Jumat, 07 November 2008

Cerita Pilu Kepulangan TKW

Judul Novel : Sumi; Jejak Cinta Perempuan Gila
Penulis : Maria Bo Niok
Penerbit : Arti Bumi Intaran, Yogyakarta
Cetakan : I Mei 2008
Tebal : 198 halaman
Peresensi : MG. Sungatno *
cawanaksara.blogspot.com

Pada 16 Agustus 2007, sebuah keluarga di Dusun Tanjung Kerta, Kabupaten Karawang, terlihat bahagia dan memendam banyak harapan. Pasalnya, keluarga itu merestui puterinya, Lamah, untuk bekerja di Taiwan sebagai TKW. Sayangnya, pada 20 Maret 2008, kebahagiaan dan harapan itu sirna seketika. Sebab, Lamah sudah tinggal nama dan jenazahnya dipulangkan pada 21 April 2008. Pahlawan devisa itu telah 'gugur' di Taiwan. Nasib Lamah telah menyusul puluhan nasib para TKI-TKW yang lebih dahulu 'gugur' dengan kasus yang tidak jauh berbeda. Tragis, itulah kisahnya.

Tidak jauh berbeda dengan nasib Sumi. Gadis remaja asal Leksono, Wonosobo, Jawa Tengah (Jateng) yang hanya mampu menamatkan sekolahnya di jenjang SMA ini, pulang dari Hongkong sebagai TKW terjangkit cerita yang memilukan. Sumi menjadi gila. Keberuntungannya, meskipun Sumi tergeletak tidak sadarkan diri di jalan raya, raja maut tidak menghampirinya. Melainkan, majikannya Sumi –Ryusho yang terpaksa meninggal dunia. Ryusho tertabrak mobil dan terkapar di jalan dengan darah yang meluber dan menggenang di atas aspal.

Tragedi Sumi itulah yang menjadi titik inti Maria Bo Niok dalam mengembangkan ceritanya hingga sebanyak 198 halaman ini. Dihadirkannya novel –meskipun- tipis namun syarat dengan kritik sosial ini, merupakan salah satu wujud dari transformasi kegelisahan-kegelisahan Niok dalam memandang realita kehidupan yang dialami para TKI-TKW di negeri seberang.

Sebagai penulis yang juga pernah bertahun-tahun bekerja sebagai TKW di Hongkong dan Taiwan, Niok sangat merasakan betul apa-apa yang menjadi kendala dan rintihan para TKW. Bersama novel inilah salah satu kendala dan rintihan para TKW itu diadukan Niok kepada pembaca dengan aroma sastra.

Layaknya para TKW atau buruh migran perempuan (BMP) yang bekerja sebagai pekerja rumah tangga (PRT) pada umumnya, tokoh Sumi diangkat dari setting keluarga dan desa yang tingkat perekonomiannya masih lemah. Sumi terlahir di tengah keluarga yang kurang mampu hingga memaksanya untuk berhenti sekolah di tingkat sekolah menengah atas (SMA). Selanjutnya, untuk meringankan perekonomian yang ditanggung keluarganya, Sumi membantu sang ayah, Parto, dalam memproduksi bahan bakar arang untuk dijual di masyarakat sebagai bahan bakar pendamping atau pengganti minyak. Adapun hasilnya diserahkan kepada keluarga untuk biaya hidup sehari-hari dan menyekolahkan adik-adiknya Sumi.

Karena tuntutan ekonomi yang semakin medesak, akhirnya Sumi memutuskan berangkat ke Hongkong sebagai PRT, melalui Yati –adik ipar Parto- dan salah satu PJTKI di Jakarta. Sesampainya di Hongkong, Sumi bertemu dan bekerja di sebuah rumah milik Nyonya Tze Bik Yut dan Ryusho. Dengan sifat dasarnya yang rajin, cepat, tanggap, dan pengertian, serta paras wajahnya yang cantik, membuat Sumi disayang keluarga tersebut, terlebih tuan muda Ryusho.

