Jumat, 03 April 2009

Obor Kartini, Semangat ”Nyastra” Pelajar Putri Bali

Nuryana Asmaudi SA
http://www.balipost.co.id/

Jarum Jam Perempuan Terus Berputar…
PATUNG perempuan di perempatan jalan utama kota kecil itu mengacungkan obor di tangan kanan, tangan kirinya menuntun anak perempuan. Wajahnya menyemburatkan semangat perjuangan, juga sikap kasih ibu/ guru pada anak/ muridnya. Patung itu menghadap ke arah timur, menggambarkan sebuah perjalanan dalam kegelapan, menyongsong matahari.

Itulah patung Raden Ajeng Kartini (RA Kartini), tokoh emansipasi wanita Indonesia, yang didirikan tahun 1977, di jantung Kota Jepara, Jawa Tengah. Pada masa awal berdirinya dulu, patung itu menjadi pusat perhatian khalayak yang lewat, terutama para pelajar di kota tersebut — karena berada di lingkungan sekolahan; tepatnya di perempatan (ujung Jl. Kartini - Jl. K.S. Tuban - Jl. Pemuda - Jl. HOS. Cokroaminoto, 300 meter sebelah barat Pendopo Kabupaten Jepara: rumah dinas Bupati tempat dulu Kartini tinggal). Di seputar perempatan tersebut ada SMAN, SMEA Pemda, STM Pemda, SMA Kosgoro, SKKP-SKKA (sekolah kewanitaan yang dirintis Kartini), dan beberapa sekolah lain lagi yang jaraknya tak jauh dari tempat tersebut. Patung itu sengaja ditempatkan di sana agar memberi inspirasi, menggugah semangat warga (terutama para pelajar putri), meneladani Kartini. Sampai sekarang patung itu masih ada, meski kondisinya sudah tidak semulus dulu. Sekolah-sekolah di seputar patung tersebut juga masih ada, meski beberapa di antaranya sudah berubah status dan nama.

Tapi, para pelajar di kota tersebut sekarang masih adakah yang memperhatikan patung itu atau tidak? Yang pasti, dunia pendidikan kaum perempuan di Bumi Kartini tersebut maju pesat. Kesadaran para orang tua untuk menyekolahkan anak perempuannya hingga jenjang perguruan tinggi makin merata. Tapi, di sisi lain, ada pergeseran pol gaya hidup masyarakat di sana yang kian pragmatis-materialis; mapan dalam hal perekonomian, tapi seni budayanya kian memudar.

Di kota tersebut kini tak lagi terlihat kehidupan kesenian yang marak seperti dulu. Pada pertengahan tahun 1970-an, sanggar seni rupa masih banyak. Demikian juga industri-seni seperti relief, ukiran unik, hingga patung macan kurung khas Jepara yang dulu banyak dijumpai sudut-sudut kota hingga desa-desa, kini sudah langka. Hampir tak lagi terlihat anak-anak muda belajar membuat relief dan macan kurung, karena lebih tertarik jadi pekerja-pengusaha mebel yang lebih menguntungkan; ukiran Jepara pun kini hanya sekadar untuk melengkapi beberapa perangkat industri mebel kayu yang belakangan memang berkembang pesat, bahkan jor-joran, dan membabi buta hingga menghabiskan hutan jati. Bahkan batik yang pada tahun 1980-an pernah hidup di kota tersebut (karena ada sekolah jurusan batik), kini sudah memudar lagi — menurut catatan sejarah pertumbuhan batik, konon Kartini dulu juga merintis seni Balik di Jepara. Kegiatan teater dan sastra juga cukup marak pada tahun 1980-an hingga tahun 1990.

