Aini Aviena Violeta
Pagi itu sungguh indah. Matahari bersinar dengan cantiknya. Angin pun berhembus lembut. Burung burung berlompatan dengan riang. Sekerumunan anak-anak perempuan berpakaian seragam tak ingin kalah dengan meledakkan tawa yang dahsyaaat, mereka menyambut pagi dengan super hueboh di kantin sekolah. Empat gadis ter-usil di sekolah menghabiskan waktu senggangnya dengan gossip-gossip panas dan humor-humor gila.
Alexa anak tajir itu mengawali pembicaraan.
“Eh tau ga’ tadi malam gue habis dibeliin nyokap gue berlian harganya…”
“Berapa Xa harganya? Bagus ga’? Terus beli di mana? Aku boleh lihat ga’? Terus kapan ke rumahmu?”
“Stop, stop, stop, stop, Chintia yang super cerewet, gimana gue bisa ngejawab. Pertanyaan loe aja ga’ bisa diitung pake jari.” Sungut Alexa sambil memajukan bibir mungilnya 1 cm.
“Oke, gue jawab pertanyaan loe. Tapi satu aja ya, harga berlian gue 575.000.000,00.”
Nien yang sedang asyik berkutat dengan Kahlil Gibran pujangga favoritnya tersentak kaget.
“Ha…?! 575.000.000,00 hanya untuk sebuah berlian? Bayangkan, uang segitu banyak, bisa buat beli ratusan buku Kahlil Gibran.” Nien mengerutkan keningnya.
“Dari pada 575.000.000,00 buat berlian atau Kahlil Gibran, mending buat beli bola.” Si tomboy yang gibol tersenyum puas, di sertai dengan sorak sorai temannya .
“Huuu… huuuuu…”
Alexa yang tajir and manis, Chintia yang super cerewet namun cerdas, Nien sang puitis, dan Lunnar yang gibol banget, menurut mereka perbedaan itu bukan menjadi permasalahan, tapi bagi mereka perbedaan menjadi kebahagiaan dan warna-warna tersendiri dalam kehidupan mereka.
Bel berbunyi. Kantin yang semula padat penduduk kini sepi pengunjung. Gank Style yang tadinya asyik ngobrol segera meluncur menuju kelas mereka. Waktunya Al-Qur’an Hadits, pelajaran yang paling di takuti oleh Gank Style.
“Lagi lagi Pak Ishaq, guru aneh dan nyebelin.” Batin Alexa jengkel.
“Asssalamu’alaikum”
Semua mata terbelalak. Sebagian murid ada yang mengucek ucek matanya seolah memastikan. Suasana pun hening. Tak ada seorang pun yang menjawab salam itu.
“Assalamu’alaikum” salam itu terulang kembali oleh sosok pria berpeci. Semua murid masih bingung. “Selamat pagi anak-anak. Perkenalkan, saya pak Ahkam guru baru yang akan menggantikan pak Ishaq beberapa hari ini.”
Semua murid mengangguk angguk mengerti. Lalu setelah basa basi sebentar, pak Ahkam melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an. Semua mata masih terpana. Mereka kagum akan ketampanannya, kesopanannya, serta kewibawaannya. Suasana menjadi hening ketika suara merdu Pak Ahkam melantunkan beberapa ayat suci Al-Qur’an. Burung-burung dan pucuk- pucuk dedaunan seolah ikut hanyut dalam keheningan lantunan ayat-ayat nan suci itu; bagaikan masuk ke seluruh aliran darah meruntuhkan dinding-dinding kesombongan dan kecongkakan. Alexa tak mampu lagi menahan air matanya.
Tanpa terasa jarum jam menunjukkan pukul 08.00. “صدق الله العظيم” Kalimat itu mengakhiri pertemuan perdana Pak Ahkam dengan anak-anak didiknya. Sosok itu pun menghilang dari balik pintu. Satu menit kemudian tangisan Alexa beserta Gank Style meledak histeris entah apa sebab musababnya. Murid-murid yang lain hanya melongo, menyaksikan kejadian langkah itu.