Selama hampir dua tahun, diam-diam Ryusho mempunyai rasa cinta terhadap Sumi. Namun, Ryusho sama sekali belum berani dan percaya diri mengungkapkan isi hatinya itu. Meskipun kesepakatan kontrak kerja Sumi dengan keluarga tersebut hendak berakhir, Ryusho masih saja belum berani mengatakan cintanya. Namun, satu minggu sebelum kontrak kerja habis, akhirnya Ryusho mulai memaksakan diri untuk mendekati Sumi. Ia memohon Sumi untuk menandatangani kontrak kerja lagi, dengan berbagai alasan tentunya. Mengetahui tingkah laku dan maksud cucunya itu, nenek Tze mulai mendekakti Sumi dan membujuknya untuk bekerja lagi di rumah itu.

Kerjasama nenek dan cucu dalam membujuk itu pun berhasil. Sumi sepakat dan berjanji untuk kerja kembali di keluarga tersebut. Ryusho merupakan anak dari pasangan Obi Moto dan Tze Ming Ming yang menetap di Jepang. Sementara, keberadaan Ryusho di Hong Kong merupakan keputusannya untuk melanjutkan pendidikan di salah satu perguruan tinggi di sana. Sedangkan Nenek Tze merupakan nenek Ryusho yang lebih memilih menetap di Hong Kong daripada di Jepang.

Kontrak kerja Sumi yang pertama berakhir. Dengan sejumlah upah yang diterimanya, Sumi pulang kampung. Sesampai di rumah, Sumi disambut gembira oleh keluarga dan masyarakat setempat. Selain membawa uang yang banyak, Sumi dinilai keluarga dan masyarakat tambah cantik, terlebih saat Sumi memakai gaun yang tampak anyar, harum dan serasi dengan kuning langsat tubuhnya. Yang lebih disukai masyarakat, Sumi mulai berani tegur sapa dan murah senyum dengan masyarakat yang mendatangi maupun berpapasan dengannya. Begitu juga dengan tingkah lakunya yang sopan santun, tutur katanya yang tidak mencerminkan kesombongan, dan tidak segan-segan pergi ke sawah untuk membantu ayahnya, sama sekali tidak lepas dari perangainya. Akibatnya, ia seakan menjadi bunga desa dadakan. Semua anak-anak muda dan orang tua mulai ngerumpi tentang kedatangannya yang membawa perubahan dan tidak melepaskan hal-hal yang dinilai baik oleh masyarakat.

Cuti kerja dua minggu pun hendak berakhir, tinggal empat hari. Sisa waktu itu akhirnya dihabiskan Sumi di tempat Yati di Jakarta. Sayangnya, Kino yang sempat menaruh hati terhadap Sumi sebelum menjadi TKW, terlambat pulang ke rumahnya yang satu desa dengan Sumi. Kino gagal untuk mengungkapkan perasaannya terhadap Sumi yang telah lama ia pendam. Padahal, sebelumnya Sumi juga merasakan perasaan yang sama terhadap Kino.

Namun, karena Sumi ragu dan belum pernah mendengar langsung isi hati Kino, akhirnya Sumi menganggap hal itu tidak akan pernah terjadi dan hanya angan-angan kosong bagi Sumi. Apalagi latar belakang Kino berasal dari keluarga yang status sosialnya lebih tinggi dan dihormati masyarakat daripada keluarga Sumi yang hanya petani kecil, dan produsen bahan bakar arang.
Meskipun terlambat, akhirnya Kino bahagia juga. Sebab, orang tua Kino telah menjalin kesepakatan dengan keluarga Sumi untuk menjodohkan Kino dengan Sumi.

Kasihan bagi Sumi. Setelah ia kembali ke Hong Kong dan menerima pernyataan cinta Ryusho terhadap dirinya, kabar dari kampung itu baru sampai di pendengarannya. Lebih kasihan lagi, ternyata Sumi telah menyepakati niat Ryusho yang hendak menikahi dirinya. Dan ia tdak kuasa untuk membatalkannya.

