http://nasional.kompas.com/
SERPIHAN CAHAYA, LAUT DAN BUKIT
dari angin basah dalam teluk berjubah kabut
serpihan cahaya dari permukaan laut dan gundukan bukit
menjelma tubuh ringkihmu, menyeretku ke tanggul dermaga
"malam ini aku dijemput maut," bisikmu, dingin
lama aku tatap mata malaikat dalam pekat matamu
hingga daun-daun senja luruh
kami bergandeng tangan menyisir pantai
mendaki bukit menuruni lembah
mengendap di sudut-sudut kota
dengan napas tersengal kembali ke pelabuhan
lama berdiskusi tentang maut
di bibir dermaga
di ujung malam sebuah sampan merapat
di atasnya keranda gemerlap
"aku harus pergi," bisikmu, lebih dingin
ia melompat ke atas sampan
angin basah membawanya pergi
membelah teluk menuju laut jauh
serpihan cahaya berpendar di ujung dermaga.
Cilacap, 8 Desember 2008.
AKU MELIHAT DIRIKU
TELAH MENJADI ZOMBI
aku melihat diriku telah menjadi zombi
berdiri tegak di pintu pelabuhan tanjung intan
lalu melayang dari satu palka ke lain palka
kapal yang sandar, kapal rapuh dan tua
tempat sembunyikan segala tangis dendam
dari derunya ombak
pagi pun pecah
di dada yang gelisah, aku melihat buruh dan
kuli pabrik memeras keringat
aku juga melihat banyak pegawai instansi ngrumpi
sepanjang hari
aku muntah-muntah
kepalaku berat lalu gelap
pekat
lalu aku kembali melihat diriku
telah menjadi zombi entah di dusun mana, melayang
memasuki surau-surau yang selalu sepi
menemui bapak-bapak mengasuh bayi
karena sang istri jadi pramuwisma di luar negeri
perutku mual
aku muntah-muntah
nafasku musnah
akhirnya aku kembali menjadi zombi
melayang
melayang
ke negeri nun jauh...
Cilacap, Desember 2008.
SEORANG LELAKI DENGAN
SEKERANJANG CAHAYA
lelaki itu masuk ke rumahku menjelang subuh
tubuh kurus wajah pias tangannya menjinjing
sekeranjang cahaya, “terimalah ini untukmu, saudaraku,”
desisnya gemetar seraya mengulurkan keranjangnya
“bung, siapa?” tanyaku, menyambut keranjangnya
“saudara dekatmu.”
“saudara?”
“saya adalah kembaranmu.”
tiba-tiba tubuhku berkeringat, aku tidak punya saudara kembar
“bukalah mulutmu!” pintanya, setengah menghardik
tiba-tiba rahang mulutku menganga
lelaki di hadapanku mengecil, mengecil menjelma seberkas cahaya
lalu seberkas cahaya itu melesat masuk ke dalam mulutku
rahangku mengatup. dadaku terasa sedingin es.
Cilacap, 08 Januari 2009.
“TUAN” DALAM MUSHALLA
perawakannya kurus pakaiannya hitam-hitam
suaranya seperti hakim di meja hijau
tetangga kami memanggilnya: “tuan”
“tuan” selalu bermalam di mushalla dan di pagi buta
sebelum pergi entah ke mana “tuan” menyapu
dan mengepel keramik mushalla, dan “tuan”
senantiasa datang menjelang petang
ditabuhnya bedug, namun hanya satu-empat jemaah
yang datang. dan suatu malam yang basah “tuan”
memanggilku dan mengalungkan sorban ke leherku
“saya akan pergi jauh dan tak kembali lagi,
rawat ini mushalla yang gigil sunyi,”
: benar, sejak malam itulah kami tak lagi melihat “tuan”.
Cilacap, 08 Januari 2009.
