http://www.suaramerdeka.com/
http://syoga.blogspot.com/
S Yoga
Jam berapa sekarang?. Aku berjalan mondar-mandir di dalam kamar mandi. Apakah aku harus berangkat? Rasanya tubuh ini masih bau, aku cium sendiri tubuhku. Apakah aku harus mandi lagi? Rasanya tidak enak kalau tidak mandi lagi. Kenapa tubuh ini akhir-akhir ini baunya tidak enak? Jelas aku takut dan malu sekali bila tercium oleh teman-teman sekantor. Ah kenapa mulutku baunya tidak enak sekali, pantas istriku seringkali tidur di kamar sebelah. Aku harus mandi lagi. Aku tak peduli pertemuan di kantor terlambat. Aku tidak peduli.
Aku terkejut dengan reaksi perutku yang tiba-tiba sakit luar biasa seolah ada yang mencabik-cabik dari dalam. Berarti obat dari dokter itu tak ada artinya. Dokter hanya bilang ini semua ada kaitannya dengan pencernaan. Dan alat pencernaan ada kaitannya dengan menu makanan dan minuman yang saban hari aku santap. Dokter mengingatkan bahwa semua yang dimakan manusia ada sebab akibatnya. Kalau yang dimakan halal keluarnya ya halal. Kalau yang dimakan haram keluarnya ya haram. Kalau kita dapat uang dengan cara yang tidak jujur, dibelikan apa pun juga tidak berguna bahkan bisa mencelakakan kita. Ah ini dokter atau seorang pendakwah.
Aku termenung di atas kloset. Aku merasa sejarah manusia memang selalu kelam. Sejarah manusia memang selalu terluka. Terluka oleh orang lain. Oleh perasaan kita sendiri. Oleh nasib kita yang selalu tidak mujur. Oleh orang-orang yang dekat dengan diri kita. Oleh orang-orang yang kita cintai. Terluka oleh anak-anak kita. Terluka oleh istri tercinta kita. Oleh orang tua kita. Oleh mertua kita. Semua ini bermula dari ayah mertua. Aku diminta segera membuat surat lamaran, temannya sanggup meloloskan, aku tak bisa menolak karena istri mengancam akan pergi kalau aku tidak bisa membahagiakan dirinya pada hari kemudian, katanya dia perlu hidup yang layak dan terpandang. Aku tak bisa berbuat apa-apa.
Aku berdiri menikmati guyuran air dari shower. Semua ini karena istriku. Ya istriku. Aku tahu siapa yang berlaku tidak baik di rumah ini. Sudah tidak beres keluarga ini. Aku sudah merasa sejak dulu ketika aku menikah dengannya. Dulu kelihatan baik. Tapi akhirnya semuanya terbongkar sudah. Betapa malunya aku sebagai kepala keluarga. Memang watak hatinya keras. Tapi apakah ia tidak ingat sebentar lagi akan mati. Apa yang kita cari di dunia? Apakah semua kekayaan akan kita bawa ke alam baka. Aku benar-benar tidak bisa mengendalikan dia. Aku sebagai kepala keluarga rupanya tidak pernah dihormati. Dia pinginnya menang sendiri. Hancur keluarga. Apalagi mulut racunnya, selalu mendidik anak-anaknya agar tidak menghormati ayahnya. Mana ada sekarang anak-anakku yang hormat padaku. Tidak ada. Semua karena perempuan itu. Anak-anak dimanja dengan uang dan materi sehingga selalu menuntut uang padaku. Istriku inginnya mengendalikan keluarga. Ia yang mengatur kehidupan anak-anak. Semua keinginannya harus terwujud meski anak-anak tidak setuju. Jadi obsesi keinginannya ditimpakan pada anak-anaknya yang suruh menjalani. Keberadaanku sebagai suami rasanya tidak diakui lagi. Diremehkan. Tapi biarlah semua itu suatu saat nanti ia pasti akan sadar. Bagaimana harus menegakkan keharmonisan keluarga. Semua itu akhirnya berimbas pada cara kerjaku. Pekerjaanku di kantor secara tidak langsung diatur sama istriku. Sedikit-sedikit aku diminta memark up pengeluaran keuangan untuk keperluan keluarga. Aku harus belikan gelang. Aku harus belikan cincin. Aku harus belikan mobil. Akhirnya aku harus pandai-pandai menyiasati pembukuan. Selama ini berjalan baik-baik saja, karena ada pengertian juga dari atasan. Tapi hari ini aku harus berhadapan dengan petugas komisi pemeriksa keuangan. Betapa mentalku jatuh. Aku takut ketahuan. Aku takut.