***
Matahari belum terlalu tinggi, ketika Gank Style seperti biasa pergi ke rumah Alexa untuk melihat koleksi berlian yang ia punya. Mereka juga berdandan khas mereka sendiri. Nien dengan sweater manis. Chintia dengan blus warna putih. Lunnar dengan gaya khasnya, kaos sepak bola dan celana pendek selalu menemani hari-harinya.
“Tok… tok… tok…” Chintia mengetuk pintu depan rumah Alexa. Sambil menunggu Alexa untuk segera membuka pintu, Chintia bertanya pada dirinya sendiri.
“Nanti Alexa pake’ baju apa yach ? ”
“Pasti baju baru yang mahal-mahal dech! ” sahut Nien yang dari tadi mengusap-usap buku Kahlil Gibran yang baru saja jatuh.
“And gaul pastinya.” lanjut Chintia.
“Ya iya lah…! Kita kan Gank Style. Ga’ pernah ketinggalan zaman.” tambah lunar.
“Tok… tok… tok…” Tangan Chintia tanpa malas mengetuk ketuk pintu. Batin Chintia akhirnya jengkel juga.
“Alexaaa…! Bukain dong.” Chintia dan Lunnar memanggil Alexa.
Tiba tiba pintu terbuka. Seorang gadis anggun dengan senyum lebarnya yang manis berdiri tepat di ambang pintu.
Ya!!! Itu Alexa!
Dia tampak lebih anggun dengan balutan busana muslim yang menutup rapat aurat yang selalu diumbarnya.
“Haa…!?” Nien, Lunnar dan Chintia berteriak hampir bersamaan.
“Assalamu’alaikum.” Alexa mengucapkan salam. Tapi Lunnar masih melongo. Nien masih mengucek-ucek matanya. Dan Chintia tak berbicara sepatah kata pun.
“Assalamu’alaikum.”
Alexa menunggu jawaban dari teman temannya. Alexa pun mengingatkan mereka.
“Hey...! jawab salam itu hukumnya wajib loh!” Bibir mereka mulai terbuka.
“Wa...’a...la...i...kumm... ssa...lam ”. Mereka semua menjawab salam Alexa meskipun dengan terbata bata.
“Elo kok berubah banget sih?” Tanya Nien sambil garuk garuk kepala.
“Jangan jangan elo berubah 100% gara-gara guru baru itu? yang namanya!?”
Mereka bertiga berpikir keras.
“Pak Ahkaaam!!!” teriak Nien dan kawan-kawan serentak.
“Astaghfirullah, kalian jangan su’udhon gitu dong. Gue cuma ingin menutup aurat. Bukankah menutup aurat itu kewajiban bagi setiap ummat Rasulullah? Dan ini adalah perintah Allah kan?” Alexa bertausiyah di depan teman temannya.
“Tapi kok nggak dari dulu sih berubahnya?” Tanya Chintia dengan muka nano-nano; asam manis asin.
“Seharusnya sih pengen cepet-cepet. Tapi gue masih ragu. Tapi setelah gue coba ternyata wanita lebih anggun jika menutup auratnya serta mengubah perilakunya menjadi orang yang sholihah.” terang Alexa. Kawan-kawannya mengangguk seakan mengerti.
“Oh ya, masuk dulu yuk ....! ”
Alexa mempersilahkan teman-temannya masuk ke dalam rumah mewahnya. Mata ketiga gadis itu terbelalak lagi ketika melihat suasana rumah Alexa yang berubah 90 drajat. Berbeda sekali dengan seminggu lalu ketika mereka bertandang.
Dulu di setiap sudut rumah lukisan-lukisan karya pelukis ternama terpampang. Tapi sekarang, lafal-lafal kaligrafi menghiasi seluruh sudut rumah Alexa.
Mungkin bukan hanya penampilan Alexa, rumah Alexa ataupun sikap Alexa yang berubah. Tapi hati Alexa juga. Lunar merenungi segala perbuatannya. Ia teringat kejadian tiga minggu yang lalu. Kejadian yang membuatnya merasa sangat bersalah, yaitu ketika Ia melempar bola tepat di kepala Pak Ishaq lantaran Lunar di hukum karena tidak mengerjakan PR.