Salah seorang penyair dan penggiat teater, mantan pelajar dari Jepara yang telah bermukim di kota lain, pada awal tahun 1990-an beberapa kali menghadiri kegiatan apresiasi sastra yang digalang oleh kawan-kawannya di kota kelahirannya itu. Pesertanya dari kalangan pelajar cukup banyak. Para pelajar SLTA, terutama yang putri, begitu semangat mengikuti kegiatan sastra, meski hanya sedikit yang menulis dan karyanya mampu menembus media massa lantaran susahnya menjangkau ruang sastra koran yang terbit di Semarang, ibu kota propinsi Jawa Tengah. Maka, beberapa tahun kemudian (pertengahan tahun 1990-an), ketika mantan pelajar Jepara tersebut merantau ke Bali, ia terhenyak melihat kehidupan sastra pelajar di Pulau Dewata, begitu marak dan ”mencengangkan”, berbeda jauh dengan kegiatan sastra di kota kelahirannya dan kota lain di Jawa Tengah yang pernah dia tinggali.

Bali tidak hanya harum oleh peran para sastrawannya (penyair dan pengarang sastra lainnya) di tingkat nasional, tetapi juga mengantarkan para pelajarnya mewarnai dunia sastra nasional. Para sastrawan senior, guru pembina-penggiat sastra, dan media massa di Bali memberi dukungan-bimbingan yang memadai buat para pelajar yang menekuni sastra. Banyak sanggar sastra muncul dan getol mengadakan kegiatan apresiasi di berbagai kota. Menariknya lagi, hal itu didukung dan diberi ajang sepenuhnya oleh pengasuh ruang Apresiasi sastra Bali Post Minggu (BPM) yang tidak hanya terjun langsung ke kantong-kantong apresiasi, tetapi juga memberi ajang yang luas untuk menampung karya mereka; bahkan memberi ”jatah” secara merata kepada para penulis (pelajar) di setiap kota untuk ditampung karyanya di ruang sastra BPM.

Berbeda dengan pelajar di daerah lain di luar Bali, semisal kota Kartini tadi, yang tak pernah mendapat kesempatan seperti itu: jumlah peminat sastra dan semangat bersastra pelajar di daerah tersebut pada awalnya memang marak dan nampak menjanjikan, tapi tak bisa berkembang karena kurang mendapat dukungan-gaulan-pembinaan kreativitas yang memadai. Jangankan didatangi pengasuh ruang sastra lalu diberi ”jatah” di ruang koran setempat, menghidupkan pergaulan-pembinaan sastra yang intens saja susah. Karenanya, benar-benar berkah dan keberuntungan luar biasa para pelajar di Bali yang ketemu pergaulan, memperoleh pembinaan, mendapat ruang, hingga mereka akhirnya bisa mengembangkan sayap kreativitas mampu menembus media massa di dalam dan luar Bali, membuat Bali dikenal sebagai gudangnya penyair pelajar.

Tapi, yang lebih menarik, dunia sastra pelajar di Bali selama ini didominasi pelajar perempuan. Aktivitas-aktivitas sanggar sastra pelajar di berbagai kota di Bali, juga para penyair pelajar yang muncul, kebanyakan adalah perempuan. Kegiatan apresiasi sastra pelajar belakangan ini memang agak mengendor, tapi para penulis/ penyair pelajar perempuan Bali terus bermunculan, mewarnai dunia sastra. Jarum jam kreativitas sastra perempuan Bali terus berputar, berdetak-detak di porosnya, menguasai lingkaran waktu.

Mungkin karena pengaruh budaya dan jiwa seni yang sudah mengakar dalam kehidupan sehari-hari, termotivasi para perempuan penulis pendahuluannya, atau boleh jadi karena obor Kartini telah menerangi jiwanya. Para pelajar perempuan Bali yang tak pernah melihat patung Kartini di dekat sekolahnya, justru mampu menyalakan obor Kartini dalam semangat dan jiwa kreativitasnya. Atau, jangan-jangan, anak perempuan (murid) yang dituntun Kartini telah berjalan ke timur hingga sampai Bali, menjadi pelajar perempuan yang terus menyalakan-mengacungkan obor di remang-kegelapan, mengobarkan semangat jiwa kreativitas-intelektual-sastra, menerangi ruang dan waktu, menyongsong matahari, menguasai hari.