Di antara dua pilihan yang dilematis itu, Sumi lebih memilih Ryusho. Tanpa memberitahu dan meminta restu dari orangtuanya, Sumi menjalankan pesta perkawinannya dengan Ryusho. Pasca pernikahan, Sumi mengajukan permintaan kepada suaminya untuk pindah rumah. Permintaan itu pun terkabul. Akibatnya, keluarga di desa tidak bisa menghubungi atau menyurati dirinya. Begitu juga dengan teman-teman PRT dari Indonesia, yang telah mengenalnya. Mereka tidak bisa menghubungi maupun mengetahui keberadaan Sumi.
Penyesalan pun mulai dirasakan Sumi. Selain menghilangkan jejak dan tidak meminta do'a restu atas pernikahannya, ternyata sang suami mengidap penyakit kelainan seks, sado mashokhism. Kebutuhan batin sebagai sang istri pun belum pernah didapatkannya, pada malam pertama sekalipun. Bukan hanya itu, saat Sumi dan suaminya jalan-jalan dan berbelanja di Shopping Centre, Ryusho tertabrak mobil yang melintas di jalan hingga meninggal.

Melihat suaminya yang meninggal dengan mengeluarkan darah yang melumuri aspal jalanan kala itu, Sumi langsung shock berat. Ingatan Sumi terganggu; gila. Merasa tidak sanggup merawat Sumi yang semakin hari semakin parah, akhirnya keluarga mertua membawa Sumi ke berbagai tempat untuk carikan obat. Namun, usaha mereka sia-sia. Akhirnya mereka memutuskan agar Sumi dipulangkan kepada orangtuanya di Indonesia dan biaya selama perawatan serta penyembuhan Sumi pun ditanggung oleh keluarga Ryusho.

Meskipun menyisakan luka yang mendalam bagi Kino yang mengetahui cerita suram itu, Kino berjanji merahasiakan masa lalu Sumi selama menjalani kontrak kerja yang kedua. Di antara sekian banyak masyarakat dan orangtua Sumi, yang mengetahui cerita suram Sumi adalah Kino. Sebab, waktu keadatangan Sumi yang diantar mertua dan neneknya kala itu yang bisa memahami dan menemani adalah Kino seorang. Baik masyarakat maupun orangtua Sumi tidak ada yang bisa berbahasa dan paham dengan bahasa Inggris yang digunakan orangtua Ryusho saat menjelaskan maksud dan tujuan mereka mengantarkan Sumi. Demi kesetiaan dan cintanya yang besar terhadap Sumi, pada akhirnya Kino mau menerima dan menikahi Sumi setelah sembuh dari gila.

Menyedihkan dan mengharukan. Itulah latar suasana yang digunakan Niok dalam menghadirkan separoh terakhir cerita Sumi; Jejak Cinta Perempuan Gila ini. Sebagai novel yang menggunakan tema genre baru, novel ini terasa asyik untuk dinikmati di tengah merebaknya novel-novel yang lain. Meskipun jenis begitu, kurang kuatnya bahasa penceritaan dan carut-marutnya bahasa Jawa yang sering menyelinap di antara bahasa-bahasa lain yang digunakan (Indonesia, Hong Kong, Jepang) menjadi catatan khusus untuk menyamankan pembaca dalam menikmati dan mengimajinasikan sisi lain kehidupan para TKI-TKW (PRT); yang hingga saat ini masih saja diminati rakyat Indonesia. Aneh.