Hati ketiga gadis itu luluh lantah, mereka ingin merubah diri mereka masing-masing agar menjadi lebih baik.
***
Keesokan harinya.
Jarum jam telah menunjukkan pukul 06.30. Biasanya jam segini Gank Style udah nongkrong di kantin atau kalo nggak gitu, keisengan jadi kegiatan ekstrakulikuler mereka. Dan sudah menjadi rutinitas bagi Gank Style…! Jam-jam masuk sekolah adalah saat-saat tebar pesona. Para murid seperti biasa berjajar dan berbaris menunggu Gank terpopuler itu. Sekedar menghilangkan bosan atau sekadar pengen tau apa yang bakal dilakukan Gank Style. Cowok cowok juga menunggu-nunggu Gank Style lewat tepat di hadapannya. Mereka menuturkan, para anggota Gank Style yang cantik-cantik dan sexy mampu mencuci mata sampai puas.
Suara tapak kaki mulai mendekat. Suara itu makin keras. Semua murid pasang mata. Mereka udah yakin kalon ini suara tapak kaki dari 4 gadis Gank Style. Murid-murid terbelalak. Ada yang garuk-garuk kepala, geleng-geleng kepala, mengelus dada bahkan ada yang sempat sempatnya jatuh pingsan.
Gank Style yang biasanya berpakaian ketat nan sexy kini telah terbalut dengan busana muslim. Kini Gank Style telah berganti menjadi Gank Piety .
Subhanallah...**
Lamongan, 2008
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Jumat, 19 September 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A Rodhi Murtadho
A. Ginandjar Wiludjeng
A. Junianto
A. Kurnia
A. Qorib Hidayatullah
A. Yusrianto Elga
A.S Laksana
A’yat Khalili
Aang Fatihul Islam
Abdul Azis Sukarno
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Hadi WM
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Malik
Abdul Razak
Abdul Rosyid
Abdul Wahab
Abdurrahman Wahid
Abu Salman
Acep Iwan Saidi
Acep Zamzam Noor
Adam Chiefni
Ade P. Nasution
Adhitia Armitriant
Adi Prasetyo
Adrizas
AF. Tuasikal
Afriza Hanifa
Afrizal Malna
Agama Para Bajingan
Agnes Rita Sulistyawaty
Aguk Irawan M.N.
Agus B. Harianto
Agus Buchori
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sulton
Agus Sunyoto
Ahda Imran
Ahid Hidayat
Ahmad Baso
Ahmad Faishal
Ahmad Fatoni
Ahmad Hasan MS
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Khotim Muzakka
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Naufel
Ahmad Rofiq
Ahmad S. Zahari
Ahmad Syauqi Sumbawi
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ahsanu Nadia
Aini Aviena Violeta
Ainul Fiah
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Sekhu
Akhmad Sofyan Hadi
Akhmad Taufiq
Akhudiat
Akmal Nasery Basral
Alam Terkembang
Alang Khoiruddin
Alex R. Nainggolan
Alfian Dippahatang
Ali Audah
Ali Mahmudi CH
Ali Rif’an
Almania Rohmah
Ami Herman
Amien Wangsitalaja
Aminah
Aminullah HA.Noor
Amir Sutaarga
Anam Rahus
Anata Siregar
Andari Karina Anom
Andina Dwifatma
Andong Buku #3
Andre Mediansyah
Andri Awan
Anett Tapai
Anggie Melianna
Anindita S Thayf
Anis Ceha
Anjrah Lelono Broto
Anton Bae
Anton Kurnia
Anton Wahyudi
Anwar Nuris
Ardi Bramantyo
Ardus M Sawega
Arie MP Tamba
Arie Yani
Arief Joko Wicaksono
Arief Junianto
Ariera
Arif Bagus Prasetyo
Aris Kurniawan
Arman A.Z.