Aku duduk di pinggir bak mandi sambil bermain air. Kalau aku pikir-pikir. Kapal ini sudah karam. Untuk apa dipertahankan. Tidak jelas siapa nakhodanya di rumah ini. Mestinya aku. Tapi tiba-tiba istriku yang mengambil alih hanya karena wataknya yang tak mau mengalah dan kehendaknya harus dipatuhi, ia yang mengatur keuangan keluarga. Rasanya aku hanya boneka. Akhirnya keadaan di rumah menjadi kacau, padahal sudah bertahun-tahun kami menikah dan akhir-akhir ini sering bertengkar hanya karena masalah-masalah sepele, berapa kali saja hal ini terjadi, sudah tidak bisa dihitung. Seminggu ia tidak mau bicara denganku.
Dua minggu kemudian aku tidak mau bicara dengannya. Dan tiba-tiba seminggu kemudian tanpa ada yang tahu kami sudah baikan kembali. Sebulan kemudian hal seperti itu berulang kembali. Terus menerus karena hal-hal yang sepele, yang semua itu sebenarnya bersumber pada keinginan-keinginan istriku untuk beli ini itu yang dirasa kurang, ya apalagi kalau bukan keberadaan uang kami yang sudah menipis. Bahkan beberapa kali ia ngungsi ke rumah ayahnya. Hal itu apa contoh yang baik bagi anak-anak.
Sekarang saatnya aku harus mempertanggungjawabkan semuanya. Aku harus menghadapi pemeriksaan dari pengawas keuangan. Apalagi para pegawai pengawas keuangan aku dengar sama sekali tidak mau disogok, tidak mau diajak kerja sama. Aku benar-benar bingung. Selama ini tidak ada yang pernah lolos dari pengawasan pegawai tersebut. Di sisi lain aku sangat hormat kepada petugas penyidik keuangan yang sama sekali masih memegang komitmen moral dalam tugas-tugasnya, sama sekali tidak mau menyalahgunakan jabatan. Andai mereka mau bekerja sama tentu saja mereka akan kaya raya. Karena hampir semua instansi bisa lolos dari jerat hukum tindak pidana korupsi dengan membayar sejumlah uang. Memang dibutuhkan orang-orang seperti mereka untuk membangun bangsa ini. Kalau semua korupsi dapat diberantas, maka orang-orang sepertiku akan berpikir tujuh kali untuk melakukan tindakan tercela ini. Tidak berani korupsi lagi. Para atasan tidak berani lagi seenaknya sendiri mengunakan uang negara untuk memperkaya diri sendiri. Karena semua uang negara pada intinya adalah uang rakyat. Dan para pegawai digaji oleh rakyat. Lewat pajak dan lain sebagainya.
"Ya, sebentar lagi aku harus menemui mereka. Komisi pemeriksa keuangan. Namun rasanya nyaliku kecil. Aku harus bicara apa. Skenario atasan agar aku berbohong dengan mengeluarkan proyek-proyek fiktif, apakah ini berhasil, aku sendiri sangsi, petugas itu sangat jeli. Apa aku terus terang saja bahwa kami telah melakukan penyelewengan keuangan.
"Kalau hal ini aku lakukan hari itu pula rasanya merupakan hari kemenangan bagiku karena aku telah lulus dari ujian hidupi. Aku kembali menjalani hidup yang bersih kembali. Aku masih bingung. Pikiranku kacau. Apa aku melarikan diri saja keluar negeri biar mereka tidak bisa melacak. Aku menghilang dan tak pernah ditemukan. Di sana aku bisa hidup bahagia."