BIYUNG DAN ENAM ANAKNYA
YANG MENYEBAR DI LAMPU MERAH
biyung bertubuh kurus berwajah pias-tirus
dengan daster lusuh pudar berdiri gemetar
berpegangan tonggak besi lampu merah-kuning-hijau
di tengah kota pelabuhan yang bau amisnya tercium
sepanjang siang-malam
dan ketika lampu merah menyala
matahari pecah di udara
enam anak si biyung menyebar menjalar
menjulurkan tangan ke setiap pengendara
mobil dan motor yang berhenti
begitulah berhari-hari, lalu di mana si lelaki
pasangan biyung tadi, beginilah berhari-hari
tanya ini menggelembung dalam hati
tapi, o, lihatlah biyung itu luruh terjungkal
lalu tertelentang tak sadarkan diri
beberapa saat saja kemudian tak bernapas lagi
enam anak-anak itu menggotong si biyung
mengaraknya sepanjang jalan kota
mencari si ayah yang entah di mana….
Cilacap, 09 Januari 2009.
LELAKI TUKANG BECAK DAN WANITA
YANG TAK MAU MENUTUP VAGINANYA
lelaki yang tak pernah bisa tersenyum apalagi tertawa
memarkir becaknya di mulut gang kecil
kota perlintasan yang lampu merah-kuning-hijaunya
selalu mati dan bila embun mulai mengering
dari selatan pasar seorang wanita kerempeng
berambut lurus sepinggang hanya mengenakan
kaos hitam lusuh bertuliskan: kenthir!
yang tak pernah mau menutup vaginanya berjalan
sempoyongan seraya mengumbar senyum
beberapa saat berhenti di hadapan lelaki tukang becak itu
menatap tajam mata lelaki tukang becak itu lalu kembali
menyeret langkah menyisir tepi kanan jalan arah ke utara
sudah lebih beratus-ratus hari, tapi siapa mau peduli?
tukang becak itu mengepalkan tangannya; “tunggu esok pagi!”
embun mulai mengering. dari arah selatan pasar muncul
seorang wanita yang tak mau menutup vaginanya
berjalan sempoyongan seraya menangis tersedu
lelaki tukang becak itu langsung meringkusnya
menaikannya ke atas becak dan mengayuh kencang
arah ke luar kota
: anda tidak akan pernah lagi bisa melihat mereka.
Wangon, 09 Januari 2009.
SEORANG PEMULUNG YANG LAMA
MENATAP GAMBAR-GAMBAR
CALON WAKIL RAKYAT
debu perempatan jalan mengepul liar
diterbangkan kendaraan lalu-lalang
seorang pemulung yang lama menatap
gambar-gambar calon wakil rakyat
terheran-heran serba tak paham
“setiap sudut kota ini telah sesak oleh
gambar-gambar calon wakil rakyat
dengan berbagai gaya dan slogannya”
pemulung itu menelan pahit ludahnya
“wakil rakyat yang mana?” tanya bodohnya
ia tidak mengerti kampanye apalagi demokrasi
hingga lewat tengah malam pemulung itu masih
menatap gambar-gambar calon wakil rakyat
dan setelah berulang kali menguap
dengan sembunyi-sembunyi diturunkannya
semua gambar-gambar itu, digulungnya
lalu dengan gerobaknya dibawa ke selatan
ke arah pantai yang amis-sunyi.
Cilacap, 11 Januari 2009.
PEREMPUAN PENCEMBURU
perempuan yang matanya sebening telaga di puncak gunung
namun bisa berkobar seperti api menyala. di kamar tua
selalu menyangsikan kelambu biru robek di setiap sudutnya
: adakah perempuan lain pernah singgah?
jarum jam dinding berdetak mundur saat malam berguling
dan bau parfum aneh tercium dari tubuh lelaki di sampingnya
ah. perempuan pencemburu menyisir rambut. airmata gugur
tangannya gemetar memegang belati
namun hatinya serupa pecah. leleh. dipeluknya lelaki yang
tengah lelap dengan segunung rasa sesal.
Cilacap, 11 Januari 2009.
KETIKA GERIMIS PAGI PECAH
seekor prenjak mengetuk-ngetukkan paruh di kaca jendela
menelisik ruangtamu berselimut debu, ada bercak darah
di lantai tanah. lalu ke mana sang penghuni rumah?
kata-kata berlompatan gelisah ketika gerimis pagi pecah
tubuhmu luruh resah, tak hirau pada sejarah
seekor prenjak yang menenggak bercah darah
yang mengalir dari lembaran sajak yang tak pernah
sudah...o, penghuni rumah telah menjelma serpian remah
ketika gerimis pagi pecah, masuklah
taklukkan kata-kata yang berlompatan gelisah
sebelum prenjak terbang ke negeri entah.
