh S Wibowo
Kurnia Effendi
Kurniawan
Kuswaidi Syafi'ie
L.N. Idayanie
Laili Rahmawati
Lamongan
Lan Fang
Langgeng Widodo
Lathifa Akmaliyah
Leila S. Chudori
Lely Yuana
Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember
Liestyo Ambarwati Khohar
Lina Kelana
Linda Sarmili
Liza Wahyuninto
Lucia Idayanie
Lukman A Sya
Lutfiah
Lynglieastrid Isabellita
M Arman AZ
M Ismail
M Thobroni
M. Afifuddin
M. Arwan Hamidi
M. Lukluk Atsmara Anjaina
M. Lutfi
M. Luthfi Aziz
M. Nurdin
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
M.S. Nugroho
Mahendra Cipta
Mahmud Jauhari Ali
Mahmud Syaltut Usfa
Mahmudi Arif Dahlan
Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Martin Aleida
Maruli Tobing
Mas Ruscita
Mashuri
Masuki M. Astro
Matroni
Matroni Muserang
Media: Crayon on Paper
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Mia Arista
Mia El Zahra
Mikael Johani
Misbahus Surur
Misran
Mohamad Ali Hisyam
Mohammad Eri Irawan
Much. Khoiri
Muh. Muhlisin
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Amin
Muhammad Aris
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Rain
Muhammad Taufiqurrohman
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun
Muhammadun AS
Muhidin M Dahlan
Mujtahid
Mujtahidin Billah
Mukti Sutarman Espe
Mulyadi SA
Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik
Munawir Aziz
Musfarayani
Musfi Efrizal
Nafisatul Husniah
Nandang Darana
Naskah Teater
Nelson Alwi
Ni Made Purnamasari
Nikmatus Sholikhah
Nina Herlina Lubis
Nina Susilo
Ning Elia
Noor H. Dee
Noval Jubbek
Novel-novel berbahasa Jawa
Novelet
Nunuy Nurhayati
Nur Azizah
Nur Hamzah
Nur Kholiq
Nurdin Kalim
Nurel Javissyarqi
Nurul Aini
Nurul Anam
Nurul Komariyah
Nuryana Asmaudi SA
Nyoman Tusthi Eddy
Obrolan
Okty Budiati
Orasi Budaya Akhir Tahun 2018
Otto Sukatno CR
Oyos Saroso H.N.
Pagan Press
Pagelaran Musim Tandur
Palupi Panca Astuti
Parimono V / 40 Plandi Jombang
Pawang Surya Kencana
PDS H.B. Jassin
Petrus Nandi
Politik
Politik Sastra
Pradana Boy ZTF
Pramoedya Ananta Toer
Pramono
Pringadi AS
Prof Dr Fabiola D. Kurnia
Prosa
Puisi
Puji Santosa
Puji Tyasari
Puput Amiranti N
Purnawan Andra
Purnawan Kristanto
Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin
Pustaka Ilalang Group
PUstaka puJAngga
Putu Wijaya
Qaris Tajudin
R. Ng. Ronggowarsito
Rachmad Djoko Pradopo
Radhar Panca Dahana
Rahmat Kemat Hidayatullah
Rahmat Sularso Nh
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Rasanrasan Boengaketji
Raudal Tanjung Banua
Redland Movie
Reiny Dwinanda
Resensi
Rialita Fithra Asmara
Ribut Wijoto
Riki Dhamparan Putra
Riki Utomi
Ririe Rengganis
Risang Anom Pujayanto
Riyon Fidwar
Robin Al Kautsar
Robin Dos Santos Soares
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Roso Titi Sarkoro
Rozi Kembara
Rukardi
Rumah Budaya Pantura (RBP)
Rusmanadi
S Yoga
S. Jai
S.W. Teofani
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Saiful Amin Ghofur
Saiful Anam
Sainul Hermawan
Sajak
Salamet Wahedi
Salman S. Yoga
Samsudin Adlawi
Samsul Anam
Sanggar Lukis Alam
Sanggar Pasir
Sanggar Rumah Ilalang KSII
Santi Puji Rahayu
Sapardi Djoko Damono
Saroni Asikin
Sartika Dian Nuraini
Sastra dan Kuasa Simbolik
Sastra Jawa Timur
Satmoko Budi Santoso
Saut Situmorang
Sayyid Fahmi Alathas
SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang
SelaSastra Boenga Ketjil
SelaSastra Boenga Ketjil #33
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Sergi Sutanto
Setia Naka Andrian
Shiny.ane el’poesya
Sholihul Huda
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sinopsis
Siti Khoeriyah
Siti Muyassarotul Hafidzoh
Siti Sa’adah
Siwi Dwi Saputra
Siwi Dwi Saputro
Sjifa Amori
Slamet Rahardjo Rais
Soegiharto
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sosiawan Leak
Spectrum Center Press
Sri Weni
Sri Wintala Achmad
Suci Ayu Latifah
Sucipto Hadi Purnomo
Sudirman
Sugi Lanus
Sukron Ma’mun
Sulaiman Djaya
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sungging Raga
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Supriyadi
Surya Lesmana
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Suyanto
Syaf Anton Wr
Syaifuddin Gani
Syaiful Amin
Syarif Wadja Bae
Sylvianita Widyawati
TanahmeraH ArtSpace
Tarmuzie (1961-2019)
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Presetyo
Teguh Setiawan
Teguh Winarsho AS
Temu Penyair Timur Jawa
Tengsoe Tjahjono
Tia Setiadi
Tirto Suwondo
Tita Tjindarbumi
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan
Tosa Poetra
Tri Nurdianingsih
Triyanto Triwikromo
TS Pinang
Tu-ngang Iskandar
Tulus S
Ulul Azmiyati
Umar Fauzi
Umar Fauzi Ballah
Umar Kayam
Umbu Landu Paranggi
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Usman Arrumy
Utari Tri Prestianti
Viddy AD Daery
Virdika Rizky Utama
W Haryanto
W.S. Rendra
Wahyu Prasetya
Wan Anwar
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wina Bojonegoro
Wita Lestari
Wong Wing King
Wowok Hesti Prabowo
Xu Xi (Sussy Komala)
Y. Thendra BP
Y. Wibowo
Yanusa Nugroho
Yasraf Amir Piliang
Yayat R. Cipasang
Yohanes Sehandi
Yona Primadesi
Yopi Setia Umbara
Yudhi Herwibowo
Yudi Latif
Yusri Fajar
Yusuf Ariel Hakim
Yuval Noah Harari
Zacky Khairul Uman
Zainuddin Sugendal
Zamakhsyari Abrar
Zawawi Se
Zed Abidien
Zehan Zareez
Zhaenal Fanani
Zubaidi Khan
Zuniest
Tidak ada komentar:
Posting Komentar