Berjalan hilir mudik bingung bukan main. Apakah aku hadir dalam pertemuan nanti? Apakah aku tetap di sini hingga pertemuan usai? Kalau aku tidak hadir pastilah mereka akan memarahiku bukan main. Kalau aku hadir, semua akan terbongkar. Rasanya yang paling tepat aku harus hadir. Aku harus hadir. Berani berbuat harus berani mempertanggungjawabkan. Inilah hidup. Rasanya lebih baik aku mengikuti semua petunjuk atasan saja. Biarlah kalau ketahuan atasan juga akan kena. Atasan pastilah sudah menyusun pertemuan ini dengan rapi. Atasan tentu sudah punya jalur-jalur yang harus ditutup. Atasan pasti punya backing yang lebih kuat lagi. Jadi kenapa aku harus takut dengan petugas pemeriksa keuangan? Ya aku putuskan untuk berangkat sekarang juga waktu masih cukup. Seperempat jam dari rumah sudah sampai kantor. Aku harus berangkat. Aku harus berani.
Segera memakai baju dan celana, jas, dasi dan sepatu, bercermin, mematut matut diri, siap berangkat. "Tapi bau apa ini yang keluar? Bau apa ini? Busuk sekali. Busuk sekali. Pasti kloset itu. Kubuka kloset. Bukan ternyata. Lalu bau apa. Pastilah bak mandi itu. Tapi nggak ada apa-apa. Tidak ada bangkai. Ini pasti bangkai tikus. Pastilah tikus itu mati di saluran pipa. Kuperiksa saluran pipa. Bukan dari saluran pipa. Kalau dari pipa pastilah baunya busuk sekali di sekitarnya. Lalu bau apa? Apa kaos kaki ini? Tapi barusan dicuci."
Bercermin lalu mencium baju dan tubuh. "Ya, Tuhan bau busuk itu datang dari tubuhku. Ya tubuhku yang berbau busuk. Tubuhku yang kotor. Jiwaku yang kotor. Hatiku yang tercela. Tentu saja dengan bau yang sebusuk ini aku tidak berani menghadap pegawai pemeriksa keuangan. Aku tahu mereka pasti akan mencium bau busukku. Bau yang sangat busuk. Aku tak akan pergi ke kantor. Aku tak berani menghadap. Bau busuk ini harus aku tutupi dengan apa? Dengan apa?" Aku ingat ini mungkin cobaan dari Allah karena dulu Nabi Ayub pernah merasakan sakit yang luar biasa dengan bau busuk menyebar dari koreng yang memenuhi tubuhnya, sehingga istrinya saja enggan untuk melayani bahkan berniat untuk meninggalkan, niatan istrinya ketahuan oleh Nabi Ayub dan beliau bernazar kalau ia sembuh nanti istrinya akan dihukum cambuk seratus kali. Namun karena kesabaran dan ketabahan hati akan cobaan itu beliau akhirnya sehat kembali. Istrinya kemudian dihukum cambuk, tidak seratus kali namun sekali cambuk dengan sapu yang lidi-lidinya kalau dihitung jumlahnya seratus biji.