Cilacap, Desember 2008.
NGILUKU
jerit elang bertalu membelah awan, alangkah ngilu
ngiluku ngilu nyayat surau yang nyaris roboh
siang-malam orang-orang berzikir di depan televisi
di hadapan cermin tak mau menatap wajah sendiri
dan di ladang-ladang persemaian tunas-tunas tumbuh
tapi daun-daun gugur sebelum menguning...
Cilacap, Desember 2008.
RUMAH RIMBA
rumah rimba seperti apa?
hanya jalan setapak ke arahnya
di balik bukit karang menjulang
ilalang, perdu berduri, bebatuan cadas
dan mawar hutan tumbuh di setiap ruang
lalu mahluk apa penghuninya;
tentulah aku, si manusia rimba
yang setiap pagi harus menempuh
berpuluh kilometer menuju dermaga
hanya untuk bercerita kepada laut
"tak ada lagi pohon-pohon besar
tak ada lagi mata air mengalir…"
lalu sore hari aku mesti kembali ke rumah rimba
dengan hati kosong
aku bercanda dengan burung prenjak
aku bergelut dengan ular
aku tidur bersama ribuan kupu-kupu
tapi dalam mimpi yang paling menyebalkan
aku hangus terbakar bersama rumah rimbaku
dan kini tinggal abu dan puing berserakan
dalam hutan anganmu.
Cilacap, 07012009.
MENYAKSIKAN DUNIA YANG LAIN
dalam wewangian kembang setaman dan kemenyan dalam kamar hitam
keris dipajang berjajar tombak dan pedang, sang nujum bersila bergetar
paku, jarum, boneka kayu berlompatan dari tubuh uzur tak berdaya…
ayam hitam dan bebek putih menjadi saksi
hari ini serasa berlari ke lorong yang begitu jauh
hati kosong. aroma menyengat
mengerikan. duh, betapa menyakitkan suasana seperti ini
paku, jarum, boneka kayu berlompatan dari tubuh uzur tak berdaya…
Cilacap, 25 Maret 2006
IN MEMORIAM SINDEN KAYEM
dua hari lalu aku melihat malaikat duduk bersila
dalam slang infus yang merangsek mulut dan hidung sinden kayem
yang tergeletak serupa sampah
dalam bangsal mawar 6
kemarin malam kami yasinan di rumah sinden kayem
aku melihat malaikat melintas di atas kembang mawar
dalam mangkok berisi air bening yang kami kepung
aku terpana
pagi tadi aku mendengar suara ki kastubi seperti
pekik malaikat lewat pengeras suara mushalla
mengabarkan: sinden kayem sudah tiada...
aku terpana
benar, kang rasim dan tiga orang tetanggaku
menggotong keranda ke rumah sinden kayem
siang hari setelah sinden kayem terkubur
aku melihat malaikat menancapkan kain putih
di atas gundukan tanah kubur
bertuliskan: innalillahi wa inna illaihi rojiun
aku terpana, aku seperti mendengar rintih sinden kayem
"di kampung ini sinden telah menjadi sampah!"
sesudah magrib kami kembali yasinan
di rumah sinden kayem
aku melihat malaikat duduk di sampingku dan berbisik
"suara emasnya sekarang tinggal kenangan..."
aku diam mengangguk.
Cirebah, Selasa Pahing 30 Desember 2008.
TIDUR YANG TAK PERNAH BERMIMPI
dipan kayu rapuh menyangga tubuhmu
wajahmu menguning dalam hari yang patah
dan jeratan tali berduri menusuk-nusuk otakmu
dan rintih anak istri retak dalam dada
bagai biduk keropos yang lama terdampar
kau terkulai dalam tidur yang tak pernah
bermimpi...
Cilacap, Januari 2009.