Arswendo Atmowiloto
Arti Bumi Intaran
AS Sumbawi
Asarpin
Asep Sambodja
Asmaul Fauziyah
Asti Musman
Atafras
Awalludin GD Mualif
Ayu Wulan Sari
Aziz Abdul Gofar
Azizah Hefni
Bagus Takwin
Bahrul Ulum A. Malik
Balada
Bale Aksara
Balok Sf
Bambang Kempling
Bamby Cahyadi
Bandung Mawardi
Beni Setia
Benny Arnas
Benny Benke
Beno Siang Pamungkas
Bentara Budaya Yogyakarta
Berita
Berita Duka
Berita Koran
Bernando J Sujibto
Berthold Damshauser
BI Purwantari
Binhad Nurrohmat
Bobby Gunawan
Bonari Nabonenar
Brunel University London
Budaya
Budi Darma
Budi P. Hatees
Budiman S. Hartoyo
Burhanuddin Bella
Camelia Mafaza
Catatan
Cerbung
Cerpen
Chairul Akhmad
Chamim Kohari
Chavchay Syaifullah
Cover Buku
Cucuk Espe
D. Zaini Ahmad
D. Zawawi Imron
Dadang Ari Murtono
Dahta Gautama
Daisuke Miyoshi
Damhuri Muhammad
Dami N. Toda
Damiri Mahmud
Danarto
Daniel Paranamesa
Danusantoso
Dareen Tatour
Darju Prasetya
David Kuncara
Denny Mizhar
Denza Perdana
Desi Sommalia Gustina
Desiana Medya A.L
Dewan Kesenian Lamongan (DKL)
Dewi Indah Sari
Dewi Susme
Dian Sukarno
Didik Harianto
Didik Kusbiantoro
Dina Jerphanion
Dina Oktaviani
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur
Dipo Handoko
Diyah Errita Damayanti
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Doddy Wisnu Pribadi
Dody Kristianto
Dody Yan Masfa
Donny Anggoro
Donny Syofyan
Dorothea Rosa Herliany
Dr Junaidi SS MHum
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Pranoto
Dwi Wiyana
Dyah Ratna Meta Novia
Dyah Sulistyorini
Ecep Heryadi
Eddy Pranata PNP
Edeng Syamsul Ma’arif
Eep Saefulloh Fatah
EH Kartanegara
Eka Budianta
Eka Kurniawan
Eko Hendrawan Sofyan
Eko Hendri Saiful
Eko Windarto
Elnisya Mahendra
Elva Lestary
Emha Ainun Nadjib
Emil WE
Endah Sulwesi
Endo Suanda
Eppril Wulaningtyas R
Esai
Evan Ys
F. Moses
F. Rahardi
Fadlillah Malin Sutan
Fahmi Faqih
Fahrudin Nasrulloh
Faisal Kamandobat
Fajar Kurnianto
Fanani Rahman
Fanny Chotimah
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Febby Fortinella Rusmoyo
Felix K. Nesi
Festival Sastra Gresik
Gabriel Garcia Marquez
Galang Ari P.
Galuh Tulus Utama
Gampang Prawoto
Gandra Gupta
Ganug Nugroho Adi
Gerson Poyk
Ghassan Kanafani
Gita Nuari
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gunoto Saparie
H.B. Jassin
Habibullah
Hadi Napster
Hadriani Pudjiarti
Halim HD
Halimi Zuhdy
Hamberan Syahbana
Han Gagas
Hanibal W. Y. Wijayanta
Hardi
Haris del Hakim
Haris Saputra
Harri Ash Shiddiqie
Hartono Harimurti
Hary B Kori’un
Hasan Aspahani
Hasan Junus
Hasif Amini
Hasnan Bachtiar
Hasta Indriyana
HE. Benyamine
Hendra Junaedi
Hendra Makmur
Heri CS
Heri Latief
Heri Listianto
Herman RN
Herry Lamongan
Heru CN
Heru Nugroho
Hikmat Gumelar
HL Renjis Magalah
Hudan Nur
Hujuala Rika Ayu
Huminca Sinaga
IBM. Dharma Palguna
Ibnu Wahyudi
Ida Farida
Idris Pasaribu
Ignas Kleden
Ignatius Haryanto
Iksan Basoeky
Ilham Khoiri
Imam Cahyono
Imam Muhtarom
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Rosyid
Imron Tohari
Indiar Manggara
Indra Intisa
Indra Tjahyadi
Indra Tranggono
Indrian Koto
Ira Puspitaningsih
Irfan Budiman
Isbedy Stiawan Z.S.