Aku ambil bedak di tempat rias dekat cermin. Dengan bedak ini baunya akan hilang. Aku taburkan bedak ke wajah dan seluruh tubuh yang sudah berpakaian rapi. Baunya hilang. Aku teriak-teriak sambil berlari-lari. Aku gembira. Aku bahagia. "Bau busuk hilang. Hilang. Oh masih bau! Masih bau busuk! Seolah bau busuk datang dari neraka. Kotoran terbusuk di dunia. Aku harus bersih menghadap petugas peyidik keuangan. Aku harus bersih. Tidak sebusuk ini. Memang baunya luar biasa. Siapa pun pasti akan mencium. Pasti tercium. Sepandai-pandai tupai meloncat suatu saat akan jatuh juga. Sepandai-pandai menyimpan bangkai suatu saat akan tercium juga. Ya hidupku penuh dengan kebusukan. Penuh dengan orang-orang busuk yang berada di sekitarku. Ya semuanya karena uang. Uang dan godaan materilah yang membuat semua bau busuk ini. Rasanya aku sudah menjadi gila sekarang. Aku harus bagaimana?" Aku berlari-lari sendiri di dalam kamar mandi Kalau aku menghadap..."Ah tidak mungkin." Aku berdiri di pinggir bak mandi. "Ah, kacau semua hidup ini. Lebih baik aku mandi lagi biar bersih." Aku masuk bak mandi dengan pakaian lengkap. "Ya, Allah ampunilah aku. Aku kapok. Aku tak akan mengulangi lagi." Kepala aku celup-celupkan ke dalam air, timbul-tenggelam. Aku merasa hati nuraniku yang sering timbul-tenggelam dalam bau busuk kehidupan terus meronta-ronta. "Bau busuk. Busuk sekali. Awas bau busuk.... Awas bau busuk..... Busuk... Busuk..."
Di rumah megah itu tak seorang pun tahu kalau di dalamnya ada seorang yang terus meronta-ronta dalam hidupnya. Hingga waktu berjalan terus tak pernah menggenal ampun menggerus usia kita. ***
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A Rodhi Murtadho
A. Ginandjar Wiludjeng
A. Junianto
A. Kurnia
A. Qorib Hidayatullah
A. Yusrianto Elga
A.S Laksana
A’yat Khalili
Aang Fatihul Islam
Abdul Azis Sukarno
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Hadi WM
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Malik
Abdul Razak
Abdul Rosyid
Abdul Wahab
Abdurrahman Wahid
Abu Salman
Acep Iwan Saidi
Acep Zamzam Noor
Adam Chiefni
Ade P. Nasution
Adhitia Armitriant
Adi Prasetyo
Adrizas
AF. Tuasikal
Afriza Hanifa
Afrizal Malna
Agama Para Bajingan
Agnes Rita Sulistyawaty
Aguk Irawan M.N.
Agus B. Harianto
Agus Buchori
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sulton
Agus Sunyoto
Ahda Imran
Ahid Hidayat
Ahmad Baso
Ahmad Faishal
Ahmad Fatoni
Ahmad Hasan MS
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Khotim Muzakka
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Naufel
Ahmad Rofiq
Ahmad S. Zahari
Ahmad Syauqi Sumbawi
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ahsanu Nadia
Aini Aviena Violeta
Ainul Fiah
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Sekhu
Akhmad Sofyan Hadi
Akhmad Taufiq
Akhudiat
Akmal Nasery Basral
Alam Terkembang
Alang Khoiruddin
Alex R. Nainggolan
Alfian Dippahatang
Ali Audah
Ali Mahmudi CH
Ali Rif’an
Almania Rohmah
Ami Herman
Amien Wangsitalaja
Aminah
Aminullah HA.Noor
Amir Sutaarga
Anam Rahus
Anata Siregar
Andari Karina Anom
Andina Dwifatma
Andong Buku #3
Andre Mediansyah
Andri Awan
Anett Tapai
Anggie Melianna
Anindita S Thayf
Anis Ceha
Anjrah Lelono Broto
Anton Bae
Anton Kurnia
Anton Wahyudi
Anwar Nuris
Ardi Bramantyo
Ardus M Sawega
Arie MP Tamba
Arie Yani
Arief Joko Wicaksono
Arief Junianto
Ariera
Arif Bagus Prasetyo
Aris Kurniawan
Arman A.Z.