JASAD DALAM KEPALAKU
dalam sunyi
dalam diam
jasadmu terjungkal
dalam kepalaku
mengais cahaya
menerjuni sungai yang curam
tempat aku membasuh luka
dalam zikir
zikir yang gerimis
serulingmukah melengking-lengking
mengiris telingaku
telinga yang penuh onak duri
dan jiwa menganga
menjadi debu
dalam sujud
aku berderai di sajadah
serupa jantung terbelah
menggigil di bawah kubah
dalam sunyi
dalam kepalaku
serupa laut
bergemuruh...
Cilacap, Desember 2008.
PERKAWINAN ABSURD
hari yang aneh
gerimis ritmis
tiada mantra
tiada isyarat
seperti anak panah yang melesat di ladang perburuan
menembus semak belukar
menancap sunyi
maut berdiri di ujung jalan setapak yang menikung
tiada mantra
tiada isyarat
sepasang anak manusia berpeluk gamang
dalam perkawinan absurd; pisang punggel*)
runtuh di kaki subuh
kabut menipis
tiada mantra pada
hari yang aneh
tiada isyarat
hati yang gelisah
tiada kembang dan kemenyan
maut pun berdiri di ujung gang
gerimis ritmis
o. ki wangsa telah mendedah nama hari dan pasaran
ahad manis berpilin senin kliwon
dalam perkawinan absurd;
mempelai lelaki terkulai
mempelai wanita menjerit
perih!
Cilacap, Desember 2008.
Catatan: Pisang punggel*) : sebuah istilah yang dipakai sebagian masyarakat Banyumas dalam perjodohan, di mana hari lahir dan pasaran kedua mempelai setelah dijumlah mendapat nilai tertentu yang meramalkan bakal terjadi hal-hal yang membahayakan, bahkan bisa sampai pada kematian.
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A Rodhi Murtadho
A. Ginandjar Wiludjeng
A. Junianto
A. Kurnia
A. Qorib Hidayatullah
A. Yusrianto Elga
A.S Laksana
A’yat Khalili
Aang Fatihul Islam
Abdul Azis Sukarno
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Hadi WM
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Malik
Abdul Razak
Abdul Rosyid
Abdul Wahab
Abdurrahman Wahid
Abu Salman
Acep Iwan Saidi
Acep Zamzam Noor
Adam Chiefni
Ade P. Nasution
Adhitia Armitriant
Adi Prasetyo
Adrizas
AF. Tuasikal
Afriza Hanifa
Afrizal Malna
Agama Para Bajingan
Agnes Rita Sulistyawaty
Aguk Irawan M.N.
Agus B. Harianto
Agus Buchori
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sulton
Agus Sunyoto
Ahda Imran
Ahid Hidayat
Ahmad Baso
Ahmad Faishal
Ahmad Fatoni
Ahmad Hasan MS
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Khotim Muzakka
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Naufel
Ahmad Rofiq
Ahmad S. Zahari
Ahmad Syauqi Sumbawi
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ahsanu Nadia
Aini Aviena Violeta
Ainul Fiah
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Sekhu
Akhmad Sofyan Hadi
Akhmad Taufiq
Akhudiat
Akmal Nasery Basral
Alam Terkembang
Alang Khoiruddin
Alex R. Nainggolan
Alfian Dippahatang
Ali Audah
Ali Mahmudi CH
Ali Rif’an
Almania Rohmah
Ami Herman
Amien Wangsitalaja
Aminah
Aminullah HA.Noor
Amir Sutaarga
Anam Rahus
Anata Siregar
Andari Karina Anom
Andina Dwifatma
Andong Buku #3
Andre Mediansyah
Andri Awan
Anett Tapai
Anggie Melianna
Anindita S Thayf
Anis Ceha
Anjrah Lelono Broto
Anton Bae
Anton Kurnia
Anton Wahyudi
Anwar Nuris
Ardi Bramantyo
Ardus M Sawega
Arie MP Tamba
Arie Yani
Arief Joko Wicaksono
Arief Junianto
Ariera
Arif Bagus Prasetyo
Aris Kurniawan
Arman A.Z.