*) InTenS-Beh, Denpasar Utara

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Ginandjar Wiludjeng A. Junianto A. Kurnia A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.S Laksana A’yat Khalili Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Razak Abdul Rosyid Abdul Wahab Abdurrahman Wahid Abu Salman Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adam Chiefni Ade P. Nasution Adhitia Armitriant Adi Prasetyo Adrizas AF. Tuasikal Afriza Hanifa Afrizal Malna Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunyoto Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Baso Ahmad Faishal Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Naufel Ahmad Rofiq Ahmad S. Zahari Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ainul Fiah Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akhudiat Akmal Nasery Basral Alam Terkembang Alang Khoiruddin Alex R. Nainggolan Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Almania Rohmah Ami Herman Amien Wangsitalaja Aminah Aminullah HA.Noor Amir Sutaarga Anam Rahus Anata Siregar Andari Karina Anom Andina Dwifatma Andong Buku #3 Andre Mediansyah Andri Awan Anett Tapai Anggie Melianna Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Bae Anton Kurnia Anton Wahyudi Anwar Nuris Ardi Bramantyo Ardus M Sawega Arie MP Tamba Arie Yani Arief Joko Wicaksono Arief Junianto Ariera Arif Bagus Prasetyo Aris Kurniawan Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Asmaul Fauziyah Asti Musman Atafras Awalludin GD Mualif Ayu Wulan Sari Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Bagus Takwin Bahrul Ulum A. Malik Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Beno Siang Pamungkas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Bernando J Sujibto Berthold Damshauser BI Purwantari Binhad Nurrohmat Bobby Gunawan Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Burhanuddin Bella Camelia Mafaza Catatan Cerbung Cerpen Chairul Akhmad Chamim Kohari Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Zaini Ahmad D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahta Gautama Daisuke Miyoshi Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Danusantoso Dareen Tatour Darju Prasetya David Kuncara Denny Mizhar Denza Perdana Desi Sommalia Gustina Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dewi Indah Sari Dewi Susme Dian Sukarno Didik Harianto Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur Dipo Handoko Diyah Errita Damayanti Djoko Pitono Djoko Saryono Doddy Wisnu Pribadi Dody Kristianto Dody Yan Masfa Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dr Junaidi SS MHum Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Wiyana Dyah Ratna Meta Novia Dyah Sulistyorini Ecep Heryadi Eddy Pranata PNP Edeng Syamsul Ma’arif Eep Saefulloh Fatah EH Kartanegara Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendrawan Sofyan Eko Hendri Saiful Eko Windarto Elnisya Mahendra Elva Lestary Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Sulwesi Endo Suanda Eppril Wulaningtyas R Esai Evan Ys F. Moses F. Rahardi Fadlillah Malin Sutan Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Kurnianto Fanani Rahman Fanny Chotimah Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Febby Fortinella Rusmoyo Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Gabriel Garcia Marquez Galang Ari P. Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Gandra Gupta Ganug Nugroho Adi Gerson Poyk Ghassan Kanafani Gita Nuari Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunoto Saparie H.B. Jassin Habibullah Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Han Gagas Hanibal W. Y. Wijayanta Hardi Haris del Hakim Haris Saputra Harri Ash Shiddiqie Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Aspahani Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana HE. Benyamine Hendra Junaedi Hendra Makmur Heri CS Heri Latief Heri Listianto Herman RN Herry Lamongan Heru CN Heru Nugroho Hikmat Gumelar HL Renjis Magalah Hudan Nur Hujuala Rika Ayu Huminca Sinaga IBM. Dharma Palguna Ibnu Wahyudi Ida Farida Idris Pasaribu Ignas Kleden Ignatius Haryanto Iksan Basoeky Ilham Khoiri Imam Cahyono Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Ira Puspitaningsih Irfan Budiman Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Zulkarnain Ismail Marzuki Iva Titin Shovia Iwan Kurniawan Jabbar Abdullah Jafar Fakhrurozi Jalan Raya Simo Sungelebak Jamal D. Rahman Jamal T. Suryanata Javed Paul Syatha Jayaning S.A JILFest 2008 Jody Setiawan Johan Edy Raharjo Johannes Sugianto Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Juan Kromen Julika Hasanah Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Ka’bati Karanggeneng Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Keith Foulcher Kemah Budaya Panturan (KBP) Khansa Arifah Adila Khoirul Inayah Khoirul Rosyadi Khudori Husnan Ki Ompong Sudarsono Kirana