Arswendo Atmowiloto
Arti Bumi Intaran
AS Sumbawi
Asarpin
Asep Sambodja
Asmaul Fauziyah
Asti Musman
Atafras
Awalludin GD Mualif
Ayu Wulan Sari
Aziz Abdul Gofar
Azizah Hefni
Bagus Takwin
Bahrul Ulum A. Malik
Balada
Bale Aksara
Balok Sf
Bambang Kempling
Bamby Cahyadi
Bandung Mawardi
Beni Setia
Benny Arnas
Benny Benke
Beno Siang Pamungkas
Bentara Budaya Yogyakarta
Berita
Berita Duka
Berita Koran
Bernando J Sujibto
Berthold Damshauser
BI Purwantari
Binhad Nurrohmat
Bobby Gunawan
Bonari Nabonenar
Brunel University London
Budaya
Budi Darma
Budi P. Hatees
Budiman S. Hartoyo
Burhanuddin Bella
Camelia Mafaza
Catatan
Cerbung
Cerpen
Chairul Akhmad
Chamim Kohari
Chavchay Syaifullah
Cover Buku
Cucuk Espe
D. Zaini Ahmad
D. Zawawi Imron
Dadang Ari Murtono
Dahta Gautama
Daisuke Miyoshi
Damhuri Muhammad
Dami N. Toda
Damiri Mahmud
Danarto
Daniel Paranamesa
Danusantoso
Dareen Tatour
Darju Prasetya
David Kuncara
Denny Mizhar
Denza Perdana
Desi Sommalia Gustina
Desiana Medya A.L
Dewan Kesenian Lamongan (DKL)
Dewi Indah Sari
Dewi Susme
Dian Sukarno
Didik Harianto
Didik Kusbiantoro
Dina Jerphanion
Dina Oktaviani
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur
Dipo Handoko
Diyah Errita Damayanti
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Doddy Wisnu Pribadi
Dody Kristianto
Dody Yan Masfa
Donny Anggoro
Donny Syofyan
Dorothea Rosa Herliany
Dr Junaidi SS MHum
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Pranoto
Dwi Wiyana
Dyah Ratna Meta Novia
Dyah Sulistyorini
Ecep Heryadi
Eddy Pranata PNP
Edeng Syamsul Ma’arif
Eep Saefulloh Fatah
EH Kartanegara
Eka Budianta
Eka Kurniawan
Eko Hendrawan Sofyan
Eko Hendri Saiful
Eko Windarto
Elnisya Mahendra
Elva Lestary
Emha Ainun Nadjib
Emil WE
Endah Sulwesi
Endo Suanda
Eppril Wulaningtyas R
Esai
Evan Ys
F. Moses
F. Rahardi
Fadlillah Malin Sutan
Fahmi Faqih
Fahrudin Nasrulloh
Faisal Kamandobat
Fajar Kurnianto
Fanani Rahman
Fanny Chotimah
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Febby Fortinella Rusmoyo
Felix K. Nesi
Festival Sastra Gresik
Gabriel Garcia Marquez
Galang Ari P.
Galuh Tulus Utama
Gampang Prawoto
Gandra Gupta
Ganug Nugroho Adi
Gerson Poyk
Ghassan Kanafani
Gita Nuari
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gunoto Saparie
H.B. Jassin
Habibullah
Hadi Napster
Hadriani Pudjiarti
Halim HD
Halimi Zuhdy
Hamberan Syahbana
Han Gagas
Hanibal W. Y. Wijayanta
Hardi
Haris del Hakim
Haris Saputra
Harri Ash Shiddiqie
Hartono Harimurti
Hary B Kori’un
Hasan Aspahani
Hasan Junus
Hasif Amini
Hasnan Bachtiar
Hasta Indriyana
HE. Benyamine
Hendra Junaedi
Hendra Makmur
Heri CS
Heri Latief
Heri Listianto
Herman RN
Herry Lamongan
Heru CN
Heru Nugroho
Hikmat Gumelar
HL Renjis Magalah
Hudan Nur
Hujuala Rika Ayu
Huminca Sinaga
IBM. Dharma Palguna
Ibnu Wahyudi
Ida Farida
Idris Pasaribu
Ignas Kleden
Ignatius Haryanto
Iksan Basoeky
Ilham Khoiri
Imam Cahyono
Imam Muhtarom
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Rosyid
Imron Tohari
Indiar Manggara
Indra Intisa
Indra Tjahyadi
Indra Tranggono
Indrian Koto
Ira Puspitaningsih
Irfan Budiman
Isbedy Stiawan Z.S.