Arswendo Atmowiloto
Arti Bumi Intaran
AS Sumbawi
Asarpin
Asep Sambodja
Asmaul Fauziyah
Asti Musman
Atafras
Awalludin GD Mualif
Ayu Wulan Sari
Aziz Abdul Gofar
Azizah Hefni
Bagus Takwin
Bahrul Ulum A. Malik
Balada
Bale Aksara
Balok Sf
Bambang Kempling
Bamby Cahyadi
Bandung Mawardi
Beni Setia
Benny Arnas
Benny Benke
Beno Siang Pamungkas
Bentara Budaya Yogyakarta
Berita
Berita Duka
Berita Koran
Bernando J Sujibto
Berthold Damshauser
BI Purwantari
Binhad Nurrohmat
Bobby Gunawan
Bonari Nabonenar
Brunel University London
Budaya
Budi Darma
Budi P. Hatees
Budiman S. Hartoyo
Burhanuddin Bella
Camelia Mafaza
Catatan
Cerbung
Cerpen
Chairul Akhmad
Chamim Kohari
Chavchay Syaifullah
Cover Buku
Cucuk Espe
D. Zaini Ahmad
D. Zawawi Imron
Dadang Ari Murtono
Dahta Gautama
Daisuke Miyoshi
Damhuri Muhammad
Dami N. Toda
Damiri Mahmud
Danarto
Daniel Paranamesa
Danusantoso
Dareen Tatour
Darju Prasetya
David Kuncara
Denny Mizhar
Denza Perdana
Desi Sommalia Gustina
Desiana Medya A.L
Dewan Kesenian Lamongan (DKL)
Dewi Indah Sari
Dewi Susme
Dian Sukarno
Didik Harianto
Didik Kusbiantoro
Dina Jerphanion
Dina Oktaviani
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur
Dipo Handoko
Diyah Errita Damayanti
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Doddy Wisnu Pribadi
Dody Kristianto
Dody Yan Masfa
Donny Anggoro
Donny Syofyan
Dorothea Rosa Herliany
Dr Junaidi SS MHum
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Pranoto
Dwi Wiyana
Dyah Ratna Meta Novia
Dyah Sulistyorini
Ecep Heryadi
Eddy Pranata PNP
Edeng Syamsul Ma’arif
Eep Saefulloh Fatah
EH Kartanegara
Eka Budianta
Eka Kurniawan
Eko Hendrawan Sofyan
Eko Hendri Saiful
Eko Windarto
Elnisya Mahendra
Elva Lestary
Emha Ainun Nadjib
Emil WE
Endah Sulwesi
Endo Suanda
Eppril Wulaningtyas R
Esai
Evan Ys
F. Moses
F. Rahardi
Fadlillah Malin Sutan
Fahmi Faqih
Fahrudin Nasrulloh
Faisal Kamandobat
Fajar Kurnianto
Fanani Rahman
Fanny Chotimah
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Febby Fortinella Rusmoyo
Felix K. Nesi
Festival Sastra Gresik
Gabriel Garcia Marquez
Galang Ari P.
Galuh Tulus Utama
Gampang Prawoto
Gandra Gupta
Ganug Nugroho Adi
Gerson Poyk
Ghassan Kanafani
Gita Nuari
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gunoto Saparie
H.B. Jassin
Habibullah
Hadi Napster
Hadriani Pudjiarti
Halim HD
Halimi Zuhdy
Hamberan Syahbana
Han Gagas
Hanibal W. Y. Wijayanta
Hardi
Haris del Hakim
Haris Saputra
Harri Ash Shiddiqie
Hartono Harimurti
Hary B Kori’un
Hasan Aspahani
Hasan Junus
Hasif Amini
Hasnan Bachtiar
Hasta Indriyana
HE. Benyamine
Hendra Junaedi
Hendra Makmur
Heri CS
Heri Latief
Heri Listianto
Herman RN
Herry Lamongan
Heru CN
Heru Nugroho
Hikmat Gumelar
HL Renjis Magalah
Hudan Nur
Hujuala Rika Ayu
Huminca Sinaga
IBM. Dharma Palguna
Ibnu Wahyudi
Ida Farida
Idris Pasaribu
Ignas Kleden
Ignatius Haryanto
Iksan Basoeky
Ilham Khoiri
Imam Cahyono
Imam Muhtarom
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Rosyid
Imron Tohari
Indiar Manggara
Indra Intisa
Indra Tjahyadi
Indra Tranggono
Indrian Koto
Ira Puspitaningsih
Irfan Budiman
Isbedy Stiawan Z.S.