Iskandar Noe
Iskandar Zulkarnain
Ismail Marzuki
Iva Titin Shovia
Iwan Kurniawan
Jabbar Abdullah
Jafar Fakhrurozi
Jalan Raya Simo Sungelebak
Jamal D. Rahman
Jamal T. Suryanata
Javed Paul Syatha
Jayaning S.A
JILFest 2008
Jody Setiawan
Johan Edy Raharjo
Johannes Sugianto
Joko Pinurbo
Joko Sandur
Joni Ariadinata
Jual Buku
Jual Buku Paket Hemat
Juan Kromen
Julika Hasanah
Jurnalisme Sastrawi
Jusuf AN
Juwairiyah Mawardy
Ka’bati
Karanggeneng
Karya Lukisan: Andry Deblenk
Kasnadi
Keith Foulcher
Kemah Budaya Panturan (KBP)
Khansa Arifah Adila
Khoirul Inayah
Khoirul Rosyadi
Khudori Husnan
Ki Ompong Sudarsono
Kirana Kejora
Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Sastra Ilalang Indonesia
Korrie Layun Rampan
Kostela
Kritik Sastra
Kukuh S Wibowo
Kurnia Effendi
Kurniawan
Kuswaidi Syafi'ie
L.N. Idayanie
Laili Rahmawati
Lamongan
Lan Fang
Langgeng Widodo
Lathifa Akmaliyah
Leila S. Chudori
Lely Yuana
Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember
Liestyo Ambarwati Khohar
Lina Kelana
Linda Sarmili
Liza Wahyuninto
Lucia Idayanie
Lukman A Sya
Lutfiah
Lynglieastrid Isabellita
M Arman AZ
M Ismail
M Thobroni
M. Afifuddin
M. Arwan Hamidi
M. Lukluk Atsmara Anjaina
M. Lutfi
M. Luthfi Aziz
M. Nurdin
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
M.S. Nugroho
Mahendra Cipta
Mahmud Jauhari Ali
Mahmud Syaltut Usfa
Mahmudi Arif Dahlan
Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Martin Aleida
Maruli Tobing
Mas Ruscita
Mashuri
Masuki M. Astro
Matroni
Matroni Muserang
Media: Crayon on Paper
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Mia Arista
Mia El Zahra
Mikael Johani
Misbahus Surur
Misran
Mohamad Ali Hisyam
Mohammad Eri Irawan
Much. Khoiri
Muh. Muhlisin
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Amin
Muhammad Aris
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Rain
Muhammad Taufiqurrohman
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun
Muhammadun AS
Muhidin M Dahlan
Mujtahid
Mujtahidin Billah
Mukti Sutarman Espe
Mulyadi SA
Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik
Munawir Aziz
Musfarayani
Musfi Efrizal
Nafisatul Husniah
Nandang Darana
Naskah Teater
Nelson Alwi
Ni Made Purnamasari
Nikmatus Sholikhah
Nina Herlina Lubis
Nina Susilo
Ning Elia
Noor H. Dee
Noval Jubbek
Novel-novel berbahasa Jawa
Novelet
Nunuy Nurhayati
Nur Azizah
Nur Hamzah
Nur Kholiq
Nurdin Kalim
Nurel Javissyarqi
Nurul Aini
Nurul Anam
Nurul Komariyah
Nuryana Asmaudi SA
Nyoman Tusthi Eddy
Obrolan
Okty Budiati
Orasi Budaya Akhir Tahun 2018
Otto Sukatno CR
Oyos Saroso H.N.