Iskandar Noe
Iskandar Zulkarnain
Ismail Marzuki
Iva Titin Shovia
Iwan Kurniawan
Jabbar Abdullah
Jafar Fakhrurozi
Jalan Raya Simo Sungelebak
Jamal D. Rahman
Jamal T. Suryanata
Javed Paul Syatha
Jayaning S.A
JILFest 2008
Jody Setiawan
Johan Edy Raharjo
Johannes Sugianto
Joko Pinurbo
Joko Sandur
Joni Ariadinata
Jual Buku
Jual Buku Paket Hemat
Juan Kromen
Julika Hasanah
Jurnalisme Sastrawi
Jusuf AN
Juwairiyah Mawardy
Ka’bati
Karanggeneng
Karya Lukisan: Andry Deblenk
Kasnadi
Keith Foulcher
Kemah Budaya Panturan (KBP)
Khansa Arifah Adila
Khoirul Inayah
Khoirul Rosyadi
Khudori Husnan
Ki Ompong Sudarsono
Kirana Kejora
Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Sastra Ilalang Indonesia
Korrie Layun Rampan
Kostela
Kritik Sastra
Kukuh S Wibowo
Kurnia Effendi
Kurniawan
Kuswaidi Syafi'ie
L.N. Idayanie
Laili Rahmawati
Lamongan
Lan Fang
Langgeng Widodo
Lathifa Akmaliyah
Leila S. Chudori
Lely Yuana
Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember
Liestyo Ambarwati Khohar
Lina Kelana
Linda Sarmili
Liza Wahyuninto
Lucia Idayanie
Lukman A Sya
Lutfiah
Lynglieastrid Isabellita
M Arman AZ
M Ismail
M Thobroni
M. Afifuddin
M. Arwan Hamidi
M. Lukluk Atsmara Anjaina
M. Lutfi
M. Luthfi Aziz
M. Nurdin
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
M.S. Nugroho
Mahendra Cipta
Mahmud Jauhari Ali
Mahmud Syaltut Usfa
Mahmudi Arif Dahlan
Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Martin Aleida
Maruli Tobing
Mas Ruscita
Mashuri
Masuki M. Astro
Matroni
Matroni Muserang
Media: Crayon on Paper
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Mia Arista
Mia El Zahra
Mikael Johani
Misbahus Surur
Misran
Mohamad Ali Hisyam
Mohammad Eri Irawan
Much. Khoiri
Muh. Muhlisin
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Amin
Muhammad Aris
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Rain
Muhammad Taufiqurrohman
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun
Muhammadun AS
Muhidin M Dahlan
Mujtahid
Mujtahidin Billah
Mukti Sutarman Espe
Mulyadi SA
Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik
Munawir Aziz
Musfarayani
Musfi Efrizal
Nafisatul Husniah
Nandang Darana
Naskah Teater
Nelson Alwi
Ni Made Purnamasari
Nikmatus Sholikhah
Nina Herlina Lubis
Nina Susilo
Ning Elia
Noor H. Dee
Noval Jubbek
Novel-novel berbahasa Jawa
Novelet
Nunuy Nurhayati
Nur Azizah
Nur Hamzah
Nur Kholiq
Nurdin Kalim
Nurel Javissyarqi
Nurul Aini
Nurul Anam
Nurul Komariyah
Nuryana Asmaudi SA
Nyoman Tusthi Eddy
Obrolan
Okty Budiati
Orasi Budaya Akhir Tahun 2018
Otto Sukatno CR
Oyos Saroso H.N.