*) Pegiat di Scriptorium Lintang Sastra, Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Ginandjar Wiludjeng A. Junianto A. Kurnia A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.S Laksana A’yat Khalili Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Razak Abdul Rosyid Abdul Wahab Abdurrahman Wahid Abu Salman Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adam Chiefni Ade P. Nasution Adhitia Armitriant Adi Prasetyo Adrizas AF. Tuasikal Afriza Hanifa Afrizal Malna Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunyoto Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Baso Ahmad Faishal Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Naufel Ahmad Rofiq Ahmad S. Zahari Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ainul Fiah Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akhudiat Akmal Nasery Basral Alam Terkembang Alang Khoiruddin Alex R. Nainggolan Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Almania Rohmah Ami Herman Amien Wangsitalaja Aminah Aminullah HA.Noor Amir Sutaarga Anam Rahus Anata Siregar Andari Karina Anom Andina Dwifatma Andong Buku #3 Andre Mediansyah Andri Awan Anett Tapai Anggie Melianna Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Bae Anton Kurnia Anton Wahyudi Anwar Nuris Ardi Bramantyo Ardus M Sawega Arie MP Tamba Arie Yani Arief Joko Wicaksono Arief Junianto Ariera Arif Bagus Prasetyo Aris Kurniawan Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Asmaul Fauziyah Asti Musman Atafras Awalludin GD Mualif Ayu Wulan Sari Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Bagus Takwin Bahrul Ulum A. Malik Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Beno Siang Pamungkas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Bernando J Sujibto Berthold Damshauser BI Purwantari Binhad Nurrohmat Bobby Gunawan Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Burhanuddin Bella Camelia Mafaza Catatan Cerbung Cerpen Chairul Akhmad Chamim Kohari Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Zaini Ahmad D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahta Gautama Daisuke Miyoshi Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Danusantoso Dareen Tatour Darju Prasetya David Kuncara Denny Mizhar Denza Perdana Desi Sommalia Gustina Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dewi Indah Sari Dewi Susme Dian Sukarno Didik Harianto Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur Dipo Handoko Diyah Errita Damayanti Djoko Pitono Djoko Saryono Doddy Wisnu Pribadi Dody Kristianto Dody Yan Masfa Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dr Junaidi SS MHum Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Wiyana Dyah Ratna Meta Novia Dyah Sulistyorini Ecep Heryadi Eddy Pranata PNP Edeng Syamsul Ma’arif Eep Saefulloh Fatah EH Kartanegara Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendrawan Sofyan Eko Hendri Saiful Eko Windarto Elnisya Mahendra Elva Lestary Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Sulwesi Endo Suanda Eppril Wulaningtyas R Esai Evan Ys F. Moses F. Rahardi Fadlillah Malin Sutan Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Kurnianto Fanani Rahman Fanny Chotimah Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Febby Fortinella Rusmoyo Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Gabriel Garcia Marquez Galang Ari P. Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Gandra Gupta Ganug Nugroho Adi Gerson Poyk Ghassan Kanafani Gita Nuari Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunoto Saparie H.B. Jassin Habibullah Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Han Gagas Hanibal W. Y. Wijayanta Hardi Haris del Hakim Haris Saputra Harri Ash Shiddiqie Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Aspahani Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana HE. Benyamine Hendra Junaedi Hendra Makmur Heri CS Heri Latief Heri Listianto Herman RN Herry Lamongan Heru CN Heru Nugroho Hikmat Gumelar HL Renjis Magalah Hudan Nur Hujuala Rika Ayu Huminca Sinaga IBM. Dharma Palguna Ibnu Wahyudi Ida Farida Idris Pasaribu Ignas Kleden Ignatius Haryanto Iksan Basoeky Ilham Khoiri Imam Cahyono Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Ira Puspitaningsih Irfan Budiman Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Zulkarnain Ismail Marzuki Iva Titin Shovia Iwan Kurniawan Jabbar Abdullah Jafar Fakhrurozi Jalan Raya Simo Sungelebak Jamal D. Rahman Jamal T. Suryanata Javed Paul Syatha Jayaning S.A JILFest 2008 Jody Setiawan Johan Edy Raharjo Johannes Sugianto Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Juan Kromen Julika Hasanah Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Ka’bati Karanggeneng Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Keith Foulcher Kemah Budaya Panturan (KBP) Khansa Arifah Adila Khoirul Inayah Khoirul Rosyadi Khudori Husnan Ki Ompong Sudarsono Kirana