Iskandar Noe
Iskandar Zulkarnain
Ismail Marzuki
Iva Titin Shovia
Iwan Kurniawan
Jabbar Abdullah
Jafar Fakhrurozi
Jalan Raya Simo Sungelebak
Jamal D. Rahman
Jamal T. Suryanata
Javed Paul Syatha
Jayaning S.A
JILFest 2008
Jody Setiawan
Johan Edy Raharjo
Johannes Sugianto
Joko Pinurbo
Joko Sandur
Joni Ariadinata
Jual Buku
Jual Buku Paket Hemat
Juan Kromen
Julika Hasanah
Jurnalisme Sastrawi
Jusuf AN
Juwairiyah Mawardy
Ka’bati
Karanggeneng
Karya Lukisan: Andry Deblenk
Kasnadi
Keith Foulcher
Kemah Budaya Panturan (KBP)
Khansa Arifah Adila
Khoirul Inayah
Khoirul Rosyadi
Khudori Husnan
Ki Ompong Sudarsono
Kirana Kejora
Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Sastra Ilalang Indonesia
Korrie Layun Rampan
Kostela
Kritik Sastra
Kukuh S Wibowo
Kurnia Effendi
Kurniawan
Kuswaidi Syafi'ie
L.N. Idayanie
Laili Rahmawati
Lamongan
Lan Fang
Langgeng Widodo
Lathifa Akmaliyah
Leila S. Chudori
Lely Yuana
Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember
Liestyo Ambarwati Khohar
Lina Kelana
Linda Sarmili
Liza Wahyuninto
Lucia Idayanie
Lukman A Sya
Lutfiah
Lynglieastrid Isabellita
M Arman AZ
M Ismail
M Thobroni
M. Afifuddin
M. Arwan Hamidi
M. Lukluk Atsmara Anjaina
M. Lutfi
M. Luthfi Aziz
M. Nurdin
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
M.S. Nugroho
Mahendra Cipta
Mahmud Jauhari Ali
Mahmud Syaltut Usfa
Mahmudi Arif Dahlan
Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Martin Aleida
Maruli Tobing
Mas Ruscita
Mashuri
Masuki M. Astro
Matroni
Matroni Muserang
Media: Crayon on Paper
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Mia Arista
Mia El Zahra
Mikael Johani
Misbahus Surur
Misran
Mohamad Ali Hisyam
Mohammad Eri Irawan
Much. Khoiri
Muh. Muhlisin
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Amin
Muhammad Aris
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Rain
Muhammad Taufiqurrohman
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun
Muhammadun AS
Muhidin M Dahlan
Mujtahid
Mujtahidin Billah
Mukti Sutarman Espe
Mulyadi SA
Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik
Munawir Aziz
Musfarayani
Musfi Efrizal
Nafisatul Husniah
Nandang Darana
Naskah Teater
Nelson Alwi
Ni Made Purnamasari
Nikmatus Sholikhah
Nina Herlina Lubis
Nina Susilo
Ning Elia
Noor H. Dee
Noval Jubbek
Novel-novel berbahasa Jawa
Novelet
Nunuy Nurhayati
Nur Azizah
Nur Hamzah
Nur Kholiq
Nurdin Kalim
Nurel Javissyarqi
Nurul Aini
Nurul Anam
Nurul Komariyah
Nuryana Asmaudi SA
Nyoman Tusthi Eddy
Obrolan
Okty Budiati
Orasi Budaya Akhir Tahun 2018
Otto Sukatno CR
Oyos Saroso H.N.