Kejora Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia Korrie Layun Rampan Kostela Kritik Sastra Kukuh S Wibowo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie L.N. Idayanie Laili Rahmawati Lamongan Lan Fang Langgeng Widodo Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lely Yuana Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Liestyo Ambarwati Khohar Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lucia Idayanie Lukman A Sya Lutfiah Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Ismail M Thobroni M. Afifuddin M. Arwan Hamidi M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Luthfi Aziz M. Nurdin M. Yoesoef M.D. Atmaja M.S. Nugroho Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahmud Syaltut Usfa Mahmudi Arif Dahlan Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Martin Aleida Maruli Tobing Mas Ruscita Mashuri Masuki M. Astro Matroni Matroni Muserang Media: Crayon on Paper Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mia Arista Mia El Zahra Mikael Johani Misbahus Surur Misran Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan Much. Khoiri Muh. Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Aris Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun Muhammadun AS Muhidin M Dahlan Mujtahid Mujtahidin Billah Mukti Sutarman Espe Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik Munawir Aziz Musfarayani Musfi Efrizal Nafisatul Husniah Nandang Darana Naskah Teater Nelson Alwi Ni Made Purnamasari Nikmatus Sholikhah Nina Herlina Lubis Nina Susilo Ning Elia Noor H. Dee Noval Jubbek Novel-novel berbahasa Jawa Novelet Nunuy Nurhayati Nur Azizah Nur Hamzah Nur Kholiq Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Aini Nurul Anam Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Okty Budiati Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Otto Sukatno CR Oyos Saroso H.N. Pagan Press Pagelaran Musim Tandur Palupi Panca Astuti Parimono V / 40 Plandi Jombang Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Petrus Nandi Politik Politik Sastra Pradana Boy ZTF Pramoedya Ananta Toer Pramono Pringadi AS Prof Dr Fabiola D. Kurnia Prosa Puisi Puji Santosa Puji Tyasari Puput Amiranti N Purnawan Andra Purnawan Kristanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pustaka Ilalang Group PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Ng. Ronggowarsito Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Rahmat Kemat Hidayatullah Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rasanrasan Boengaketji Raudal Tanjung Banua Redland Movie Reiny Dwinanda Resensi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Ririe Rengganis Risang Anom Pujayanto Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Roso Titi Sarkoro Rozi Kembara Rukardi Rumah Budaya Pantura (RBP) Rusmanadi S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saiful Amin Ghofur Saiful Anam Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman S. Yoga Samsudin Adlawi Samsul Anam Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang KSII Santi Puji Rahayu Sapardi Djoko Damono Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra dan Kuasa Simbolik Sastra Jawa Timur Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil SelaSastra Boenga Ketjil #33 Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siti Khoeriyah Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputra Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Soegiharto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sri Weni Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudirman Sugi Lanus Sukron Ma’mun Sulaiman Djaya Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Supriyadi Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaf Anton Wr Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syarif Wadja Bae Sylvianita Widyawati TanahmeraH ArtSpace Tarmuzie (1961-2019) Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Presetyo Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tia Setiadi Tirto Suwondo Tita Tjindarbumi Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tosa Poetra Tri Nurdianingsih Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Ulul Azmiyati Umar Fauzi Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Usman Arrumy Utari Tri Prestianti Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W Haryanto W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wan Anwar Wawan Eko Yulianto Wawancara Wina Bojonegoro Wita Lestari Wong Wing King Wowok Hesti Prabowo Xu Xi (Sussy Komala) Y. Thendra BP Y. Wibowo Yanusa Nugroho Yasraf Amir Piliang Yayat R. Cipasang Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yopi Setia Umbara Yudhi Herwibowo Yudi Latif Yusri Fajar Yusuf Ariel Hakim Yuval Noah Harari Zacky Khairul Uman Zainuddin Sugendal Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zed Abidien Zehan Zareez Zhaenal Fanani Zubaidi Khan Zuniest