Kejora Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia Korrie Layun Rampan Kostela Kritik Sastra Kukuh S Wibowo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie L.N. Idayanie Laili Rahmawati Lamongan Lan Fang Langgeng Widodo Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lely Yuana Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Liestyo Ambarwati Khohar Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lucia Idayanie Lukman A Sya Lutfiah Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Ismail M Thobroni M. Afifuddin M. Arwan Hamidi M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Luthfi Aziz M. Nurdin M. Yoesoef M.D. Atmaja M.S. Nugroho Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahmud Syaltut Usfa Mahmudi Arif Dahlan Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Martin Aleida Maruli Tobing Mas Ruscita Mashuri Masuki M. Astro Matroni Matroni Muserang Media: Crayon on Paper Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mia Arista Mia El Zahra Mikael Johani Misbahus Surur Misran Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan Much. Khoiri Muh. Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Aris Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun Muhammadun AS Muhidin M Dahlan Mujtahid Mujtahidin Billah Mukti Sutarman Espe Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik Munawir Aziz Musfarayani Musfi Efrizal Nafisatul Husniah Nandang Darana Naskah Teater Nelson Alwi Ni Made Purnamasari Nikmatus Sholikhah Nina Herlina Lubis Nina Susilo Ning Elia Noor H. Dee Noval Jubbek Novel-novel berbahasa Jawa Novelet Nunuy Nurhayati Nur Azizah Nur Hamzah Nur Kholiq Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Aini Nurul Anam Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Okty Budiati Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Otto Sukatno CR Oyos Saroso H.N. Pagan Press Pagelaran Musim Tandur Palupi Panca Astuti Parimono V / 40 Plandi Jombang Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Petrus Nandi Politik Politik Sastra Pradana Boy ZTF Pramoedya Ananta Toer Pramono Pringadi AS Prof Dr Fabiola D. Kurnia Prosa Puisi Puji Santosa Puji Tyasari Puput Amiranti N Purnawan Andra Purnawan Kristanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pustaka Ilalang Group PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Ng. Ronggowarsito Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Rahmat Kemat Hidayatullah Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rasanrasan Boengaketji Raudal Tanjung Banua Redland Movie Reiny Dwinanda Resensi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Ririe Rengganis Risang Anom Pujayanto Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Roso Titi Sarkoro Rozi Kembara Rukardi Rumah Budaya Pantura (RBP) Rusmanadi S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saiful Amin Ghofur Saiful Anam Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman S. Yoga Samsudin Adlawi Samsul Anam Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang KSII Santi Puji Rahayu Sapardi Djoko Damono Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra dan Kuasa Simbolik Sastra Jawa Timur Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil SelaSastra Boenga Ketjil #33 Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siti Khoeriyah Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputra Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Soegiharto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sri Weni Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudirman Sugi Lanus Sukron Ma’mun Sulaiman Djaya Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Supriyadi Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaf Anton Wr Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syarif Wadja Bae Sylvianita Widyawati TanahmeraH ArtSpace Tarmuzie (1961-2019) Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Presetyo Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tia Setiadi Tirto Suwondo Tita Tjindarbumi Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tosa Poetra Tri Nurdianingsih Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Ulul Azmiyati Umar Fauzi Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Usman Arrumy Utari Tri Prestianti Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W Haryanto W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wan Anwar Wawan Eko Yulianto Wawancara Wina Bojonegoro Wita Lestari Wong Wing King Wowok Hesti Prabowo Xu Xi (Sussy Komala) Y. Thendra BP Y. Wibowo Yanusa Nugroho Yasraf Amir Piliang Yayat R. Cipasang Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yopi Setia Umbara Yudhi Herwibowo Yudi Latif Yusri Fajar Yusuf Ariel Hakim Yuval Noah Harari Zacky Khairul Uman Zainuddin Sugendal Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zed Abidien Zehan Zareez Zhaenal Fanani Zubaidi Khan Zuniest