Pagan Press
Pagelaran Musim Tandur
Palupi Panca Astuti
Parimono V / 40 Plandi Jombang
Pawang Surya Kencana
PDS H.B. Jassin
Petrus Nandi
Politik
Politik Sastra
Pradana Boy ZTF
Pramoedya Ananta Toer
Pramono
Pringadi AS
Prof Dr Fabiola D. Kurnia
Prosa
Puisi
Puji Santosa
Puji Tyasari
Puput Amiranti N
Purnawan Andra
Purnawan Kristanto
Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin
Pustaka Ilalang Group
PUstaka puJAngga
Putu Wijaya
Qaris Tajudin
R. Ng. Ronggowarsito
Rachmad Djoko Pradopo
Radhar Panca Dahana
Rahmat Kemat Hidayatullah
Rahmat Sularso Nh
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Rasanrasan Boengaketji
Raudal Tanjung Banua
Redland Movie
Reiny Dwinanda
Resensi
Rialita Fithra Asmara
Ribut Wijoto
Riki Dhamparan Putra
Riki Utomi
Ririe Rengganis
Risang Anom Pujayanto
Riyon Fidwar
Robin Al Kautsar
Robin Dos Santos Soares
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Roso Titi Sarkoro
Rozi Kembara
Rukardi
Rumah Budaya Pantura (RBP)
Rusmanadi
S Yoga
S. Jai
S.W. Teofani
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Saiful Amin Ghofur
Saiful Anam
Sainul Hermawan
Sajak
Salamet Wahedi
Salman S. Yoga
Samsudin Adlawi
Samsul Anam
Sanggar Lukis Alam
Sanggar Pasir
Sanggar Rumah Ilalang KSII
Santi Puji Rahayu
Sapardi Djoko Damono
Saroni Asikin
Sartika Dian Nuraini
Sastra dan Kuasa Simbolik
Sastra Jawa Timur
Satmoko Budi Santoso
Saut Situmorang
Sayyid Fahmi Alathas
SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang
SelaSastra Boenga Ketjil
SelaSastra Boenga Ketjil #33
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Sergi Sutanto
Setia Naka Andrian
Shiny.ane el’poesya
Sholihul Huda
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sinopsis
Siti Khoeriyah
Siti Muyassarotul Hafidzoh
Siti Sa’adah
Siwi Dwi Saputra
Siwi Dwi Saputro
Sjifa Amori
Slamet Rahardjo Rais
Soegiharto
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sosiawan Leak
Spectrum Center Press
Sri Weni
Sri Wintala Achmad
Suci Ayu Latifah
Sucipto Hadi Purnomo
Sudirman
Sugi Lanus
Sukron Ma’mun
Sulaiman Djaya
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sungging Raga
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Supriyadi
Surya Lesmana
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Suyanto
Syaf Anton Wr
Syaifuddin Gani
Syaiful Amin
Syarif Wadja Bae
Sylvianita Widyawati
TanahmeraH ArtSpace
Tarmuzie (1961-2019)
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Presetyo
Teguh Setiawan
Teguh Winarsho AS
Temu Penyair Timur Jawa
Tengsoe Tjahjono
Tia Setiadi
Tirto Suwondo
Tita Tjindarbumi
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan
Tosa Poetra
Tri Nurdianingsih
Triyanto Triwikromo
TS Pinang
Tu-ngang Iskandar
Tulus S
Ulul Azmiyati
Umar Fauzi
Umar Fauzi Ballah
Umar Kayam
Umbu Landu Paranggi
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Usman Arrumy
Utari Tri Prestianti
Viddy AD Daery
Virdika Rizky Utama
W Haryanto
W.S. Rendra
Wahyu Prasetya
Wan Anwar
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wina Bojonegoro
Wita Lestari
Wong Wing King
Wowok Hesti Prabowo
Xu Xi (Sussy Komala)
Y. Thendra BP
Y. Wibowo
Yanusa Nugroho
Yasraf Amir Piliang
Yayat R. Cipasang
Yohanes Sehandi
Yona Primadesi
Yopi Setia Umbara
Yudhi Herwibowo
Yudi Latif
Yusri Fajar
Yusuf Ariel Hakim
Yuval Noah Harari
Zacky Khairul Uman
Zainuddin Sugendal
Zamakhsyari Abrar
Zawawi Se
Zed Abidien
Zehan Zareez
Zhaenal Fanani
Zubaidi Khan
Zuniest
Tidak ada komentar:
Posting Komentar