Pagan Press
Pagelaran Musim Tandur
Palupi Panca Astuti
Parimono V / 40 Plandi Jombang
Pawang Surya Kencana
PDS H.B. Jassin
Petrus Nandi
Politik
Politik Sastra
Pradana Boy ZTF
Pramoedya Ananta Toer
Pramono
Pringadi AS
Prof Dr Fabiola D. Kurnia
Prosa
Puisi
Puji Santosa
Puji Tyasari
Puput Amiranti N
Purnawan Andra
Purnawan Kristanto
Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin
Pustaka Ilalang Group
PUstaka puJAngga
Putu Wijaya
Qaris Tajudin
R. Ng. Ronggowarsito
Rachmad Djoko Pradopo
Radhar Panca Dahana
Rahmat Kemat Hidayatullah
Rahmat Sularso Nh
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Rasanrasan Boengaketji
Raudal Tanjung Banua
Redland Movie
Reiny Dwinanda
Resensi
Rialita Fithra Asmara
Ribut Wijoto
Riki Dhamparan Putra
Riki Utomi
Ririe Rengganis
Risang Anom Pujayanto
Riyon Fidwar
Robin Al Kautsar
Robin Dos Santos Soares
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Roso Titi Sarkoro
Rozi Kembara
Rukardi
Rumah Budaya Pantura (RBP)
Rusmanadi
S Yoga
S. Jai
S.W. Teofani
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Saiful Amin Ghofur
Saiful Anam
Sainul Hermawan
Sajak
Salamet Wahedi
Salman S. Yoga
Samsudin Adlawi
Samsul Anam
Sanggar Lukis Alam
Sanggar Pasir
Sanggar Rumah Ilalang KSII
Santi Puji Rahayu
Sapardi Djoko Damono
Saroni Asikin
Sartika Dian Nuraini
Sastra dan Kuasa Simbolik
Sastra Jawa Timur
Satmoko Budi Santoso
Saut Situmorang
Sayyid Fahmi Alathas
SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang
SelaSastra Boenga Ketjil
SelaSastra Boenga Ketjil #33
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Sergi Sutanto
Setia Naka Andrian
Shiny.ane el’poesya
Sholihul Huda
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sinopsis
Siti Khoeriyah
Siti Muyassarotul Hafidzoh
Siti Sa’adah
Siwi Dwi Saputra
Siwi Dwi Saputro
Sjifa Amori
Slamet Rahardjo Rais
Soegiharto
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sosiawan Leak
Spectrum Center Press
Sri Weni
Sri Wintala Achmad
Suci Ayu Latifah
Sucipto Hadi Purnomo
Sudirman
Sugi Lanus
Sukron Ma’mun
Sulaiman Djaya
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sungging Raga
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Supriyadi
Surya Lesmana
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Suyanto
Syaf Anton Wr
Syaifuddin Gani
Syaiful Amin
Syarif Wadja Bae
Sylvianita Widyawati
TanahmeraH ArtSpace
Tarmuzie (1961-2019)
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Presetyo
Teguh Setiawan
Teguh Winarsho AS
Temu Penyair Timur Jawa
Tengsoe Tjahjono
Tia Setiadi
Tirto Suwondo
Tita Tjindarbumi
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan
Tosa Poetra
Tri Nurdianingsih
Triyanto Triwikromo
TS Pinang
Tu-ngang Iskandar
Tulus S
Ulul Azmiyati
Umar Fauzi
Umar Fauzi Ballah
Umar Kayam
Umbu Landu Paranggi
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Usman Arrumy
Utari Tri Prestianti
Viddy AD Daery
Virdika Rizky Utama
W Haryanto
W.S. Rendra
Wahyu Prasetya
Wan Anwar
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wina Bojonegoro
Wita Lestari
Wong Wing King
Wowok Hesti Prabowo
Xu Xi (Sussy Komala)
Y. Thendra BP
Y. Wibowo
Yanusa Nugroho
Yasraf Amir Piliang
Yayat R. Cipasang
Yohanes Sehandi
Yona Primadesi
Yopi Setia Umbara
Yudhi Herwibowo
Yudi Latif
Yusri Fajar
Yusuf Ariel Hakim
Yuval Noah Harari
Zacky Khairul Uman
Zainuddin Sugendal
Zamakhsyari Abrar
Zawawi Se
Zed Abidien
Zehan Zareez
Zhaenal Fanani
Zubaidi Khan
Zuniest
Tidak ada komentar:
Posting Komentar