Pagan Press
Pagelaran Musim Tandur
Palupi Panca Astuti
Parimono V / 40 Plandi Jombang
Pawang Surya Kencana
PDS H.B. Jassin
Petrus Nandi
Politik
Politik Sastra
Pradana Boy ZTF
Pramoedya Ananta Toer
Pramono
Pringadi AS
Prof Dr Fabiola D. Kurnia
Prosa
Puisi
Puji Santosa
Puji Tyasari
Puput Amiranti N
Purnawan Andra
Purnawan Kristanto
Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin
Pustaka Ilalang Group
PUstaka puJAngga
Putu Wijaya
Qaris Tajudin
R. Ng. Ronggowarsito
Rachmad Djoko Pradopo
Radhar Panca Dahana
Rahmat Kemat Hidayatullah
Rahmat Sularso Nh
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Rasanrasan Boengaketji
Raudal Tanjung Banua
Redland Movie
Reiny Dwinanda
Resensi
Rialita Fithra Asmara
Ribut Wijoto
Riki Dhamparan Putra
Riki Utomi
Ririe Rengganis
Risang Anom Pujayanto
Riyon Fidwar
Robin Al Kautsar
Robin Dos Santos Soares
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Roso Titi Sarkoro
Rozi Kembara
Rukardi
Rumah Budaya Pantura (RBP)
Rusmanadi
S Yoga
S. Jai
S.W. Teofani
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Saiful Amin Ghofur
Saiful Anam
Sainul Hermawan
Sajak
Salamet Wahedi
Salman S. Yoga
Samsudin Adlawi
Samsul Anam
Sanggar Lukis Alam
Sanggar Pasir
Sanggar Rumah Ilalang KSII
Santi Puji Rahayu
Sapardi Djoko Damono
Saroni Asikin
Sartika Dian Nuraini
Sastra dan Kuasa Simbolik
Sastra Jawa Timur
Satmoko Budi Santoso
Saut Situmorang
Sayyid Fahmi Alathas
SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang
SelaSastra Boenga Ketjil
SelaSastra Boenga Ketjil #33
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Sergi Sutanto
Setia Naka Andrian
Shiny.ane el’poesya
Sholihul Huda
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sinopsis
Siti Khoeriyah
Siti Muyassarotul Hafidzoh
Siti Sa’adah
Siwi Dwi Saputra
Siwi Dwi Saputro
Sjifa Amori
Slamet Rahardjo Rais
Soegiharto
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sosiawan Leak
Spectrum Center Press
Sri Weni
Sri Wintala Achmad
Suci Ayu Latifah
Sucipto Hadi Purnomo
Sudirman
Sugi Lanus
Sukron Ma’mun
Sulaiman Djaya
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sungging Raga
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Supriyadi
Surya Lesmana
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Suyanto
Syaf Anton Wr
Syaifuddin Gani
Syaiful Amin
Syarif Wadja Bae
Sylvianita Widyawati
TanahmeraH ArtSpace
Tarmuzie (1961-2019)
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Presetyo
Teguh Setiawan
Teguh Winarsho AS
Temu Penyair Timur Jawa
Tengsoe Tjahjono
Tia Setiadi
Tirto Suwondo
Tita Tjindarbumi
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan
Tosa Poetra
Tri Nurdianingsih
Triyanto Triwikromo
TS Pinang
Tu-ngang Iskandar
Tulus S
Ulul Azmiyati
Umar Fauzi
Umar Fauzi Ballah
Umar Kayam
Umbu Landu Paranggi
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Usman Arrumy
Utari Tri Prestianti
Viddy AD Daery
Virdika Rizky Utama
W Haryanto
W.S. Rendra
Wahyu Prasetya
Wan Anwar
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wina Bojonegoro
Wita Lestari
Wong Wing King
Wowok Hesti Prabowo
Xu Xi (Sussy Komala)
Y. Thendra BP
Y. Wibowo
Yanusa Nugroho
Yasraf Amir Piliang
Yayat R. Cipasang
Yohanes Sehandi
Yona Primadesi
Yopi Setia Umbara
Yudhi Herwibowo
Yudi Latif
Yusri Fajar
Yusuf Ariel Hakim
Yuval Noah Harari
Zacky Khairul Uman
Zainuddin Sugendal
Zamakhsyari Abrar
Zawawi Se
Zed Abidien
Zehan Zareez
Zhaenal Fanani
Zubaidi Khan
Zuniest
Tidak ada komentar:
Posting Komentar